Advertisement
Ditekan Kenaikan Harga Sejumlah Komoditas, Inflasi DIY Terendah Se Jawa
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada September 2022 tercatat 1,05% (month to month/mtm). Secara tahunan, angka inflasi DIY pada 2022 berada pada level 6,81% (year to year/yoy). Pada akhir triwulan III/2022, DIY mengalami inflasi setelah sebelumnya alami deflasi secara bulanan.
Capaian inflasi bulanan DIY lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya di Jawa (DKI Jakarta (1,21%), Jawa Barat (1,21%), Banten (1,12%), Jawa Tengah (1,19%), Jawa Timur (1,23%).
Advertisement
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Budiharto Setyawan mengatakan berdasarkan disagregasinya, inflasi DIY pada September 2022 didorong oleh kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan kelompok inflasi inti (core inflation), sementara kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami deflasi.
"Inflasi terutama bersumber dari dampak langsung kenaikan harga tarif bahan bakar kendaraan, di sisi lain komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabai merah, dan minyak goreng melanjutkan deflasi, menahan laju inflasi yang lebih tinggi," kata dia melalui rilis, Selasa (4/10).
Menurutnya, adanya penyesuaian harga juga memengaruhi daya beli masyarakat. Hal ini tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada level 124,8. Dia pun masih optimistis meskipun IKK tidak setinggi bulan sebelumnya yang mencapai 139,1.
Dari kelompok administered price, lanjut Budi, inflasi terbesar disebabkan oleh meningkatnya harga tarif bensin subsidi. Selaras dengan kenaikan harga minyak dunia, pemerintah Indonesia melakukan penyesuaian harga bensin subsidi dan nonsubsidi per 3 September 2022.
BACA JUGA: Komplain Pinjol Hingga Asuransi Capai 5.000 Kasus, Ini Tindakan OJK
Harga per liter Pertalite naik dari Rp7.650 menjadi Rp10.000, solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800, dan Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500.
"Adanya peningkatan harga ini berdampak langsung terhadap kenaikan tarif kelompok transportasi lainnnya seperti angkutan antarkota dan kendaraan roda dua online," ucap dia.
Deflasi
Dijelaskan Budi, untuk kelompok volatile food secara bulanan mengalami deflasi. Andil inflasi terbesar berasal dari komoditas hortikultura, yakni bawang merah dan cabai merah, yang masing-masing menyumbang andil -0,04% (mtm).
Harga bawang merah di tingkat konsumen mengalami penurunan seiring dengan panen di daerah sentra didukung oleh cuaca yang kondusif.
Selain itu, lanjut Budi, permintaan juga menurun pasca berlalunya periode festive season dan berlibur.
Berdasarkan Pusat Harga Pangan Strategis (PIHPS) Bank Indonesia, rata-rata harga bawang merah di DIY pada September 2022 mencapai mencapai Rp 30.400 per kg, turun dari Agustus 2022 mencapai Rp36.650 per kg.
"Sementara komoditas cabai merah masih mengalami penurunan harga pada September seiring dengan meningkatnya pasokan karena musim panen, termasuk panen cabai di Sleman," katanya.
Berdasarkan PIHPS, kata Budi, rata-rata harga cabai merah di DIY pada September 2022 mencapai Rp62.850 per kg, lebih rendah dibandingkan Agustus 2022 yang mencapai Rp63.950 per kg.
Beberapa komoditas lainnya yang menyumbang deflasi antara lain minyak goreng dan daging ayam sebesar -0,02% (mtm).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Konstruksi Diprediksi Masih Jadi Penopang Ekonomi DIY Triwulan III
- Ekspor Sektor Ekonomi kreatif Capai Rp215 Triliun di Pertengahan 2025
- Ekonom UGM Sebut Kebijakan Ketenagakerjaan Tambal Sulam
- Meta PHK Ratusan Karyawan Divisi AI
- 653 Penumpang Dievakuasi Setelah LRT Jabodebek Mengalami Kendala
- Pemerintah Siapkan Regulasi Perkuat Koperasi Masjid
- Mendagri dan Menkeu Satu Suara, Dana Daerah Harus Segera Dibelanjakan
Advertisement
Advertisement




