Advertisement
Belanja Kelompok Masyarakat Bawah Lebih Lambat Pulih akibat Pandemi
![Belanja Kelompok Masyarakat Bawah Lebih Lambat Pulih akibat Pandemi](https://img.harianjogja.com/posts/2021/11/01/1087055/minuman-ringan.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Mandiri Institute menilai kelompok masyarakat di kelas ekonomi bawah mengalami pemulihan belanja yang lebih lambat dari kelas lainnya. Hal tersebut menunjukkan masyarakat bawah merasakan dampak cukup berkepanjangan dari pandemi Covid-19.
Hal tersebut tercantum dalam hasil riset Mandiri Institute bertajuk Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Belanja Rumah Tangga: Menuju Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi yang Berkelanjutan.
Advertisement
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menjelaskan bahwa secara keseluruhan terdapat pemulihan belanja masyarakat pada kuartal III/2021. Pelonggaran bertahap dari PPKM memicu kenaikan belanja.
Meskipun begitu, berdasarkan catatan Mandiri Institute, pemulihan belanja tidak terjadi secara merata di seluruh lapisan masyarakat. Pemulihan yang lebih cepat terjadi di kelas menengah dan atas, sedangkan kelas bawah masih berjibaku dengan kondisi ekonominya.
"Terlihat adanya divergensi belanja masyarakat berdasarkan kelompok pendapatan. Sepanjang 2020, pemulihan belanja kelompok bawah dan menengah berjalan secara konsisten. Namun sejak Februari 2021, kelompok bawah pulih lebih lama dibandingkan kelompok menengah," ujar Teguh pada Senin (1/11/2021).
Dia menjelaskan bahwa saat ini belanja masyarakat sudah kembali ke tingkat periode prapandemi. Belanja masyarakat pada kuartal III/2021 mengalami kontraksi 19 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ). Namun, belanja masyarakat itu tercatat meningkat 8 persen secara tahunan (yea-on-year/YoY).
Menurut Teguh, keseimbangan pemulihan kesehatan dan ekonomi mulai terasa pada akhir kuartal III/2021. Hal tersebut terlihat dari tren penurunan kasus baru Covid-19 yang diiringi dengan pemulihan belanja masyarakat.
Mandiri Institute menilai bahwa penerapan PPKM Darurat secara efektif mampu mengurangi mobilitas dan menekan kasus Covid-19 dan aktivitas ekonomi masyarakat masih mempunyai ruang untuk tetap berjalan.
"Tantangan terbesar adalah mempertahankan keseimbangan ini ke depan. Monitoring mobilitas, kasus dan kondisi ekonomi secara reguler dan mutakhir amat diperlukan. Selain itu, distribusi vaksin dan proses tes dan tracing agar dilakukan lebih baik dan cepat dengan biaya PCR/antigen yang lebih terjangkau," ujar Teguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kenaikan Tarif PPN 12 Persen, DPR Tunggu Keputusan Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Bukan Aoka, BPOM Perintahkan Roti Okko Ditarik dari Pasaran, Berikut Penjelasannya
- Gapmmi Belum Bisa Pastikan Kebenaran Kasus Roti Aoka
- BPBD DIY Bikin Program Hotel Tangguh Bencana, PHRI: Sudah Beberapa Kali Disimulasikan
- Harga Emas Antam Hari Ini Jumat (19/7), Turun Rp8.000 per Gram
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182760/klithih-kekerasan-jalanan-freepik.jpg)
Klitih Terjadi di Jalan Kretek-Siluk Bantul hingga Korban Patah Tulang, Ini Penjelasan Polisi
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Bantah Ada BBM Baru, Begini Penjelasan Luhut
- Bank BPD DIY Luncurkan QRIS Dinamis, Pengguna Tak Perlu Masukkan Nominal Pembayaran
- Ini Lima Negara Pemasok Utang Terbesar untuk Indonesia
- Pj Gubernur Jateng Dampingi Presiden Jokowi Lepas Ekspor 16 Ribu Pasang Sepatu Ke Amerika
- Indonesia Berada di Urutan Empat Produsen Kopi Terbesar di Dunia
- Kolaborasi Telin dan MEF Percepat Transformasi Digital di Indonesia
- Tingkatkan Peran Koperasi, Dinkop UKM DIY Gelar Simposium Nasional
Advertisement
Advertisement