Advertisement

Gara-Gara Harga Tiket Pesawat Tinggi, Bisnis Kondotel Terdampak

Mutiara Nabila
Senin, 24 Juni 2019 - 06:37 WIB
Mediani Dyah Natalia
Gara-Gara Harga Tiket Pesawat Tinggi, Bisnis Kondotel Terdampak Ilustrasi apartemen - Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA–Tingginya harga tiket pesawat tidak hanya membuat wisatawan menguras kantong lebih dalam untuk bisa bepergian jalan-jalan, tetapi juga berimbas pada investasi properti kondotel. 

Kondotel atau kondominium hotel merupakan salah satu produk investasi properti. Pemilik hanya memiliki waktu terbatas untuk menempatinya, biasanya hanya 21 hari dalam satu tahun. Properti ini memang untuk disewakan entah itu harian, mingguan, dan lainnya. Pengelola akan memberikan sejumlah keuntungan sewa atau rental yield bagi pemilik kondotel.

Advertisement

Kondotel yang berada di kawasan wisata seperti Bali, Jogja, Bandung atau juga pusat bisnis seperti Jakarta atau Surabaya. Kenaikan harga tiket pesawat tentunya bisa berimbas kepada jumlah tamu yang menginap.

“Kalau kita melihat karakter kondotel. Ada yang di-manage oleh hotel, dikelola oleh operator. Ada juga yang tidak. Itu tergantung dari pemilik,” ujar Head of Advisory JLL Indonesia, Vivin Harsanto belum lama ini.

Vivin memaparkan apabila kondotel tersebut dikelola oleh manajemen hotel, maka ada kemungkinan penurunan pendapatan. Biasanya kondotel seperti ini berdampingan dengan hotel. Namun, lain halnya kalau kondotel tersebut dikelola sendiri oleh pemilik. Sang pemilik harus bisa bersiasat agar okupansi hunian tetap tinggi. “Kalau kita lihat kondotel di Bandung, Surabaya, atau Bali, titik-titik ini dapat dicapai dengan jalan darat,” lanjut Vivin.

Bagi pelancong asal Jakarta, mereka bisa menggunakan jalan darat untuk mencapai Bandung dan Surabaya, tetapi harus menggunakan pesawat terbang untuk mencapai Bali. Sementara mereka yang tinggal di dekat Bali terutama di Jawa Timur, bisa menggunakan mobil dan kemudian menyeberang ke Bali. Jadi memang ada sejumlah kawasan yang masih harus dicapai dengan pesawat. Ada juga area yang bisa dijangkau dengan mobil.

Kalau wisatawan harus mencapai sebuah lokasi wisata menggunakan pesawat terbang tentunya memang berimbas pada penurunan tingkat hunian kondotel. Turis harus merogoh uang banyak hanya tiket, belum dengan biaya akomodasi dan konsumsi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Potensi Wisata Offroad Mulai Diminati Segmen Komunitas dan Keluarga di Jogja

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement