Advertisement
Kreatif, Pasutri Jogja Ini Produksi Sepeda Bergaya Vintage

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sejak diberlakukannya pembatasan sosial guna memutus rantai penularan Covid-19, kegiatan bersepeda menjadi kian banyak peminatnya. Banyaknya orang yang memilih mendesain sendiri sepedanya, menjadi peluang bagi pasangan suami istri ini untuk meraup untung.
Jalanan kota semakin terlihat sesak oleh kendaraan bermotor. Di setiap simpang lampu merah Kota Jogja, selalu terlihat puluhan motor berjejal menunggu lampu berubah menjadi hijau. Pemandangan orang bersepeda sudah sangat jarang terlihat.
Advertisement
Meski begitu pada 2015, pasangan suami istri Nova Putra Pamungkas dan Yanthi Carolina memilih untuk merintis bisnis sepeda buatan tangan jenis city bike. Di bengkel kecil milik mereka pelanggan bebas mendesain sepeda mereka sendiri. Oleh karena itu pada 2017 bengkel sepedanya berubah nama menjadi Swaspeda.
Banyaknya orang yang mendesain sendiri sepedanya, menjadi peluang bagi Nova dan Yanthi. Dengan memproduksi sepeda jenis city bike berkonsep vintage, mereka harus berjuang dari nol. Kini, sudah tak terhitung pesanan yang mengantre sepeda hasil produksi mereka.
Konsep yang ditawarkan Swaspeda adalah sepeda penuh warna berkonsep vintage. Dengan model bisnis ini, Nova berharap para pelanggannya dapat memiliki sepeda yang mewakili kepribadian mereka. Sentuhan personal yang paling kuat, mereka bisa menambahkan keranjang rotan, saddle wrap, hingga membubuhkan nama sepeda mereka.
Akan tetapi di masa awal perintisan, belum banyak pelanggan yang mengetahui produk mereka. Dalam satu bulan, mereka hanya menerima sekitar dua hingga lima orderan. Bahkan mereka pernah menerima hanya satu pesanan dalam satu bulan. Segmennya pun sangat spesifik, yaitu orang yang mencintai dunia kreatif.
Meski begitu, Nova tetap yakin bisnisnya akan berkembang. Sebab bisnisnya memiliki konsep yang unik. “Prinsip kami dalam menjalankan bisnis Swaspeda dalam masa perintisan sampai sekarang ini adalah tetap konsisten bergerak terus, mengerjakan dengan penuh passion dan kebahagiaan. Tampak klise, tetapi begitulah adanya hingga kami menemukan momennya,” kata Nova kepada Harian Jogja, Selasa (4/8).
Momen yang dimaksud Nova adalah saat pandemi makin merebak. Banyak orang takut untuk pergi ke luar rumah dan mengendarai transportasi umum termasuk ojek daring. Mereka dihimbau untuk bergeser ke gaya hidup sehat. Saat itulah tren bersepeda mulai naik daun.
Makin tinggi kenaikan tren bersepeda di tengah pandemi, makin banyak orang yang fanatik dengan sepeda. Mereka ingin sepeda yang sangat mewakili kepribadian mereka. Saat pandemi, Swaspeda pun kebanjiran pesanan.
“Kami menyiasati dengan membagi pre-order [PO] per bulan. Kemudian membatasi jumlah PO sekitar 5-10 sepeda per bulan. Di samping ketersediaan sparepart yang cukup langka di masa tren ini, kami membatasi jumlah produksi guna tetap menjaga kualitas produksi kami,” kata Nova.
Buatan Tangan
Nova membutuhkan waktu kurang lebih dua pekan untuk menyelesaikan satu sepeda proses pembuatan diawali dengan pelanggan yang memilih warna dan nama untuk sepedanya. Nova dibantu Yanthi kemudian menggambarkan desain, setelah disetujui pelanggan kemudian diproduksi di bengkel Swaspeda yang terletak di Jalan Nyi Wijhi Adhisoro, Kecamatan Kotagede, Kota Jogja.
“Beberapa sparepart memang handmade, jadi butuh waktu cukup lama. Misal saddle wrap dan keranjang rotan. Hanya ada satu jenis sepeda saja yang kami jual yaitu city bike vintage, untuk harga saat ini Rp3.000.000,” kata Nova.
Jika ingin menambah tempat duduk anak, akan dikenakan biaya tambahan. Swaspeda sendiri pernah viral di jagad media sosial pada tanggal 23 Juni 2020. Saat itu akun Twitter seorang figur publik, Risa Saraswati, mengunggah foto sepeda pesanannya. Dalam unggahannya tersebut Risa menjelaskan bahwa sepeda itu buatan bengkel Swaspeda asal Kotagede, Jogja.
Kini, pelanggan Swaspeda tidak hanya berasal dari pulau Jawa tetapi sudah merambah Kota Medan. Ada juga pembeli dari Jakarta, Bandung, Makassar, Palembang dan Aceh. Nova mengakui bahwa jenis sepeda city bike bisa digunakan oleh siapapun, tidak memandang usia maupun gender dari pengguna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
- Presiden Prabowo Subianto Dijadwalkan Bertemu Donald Trump untuk Negosiasi Tarif Impor
- Ini Profil Riza Chalid Saudagar Minyak yang Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pertamina
- Aturan Rumah Bersubsidi Ukuran Mini Batal Direalisasikan, Ini Daftar dan Ukuran yang Berlaku
Advertisement

Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
- Cari Smart TV untuk Streaming Netflix dan YouTube? Intip Rekomendasinya dari Polytron!
- Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY
- Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi Tinjau Kantah Virtual Kota Tangerang: Benar-benar Digital Twin
- Rute Penerbangan Yogyakarta-Karimunjawa Dibuka, GIPI Dorong Pemda DIY Ciptakan Pasar
- Hingga Juli 2025 Sebanyak 2.495 Pekerja di DIY Terkena PHK
- Pesan Menteri Nusron dalam Forum Pembangunan Wilayah di Sulteng: Tata Ruang Harus Ketat demi Jaga Ketahanan Pangan
Advertisement
Advertisement