Advertisement
Sarung Tangan Northy, Buah dari Kejelian Mencermati Peluang Bisnis
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Melihat peluang minimnya pelaku usaha di bidang sarung tangan membuat Northy terus memantapkan diri menjadi brand sarung tangan motor. Kini, sarung tangan Northy sudah dikenal luas di kalangan pehobi motor, termasuk para selebritis.
Berawal dari sebuah usaha yang memproduksi sarung tangan untuk sejumlah brand outdoor, sekumpulan anak muda Jogja kemudian merilis brand sarung tangan mereka sendiri. Mereka memberi nama sarung tangan itu dengan merek Northy.
Advertisement
Dirut Northy, EM Iqshal Nuari Adha menuturkan usaha sarung tangan ini dirintis berkat kejelian mereka melihat peluang. Di Indonesia kala itu mereka melihat belum banyak pelaku usaha yang fokus memproduksi sarung tangan.
Terlebih, Iqshal dan kawan-kawannya mengaku sebelum berbisnis produk ini juga sudah sering menggunakan sarung tangan untuk naik kendaraan bermotor maupun naik gunung. Namun, diakuinya kala itu mereka belum begitu peduli pada pentingnya penggunaan sarung tangan. Begitu merintis brand sendiri, mereka pun jadi terbiasa menggunakan sarung tangan.
"Salah satu rekan kami di Northy, Ilham, tahu ada peluang di sarung tangan. Akhirnya kami start produksi produk kulit untuk bikin sarung tangan. Ternyata ordernya banyak, jadi kami teruskan," ujar Iqshal kepada Harianjogja.com, Selasa (15/3).
Sejak awal, kata Iqshal, mereka sudah fokus di produksi sarung tangan. Namun, mereka belum merilis jenama produk mereka sendiri dengan nama Northy. Ide membuat brand tersebut muncul ketika usaha mereka berada di ujung tanduk.
"Saat itu, kami sedang ngerjain sarung tangan untuk brand lain, sudah dikirim, tapi belum dibayar. Setelah dua minggu ternyata barang kami enggak tembus, akhirnya kami enggak dibayar. Saat itu kami mikir, enggak bisa bergantung sama suatu brand. Akhirnya kami membuat brand sendiri dengan nama Northy," kata dia.
Sejak 2018, Iqshal dan teman-temannya lantas merilis Northy sebagai sarung tangan berbahan kulit, tetapi terjangkau untuk pasar pehobi sepeda motor di lingkup lokal. Kini, mereka menggunakan kulit kambing dan domba sebagai bahan sarung tangannya.
"Biasanya untuk pemotor, pakai kulit kambing, tetapi kami coba pakai domba juga. Biasanya kebutuhan domba itu buat sarung tangan golf," ujarnya.
Desain Klasik
Berbagai desain sarung tangan kulit diproduksi Northy, mulai dari klasik hingga kekinian yang memungkinkan respons sentuhan seperti pada layar gawai touch screen. Beragam ukuran juga mereka sediakan, mulai dari S hingga XL.
"Ukuran sarung tangan kami ikut sizing orang Indonesia. Desainnya ada yang pendek, ada yang panjang. Pasar kami kebanyakan anak-anak Vespa, sepeda motor klasik, jadi mereka nyari sarung tangan dengan model klasik," kata Adriansyah Priyonugroho, Brand Manager Northy.
Rian menambahkan pada awal pandemi ketika tren bersepeda di Jogja meningkat, Northy pun tak ingin melewatkan momen itu. Mereka merilis sejumlah seri sarung tangan non-kulit untuk pesepeda. Hasilnya penjualan cukup tinggi lantaran banyak peminatnya.
"Ke depan pengin merambah ke sarung tangan motor sport dan motocross. Kami harus terus berinovasi, karena walaupun produknya segmented, tetapi kalau digali itu bisa dalem banget," kata dia.
Kini, setiap bulan mereka bisa memproduksi sekitar 2.000 pasang sarung tangan untuk Northy. Produksinya dikerjakan oleh 15 penjahit yang seluruhnya merupakan kalangan ibu-ibu. Di luar mengerjakan produksi untuk Northy, mereka juga melayani produksi untuk pesanan untuk sejumlah kebutuhan, mulai dari pesanan pribadi maupun merek lain.
Rian, sapaan akrab Adriansyah Priyonugroho menuturkan, setiap pasang sarung tangan kulit Northy dijual mulai harga Rp200.000-Rp300.000 tergantung panjangnya. Sementara, untuk sarung tangan sepeda mereka jual seharga Rp150.000 hingga Rp175.000.
"Rata-rata penjualan setiap bulan bisa 500-1.000 pasang. Fluktuatif, tergantung momen. Salah satu yang powerful itu tanggal ganda di marketplace," ujar Rian.
Menurutnya, Northy banyak belajar melakukan penjualan dan pemasaran sarung tangan agar bisa dikenal luas seperti saat ini. Mulanya, sarung tangan ini hanya dipasarkan di sejumlah toko di berbagai kota. Namun, kini Northy lebih fokus pada penjualan online melalui media sosial dan marketplace.
Tak heran, kini produk Northy bisa dikenal di kalangan pesohor yang juga memiliki hobi sebagai rider, seperti Vincent Rompies, Melki Bajaj, hingga Soleh Solihun. Iqshal berharap Northy bisa semakin diminati masyarakat luas seperti filosofi namanya.
"Northy itu diambil dari kata North yaitu Utara. Karena kalau lihat di peta itu pasti ada petunjuk ke arah Utara kan, di semua peta pasti ada. Nah, kami ingin Northy juga begitu, selalu kelihatan dan muncul di mana-mana. Jadi teman riding ke mana aja," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Potensi Wisata Offroad Mulai Diminati Segmen Komunitas dan Keluarga di Jogja
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
- Journalist Competition Astra Motor Yogyakarta Kembali Digelar
Advertisement
Advertisement