Advertisement
Rencana Penghapusan Diskon Ojol Tuai Pro-Kontra, Kamu?

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Rencana pemerintah untuk melarang praktik pemberian diskon tarif transportasi online untuk ojek online (ojol) dan taksi online disambut baik.
Sekretaris Jenderal Paguyuban Gojek Driver Jogja (Pagodja) Widi Asmara mengatakan promo atau diskon memang bagian dari marketing. Namun yang terjadi menurutnya, kompetitor memberikan promo yang berlebihan sehingga dapat menjatuhkan dan menumbuhkan persaingan tidak sehat.
Advertisement
“Promo juga bagian dari marketing, tetapi untuk pemerintah kami penginnya tetap yang wajar yang adil,” ucap Widi, Rabu (12/6).
Meski cukup mendukung agar permasalahan promo tersebut dikendalikan, di sisi lain ada kekhawatiran juga akan ditinggal pelanggan. Situasi ini, kata dia, sempat terjadi saat diterapkannya penyesuaian tarif baru. Kendati demikian, dia berharap pelanggan juga bisa mengetahui kondisi yang ada.
Terkait dengan kemungkinan adanya penyesuaian kembali tarif Widi mengaku belum mengetahui wacana itu. Namun, dia menilai penyesuaian tarif yang terakhir kali sudah cukup adil.
Pelanggan Keberatan
Pelanggan ojol Christin Natalin menyayangkan jika benar promo ojol akan dilarang. Menurutnya, setelah tarif dinaikkan, promo-promo tersebut yang meringankan pelanggan.
“Orang beralih dari ojek konvensional ke online, selain mudah kan juga murah. Jadi kalau akhirnya mahal lagi, terus tidak ada promo ya sangat disayangkan. Bukan tidak mungkin akan berkurang pelanggannya,” ucapnya.
Ia berharap promo tersebut tetap ada. Lantaran banyak yang menguntungkan bagi pelanggan. Terutama bagi pelanggan yang hampir setiap hari menggunakan.
Pelanggan lainnya Indra Purnomo mengatakan juga menyayangkan jika kebijakan itu benar akan diterapkan. Menurutnya, harga setelah penyesuain beberapa waktu lalu untuk jarak pendek sudah cukup memberatkan.
“Mungkin tidak dilarang sepenuhnya promo tersebut. Kalau mau diperbaruhi kebijakannya, ya dibatasi saja promonya. Tidak semua promo dibatas,” ucap Indra.
Diketahui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri akan kembali menyesuaikan tarif untuk menghindari dua aplikator saling “membunuh”. Direncanakan kebijakan ini selesai pada akhir Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
Advertisement
Advertisement