Advertisement
Rupiah Sentuh Level Tertinggi Sejak Juni 2018

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Seiring dengan menguatnya minat investasi aset berisiko sehari setelah serangan rudal Iran terhadap fasilitas militer AS di Irak, rupiah berhasil menyentuh level tertingginya sejak Juni 2018 pada perdagangan Kamis (9/1).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup Rp13.854 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,33% atau 46 poin menjadi mata uang dengan kinerja penguatan terbaik ketiga di antara mata uang Asia. Pada pertengahan perdagangan, rupiah sempat menyentuh level Rp13.848 per dolar AS, level tertingginya sejak Juni 2018. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 0,18% menjadi 97,473.
Advertisement
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sentimen menjadi lebih positif bagi rupiah seiring dengan fokus pasar yang beralih kembali ke optimistis dengan kesepakatan perdagangan tahap pertama AS dan China akan segera terealisasi pada pekan depan.
“Investor berpikir kesepakatan itu akan menghapus salah satu ketidakpastian terbesar dan membantu mendorong pertumbuhan global tahun ini, meskipun beberapa orang berpikir bahwa pandangan itu terlalu optimistis,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (9/1).
Selain itu, rilis data cadangan devisa dalam negeri yang berhasil menunjukkan hasil positif juga membantu menopang penguatan mata uang Garuda. Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Indonesia periode Desember 2019 sebesar US$129,18 miliar [Rp1.789 triliun]. Angka ini meningkat US$2,5 miliar [Rp34,6 triliun] dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat US$126,63 miliar [Rp1.753 triliun].
Secara akumulatif, sepanjang 2019 cadangan devisa Indonesia berhasil menguat sebesar US$8,5 miliar [Rp117,7 triliun]. Penguatan tersebut pun terjadi bahkan di tengah ketidakpastian perang dagang AS dan China yang memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Sementara itu, Moody’s Investors Service, lembaga pemeringkat internasional, memberi peringkat stabil (Baa2) untuk surat utang Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang masih dibayangi ketidakpastian. Prospek tersebut diberikan dalam laporan teranyar Moody's yang dirilis pada Januari 2020.
Peringkat stabil menunjukkan kualitas surat utang Indonesia tidak mengalami perbaikan dari sebelumnya, tetapi tidak pula mengalami kemerosotan. Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Jumat (10/1) masih melanjutkan penguatannya dengan bergerak di kisaran Rp13.800 per dolar AS hingga Rp13.860 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
- Cara Cek BSU Lewat Aplikasi Pospay
- Ekonom Prediksi Bunga Utang RI Makin Membengkak
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
Advertisement

Pemkot Jogja Buka Seleksi Beasiswa Prestasi Tingkat Kelurahan 2025
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Berakhirnya Libur Sekolah, Harga Komoditas Pangan Mulai Turun
- Larangan Bus Wisata Masuk Jogja, Hunian Hotel Diperkirakan Turun
- Toyota Kuasai Pasar Mobil Tanah Air per Juni 2025, Kijang Innova Terjual 31.100 Unit
- Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Mendorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia
- Paket Hot Deals dengan Harga Terbaik di Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto
- KAI Daop 6 Yogyakarta Umumkan Ketentuan Pesan Tiket Kereta Api di KAI Access Bisa Dilakukan 30 Menit Sebelum Berangkat
- Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor 200 Persen untuk Produk Obat, Ini Kata Produsen Indonesia
Advertisement
Advertisement