Advertisement

WhatsApp Jadi Solusi Pedagang Pasar Jangkau Pelanggan di Tengah Pandemi

Media Digital
Rabu, 26 Mei 2021 - 14:57 WIB
Nina Atmasari
WhatsApp Jadi Solusi Pedagang Pasar Jangkau Pelanggan di Tengah Pandemi Nyimas, pedagang pakaian di Pasar Kranggan, Kota Jogja dengan kode QR akun WhatsApp Business miliknya. - Ist/dok

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Pedagang pasar tradisional yang umumnya bergantung pada penjualan tatap muka menjadi salah satu pihak paling terdampak akibat pandemi ini.

Salah satu pedagang tersebut adalah Nyimas, 41 tahun. Nyimas menjual berbagai jenis pakaian di kios kecil yang ia kontrak di Pasar Kranggan, Kota Jogja. Saat pandemi melanda tahun lalu, penjualannya menurun drastis akibat jumlah pengunjung pasar yang juga berkurang secara signifikan.

Advertisement

“Saya rugi besar, penjualan anjlok. Lalu saya diajak oleh Ibu Wiwit, salah satu fasilitator dari UKM Indonesia, untuk mempelajari WhatsApp Business,” ungkap Nyimas.

Nyimas adalah salah satu dari 1.243 pedagang pasar di Indonesia yang telah menyelesaikan pelatihan digital gratis dari Program Pasar JuWAra. Program ini diinisiasi oleh WhatsApp dan UKM Indonesia untuk membekali para pedagang pasar tradisional seperti Nyimas dengan pengetahuan untuk memanfaatkan sarana digital seperti WhatsApp Business.

Baca juga: Perayaan Waisak di Jogja Digelar Sederhana

Sebelum mengetahui tentang pelatihan Pasar JuWAra, ia hanya bergantung pada pelanggan yang berkunjung langsung ke tokonya. Metode ini sudah ia jalani sejak pertama merintis bisnis di usia 30 tahun. Ia memulai berjualan pakaian demi mendapat pendapatan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Bagi Nyimas, usia bukanlah hambatan untuk mengenal dan mempelajari hal baru. Awalnya ia hanya fokus pada pelanggan perempuan dan hanya menjual pakaian gamis wanita yang saat itu sedang populer. Kemudian ia sadar bahwa ia bisa menarik lebih banyak pelanggan dengan menambah varian produknya.

“Kalau sekarang, saya menjual lebih banyak jenis pakaian. Mulai dari kemeja, gaun, celana, selendang, kaos kaki, hingga pakaian dalam. Produk saya juga tidak terbatas untuk perempuan saja, tetapi juga untuk laki-laki dan semua usia,” katanya.

Awalnya, Nyimas mengikuti Program Pasar JuWAra dengan niat ingin bertemu orang baru dan untuk mempromosikan produknya. Siapa sangka, pelatihan yang mudah dan menyenangkan, membuatnya serius menjalani pelatihan. Ia berlatih mempraktikkan apa yang ia pelajari selama pelatihan tersebut dan menerapkannya. Ia belajar cara mengambil foto produk yang menarik bagi pembeli, menggunakan berbagai fitur yang tersedia di WhatsApp Business, serta cara efisien melayani dan bertransaksi dengan pelanggan melalui WhatsApp.

Baca juga: Kendaraan Masuk DIY Naik Tajam, Pemda DIY Sebut Wisatawan

“Saya sangat suka menggunakan fitur Salam, karena sangat membantu. Pelanggan yang menghubungi saya melalui chat akan langsung tahu kalau saya jualan baju,” ungkapnya. “Mereka juga bisa melihat baju apa saja yang saya jual lewat fitur Katalog. Pelanggan jadi mudah mencari baju yang mereka inginkan. Bahkan, mereka juga bisa langsung mengetahui detail dan harga barang, kemudian langsung konfirmasi daftar pesanan mereka.”

Kini memasuki tahun kedua pandemi, pendapatan Nyimas belum sepenuhnya pulih. Namun setidaknya, penjualannya perlahan bangkit karena sarana digital.

