Advertisement
Perang Rusia-Ukraina Berpeluang Memperburuk Krisis Chip

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Perang Rusia Ukraina diperkirakan membuat runyam krisis cip semikonduktor saat ini. Pasalnya, sejauh ini industri otomotif masih berada dalam fase pemulihan kelangkaan rantai pasokan.
Masalah tersebut pun bisa menjadi lebih buruk setelah invasi Rusia ke Ukraina beberapa hari lalu. Bahkan beberapa laporan menyebutkan bahwa gangguan produksi yang dialami perusahaan teknologi dan industri otomotif ini bakal berjalan lebih dari setahun.
Sementara itu, Rusia dan Ukraina merupakan negara yang penghasil gas neon dan paladium yang digunakan untuk membuat cip semikonduktor. Informasi itu disampaikan langsung oleh perusahaan riset pasar di California, Techcet.
Menurut mereka, dilansir dari tempo.co, Minggu (27/2/2022), produksi neon gas dilakukan di Rusia kemudian dipasok dan dimurnikan oleh perusahaan kimia Ukraina. Kini harga neon pun mengalami peningkatan hingga 600 persen setelah terjadinya perang Rusia Ukraina.
Selain itu, Rusia juga merupakan negara yang memasok paladium utama. Perusahaan riset tersebut menyebutkan Rusia memasok sekitar 33 persen paladium secara global. Bahan ini nyatanya menjadi logam utama yang digunakan untuk catalytic converter di industri otomotif.
Masalah krisis cip semikonduktor ini nyatanya sudah mulai melanda produsen mobil di Indonesia. Hal itu disampaikan langsung oleh pihak PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) beberapa hari lalu.
Dalam acara peluncuran Mercedes-Benz GLC Night Edition, Head of Sales Operations and Product Management PT MBDI Kariyanto Hardjosoemarto menjelaskan bahwa tahun ini dampak krisis cip semikonduktor menjadi lebih buruk. Namun mereka berharap bisa mengatasi masalah itu sehingga pengiriman ke konsumen tidak terhambat.
“Untuk saat ini kami sangat merasakan dampak dari krisis chip semikonduktor. Bahkan saya bisa sampaikan kondisi di awal 2022 ini, jujur saja lebih buruk dampaknya dibandingkan 2020. Itu mengakibatkan keterlambatan supply dari pabrik, dan tentu secara simultan memperlambat supply kami kepada dealer, dan dealer kepada konsumen,” jelas Karyanto.
Lebih lanjut Karyanto juga mengungkapkan bahwa keterlambatan suplai itu terjadi pada mobil yang diproduksi di dalam negeri (CKD/completely knocked down), maupun di luar negeri (CBU/Completely Built Up).
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Waspada Investasi Tutup 6.000 Pinjol Ilegal dan Investasi Bodong
- Serangan Siber BSI Celahnya Ternyata dari Komputer yang Sudah Usang
- Long Weekend, PHRI DIY: Kenaikan Wisatawan Tak Signifikan
- Uang yang Beredar di Indonesia pada April Capai Rp8.350,4 Triliun
- 8 Calon Dewan Komisioner OJK, Yuk Cek Profilnya di Sini
Advertisement

Berapa Alokasi Anggaran Pilkada 2024 di Gunungkidul? Cek di Sini
Advertisement

Restoran Jepang Sajikan Mi yang Lebarnya Mencapai 12 Sentimeter, Begini Cara Memakannya
Advertisement
Berita Populer
- Transaksi Pameran Perumahan REI DIY Tembus Rp50 Miliar, Rumah Harga di Bawah Rp700 Juta Laris
- Harga Gabah Masih Terus Naik, Segini Angkanya
- 24 Pinjol Miliki Kredit Macet Tinggi, Ini yang Dilakukan OJK
- Mau Masuk Obligasi Korporasi? Perhatikan Masalah Ini
- DPR dan Pemerintah Sepakat Naikkan Target Rasio Perpajakan 2024
Advertisement
Advertisement