Advertisement
Kenaikan Inflasi DIY Terus Berlanjut hingga Mei, Ini Pemicunya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Kenaikan inflasi DIY berlanjut hingga Mei 2022. Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi DIY Mei 2022 tercatat 0,75% (month to month/mtm). Meski lebih rendah dari inflasi April yang sebesar 1,14% (mtm), secara kumulatif Januari-Mei, inflasi DIY mencapai 3,34% (year to date/ytd).
Dengan capaian tersebut, total inflasi DIY pada 2022 berada pada level 4,83% (year to year/yoy). Peningkatan Inflasi terutama bersumber dari berlanjutnya kenaikan harga tiket imbas pelonggaran mobilitas, momen cuti bersama, dan mulai maraknya pelaksanaan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) di DIY yang mendorong peningkatan permintaan transportasi udara selain akibat kenaikan fuel surcharge cost.
Advertisement
BACA JUGA: Perkenalkan, Ini Dia Sosok GM Baru Hyatt Regency Yogyakarta yang Baru
Selain itu, berlalunya panen raya dan gangguan pasokan bawang merah juga menyebabkan berkurangnya pasokan tanaman hortikultura ditengah peningkatan kebutuhan seiring meningkatnya aktivitas pariwisata. Sejalan dengan itu, kenaikan harga day old chicken (DOC) serta pakan ternak berdampak pada peningkatan harga telur dan daging ayam ras.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan mengatakan pelonggaran mobilitas, momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), cuti bersama, serta mulai meningkatnya intensitas MICE di DIY pada Mei memberi dampak meningkatnya aktivitas kepariwisataan di DIY.
“Kondisi ini mendorong meningkatnya permintaan transportasi udara. Peningkatan permintaan ini bersamaan dengan momentum kenaikan harga bahan bakar avtur yang mengakibatkan maskapai melakukan penyesuaian harga jual melalui penerapan tambahan komponen biaya fuel surcharge cost yang nilainya maksimal sebesar 10 persen dari tarif batas atas bagi pesawat jet,” kata Budiharto, Jumat (3/6/2022).
Berdasarkan Google Mobility Index, secara rata-rata mobilitas di Retail and Recreation serta Parks di DIY telah mencapai +53,5% dari baseline. Berdasarkan data dari visiting jogja, kunjungan wisata terbesar terjadi di destinasi wisata Kaliurang, Pantai Parangtritis, Pinus Sari, Kaliadem, dan Pinus Pengger.
BACA JUGA: Dukung Energi Bersih, PLN Nyalakan PLTS Atap PT Sido Muncul On Grid
Sementara itu, peningkatan harga telur dan daging ayam ras dipengaruhi baik dari sisi permintaan di tengah meningkatnya aktivitas pariwisata maupun dari sisi supply dampak dari peningkatan harga DOC dan pakan ternak.
Kenaikan harga pakan ternak mendorong penyesuaian harga jual dari peternak. Berdasarkan hasil pemantauan, harga konsentrat yang digunakan sebagai campuran pakan ternak mengalami peningkatan imbas dari kenaikan harga komoditas global selama delapan bulan terakhir, dari sebelumnya Rp380.000 per kg menjadi kisaran Rp480.000-500.000 per kg. Sementara harga DOC meningkat dari Rp2.500 per ekor menjadi Rp5.000 per ekor.
Harga bawang merah mengalami kenaikan akibat faktor cuaca yang tidak menentu yang selanjutnya mempengaruhi kualitas dan kuantitas pasokan. Daerah sentra utama produksi seperti Brebes, Jawa Tengah, dan sentra bawang merah DIY juga mengalami gagal panen akibat faktor cuaca tersebut.
Selain minimnya pasokan bawang merah dari sentra produksi, kenaikan juga disebabkan peningkatan permintaan seiring meningkatnya aktivitas MICE dan pariwisata di DIY.
“Kenaikan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga bawang putih dan emas perhiasan. Bawang Putih mengalami deflasi pasca-kenaikan harga selama enam bulan berturut-turut sejak November 2021. Pasca-Lebaran, harga bawang putih berangsur-angsur turun karena turunnya permintaan dan melimpahnya pasokan bawang putih seiring dengan realisasi impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, harga emas global mengalami penurunan seiring dengan persepsi pasar terhadap kebijakan moneter hawkish dari The Fed,” ujar Budiharto.
BACA JUGA: FIFGroup Gelontorkan Rp145 Juta untuk Pebengkel Muda
Itulah sebabnya, BI bersama dengan TPID DIY telah melakukan serangkaian kegiatan untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
Ke depan, langkah TPID diupayakan untuk memitigasi risiko inflasi imbas peningkatan mobilitas, momentum HBKN, peningkatan intensitas event MICE, libur tahun ajaran baru, dan pelaksanaan PTM secara penuh. Selain itu, sinergi dan kolaborasi akan terus dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas khususnya produksi pangan, serta upaya-upaya untuk mendorong kerjasama antar daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bergabung dengan BRICS, Indonesia Disebut Bisa Mempercepat Perjanjian Bilateral
- Peran Penting PAFI Papua Tengah Meningkatkan Akses Obat dan Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil
- Pedagang Banyak yang Menolak Uang Tunai, Rupiah Seolah-olah Kehilangan Nilai
- Asosiasi Tekstil Usul Pemerintah Menunda Kenaikan PPN 12%
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Selasa 15 Oktober, Harga Daging Ayam Naik
Advertisement
Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul Rabu 30 Oktober 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Jadi Rp1.535 Juta per Gram
- Semarakkan 6th Anniversary, Sleman City Hall Selenggarakan a Great Business Talk: Change Chance Choice untuk 3.500 Orang
- Harga Pangan per 29 Oktober 2024: Bawang Merah Naik, Cabai Turun
- Sejarah Panjang Sritex (SRIL) yang Kini Dinyatakan Pailit
- Kemenhub dan KBUMN Koordinasi Untuk Efisiensi Biaya Logistik di Sektor Transportasi
- Punya Peran Strategis, PAFI Pengurus Cabang Singkawang Terus Melakukan Edukasi Soal Obat-obatan ke Masyarakat
- Pemerintah Mau Hapus Utang Petani Hingga UMKM, Pakar UGM: Kuncinya Pendampingan
Advertisement
Advertisement