Hal ini membuat Nyimas bersemangat untuk membagikan yang ia pelajari tentang WhatsApp Business ke teman-teman pedagang lainnya di Pasar Kranggan.

“Kami para pedagang di Pasar Kranggan saling mendukung. Apalagi di masa sulit seperti ini, di mana hampir tidak ada pembeli yang datang,” kata Nyimas. “Saya sangat senang bisa membantu teman-teman pedagang lain menggunakan WhatsApp Business. Dengan begitu, teman-teman saya juga bisa meningkatkan pendapatan mereka, apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri.”

Nyimas paham bahwa sebagian besar orang masih enggan untuk membeli pakaian langsung dari pasar. Banyak yang menganggap pasar kurang higienis dan ramai, apalagi pandemi belum berlalu. Hal ini yang merupakan satu dari sekian alasan bagi Nyimas untuk mulai berjualan online melalui WhatsApp Business. Ia berharap dengan menggunakan sarana digital, pelanggan dapat dengan mudah menjangkau dan membeli produk dari tokonya dan teman-temannya, tanpa harus merasa takut harus pergi ke pasar atau terhadap keramaian.

Program Pasar JuWAra yang diadakan oleh WhatsApp dan UKM Indonesia telah melatih 1.243 pedagang dari 66 pasar tradisional yang tersebar di 20 kota Indonesia. Program ini dirancang agar pedagang yang telah menerima pelatihan dapat mengajari rekan-rekan pedagang di sekitar mereka tentang cara menggunakan WhatsApp Business untuk meningkatkan penjualan mereka. Di Jogja, Program Pasar JuWAra telah diadakan di Pasar Pujokusuman, Pasar XT Square, Pasar Beringharjo, Pasar Ngasem, Pasar Branta, and Pasar Colombo. Pelatihan ini juga diadakan di kota sekitarnya seperti Bantul di Pasar Desa Potorono dan Pasar Desa Bangunharjo.

“WhatsApp telah menjadi mitra kami sejak lama karena kami berbagi visi yang sama untuk memberdayakan UMKM di Indonesia. Kini, kami bermitra kembali untuk menghadirkan pelatihan ini bagi para pedagang pasar di pelosok Indonesia yang terdampak pandemi. Saat ini, kita tidak harus memiliki komputer untuk berjualan secara daring. Cukup dengan aplikasi yang mudah digunakan seperti WhatsApp Business sudah bisa membantu para pedagang berkembang bahkan di tengah pandemi,” kata Dewi Meisari, Project Leader UKMIndonesia.id.

Sebagai tambahan, WhatsApp menggandeng influencer lokal di Jogja, Sabria Kono, untuk bantu mempromosikan pameran virtual di akun Instagram UKM Indonesia yang digelar mulai dari 3 Mei 2021 kemarin. Pameran virtual ini menampilkan beberapa profil pedagang yang telah mengikuti pelatihan dan telah berhasil memanfaatkan WhatsApp Business. Harapannya, Sabria dan pameran virtual ini dapat membantu mendatangkan pelanggan baru bagi para pedagang Pasar JuWAra.

WhatsApp sangat peduli terhadap UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Kami berharap Program Pasar JuWAra kami dengan UKM Indonesia dapat mempercepat pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi,” kata Esther Samboh, Manajer Kebijakan Publik WhatsApp untuk Indonesia.

WhatsApp meluncurkan aplikasi gratis WhatsApp Business yang khusus didesain untuk membantu para pelaku UMKM pada 2018 lalu. Aplikasi ini menawarkan fitur-fitur seperti Balasan Cepat, Katalog, Keranjang, dan Pesan Otomatis untuk membantu pelaku UMKM memberikan layanan pelanggan yang lebih baik dan memudahkan transaksi mereka. Saat ini, ada lebih dari 175 juta orang berkirim pesan ke akun WhatsApp Business setiap harinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Catat! Tarif Parkir Kendaraan Bermotor di Lokasi Wisata Wilayah Bantul

Bantul
| Sabtu, 20 April 2024, 12:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement