Advertisement
Rusia Saat Ini Punya Rubel Digital, Ini Fungsinya

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO - Rusia akhirnya menemukan celah untuk bisa mengatasi sanksi Barat terkait perbankan. Vladimir Putin telah meneken Undang-Undang soal Rubel Digital di Central Bank Digital Currency (CBDC).
BACA JUGA: Kronologi Pengungkapan Kasus Korban TPPO Warga Sleman Hingga Kembali ke Rumah
Advertisement
Dilansir dari Coin Geek, Rubel Digital adalah mata uang digital yang dikeluarkan oleh Bank of Russia yang merupakan bank sentral negara tersebut.
RUU tersebut membuat amandemen Hukum Perdata Rusia, khususnya pasal-pasal yang berkaitan dengan regulasi dana nontunai, sukses menambahkan aturan penggunaan rubel digital.
Berdasarkan undang-undang, Bank Rusia ditugaskan untuk menyimpan aset rubel digital dan akan menjadi operator utama infrastruktur rubel digital, menjadikan mata uang digital sebagai CBDC resmi.
Berbeda dengan mata uang crypto seperti Bitcoin, CBDC adalah token terpusat yang nilainya terikat pada mata uang fiat nasional. Dalam hal ini, Rubel Digital akan memiliki nilai yang sama dengan Rubel Rusia.
Proyek lama Rusia yang akhirnya terealisasi
Diskusi tentang rubel digital dimulai pada Oktober 2020 ketika kepala bank sentral memperdebatkan kemungkinan percontohan CBDC.
Rencana soal rubel digital ini menjadi salah satu celah bagaimana Rusia bisa bertahan di balik sanksi Barat.
Seperti diketahui, setelah invasi Rusia ke Ukraina, AS melarang Rusia melakukan pembayaran utang menggunakan mata uang asing yang disimpan di bank AS.
Washington juga membekukan aset Rusia yang berbasis di AS untuk mencegahnya menggunakan cadangan devisanya untuk menopang rubel yang sedang berjuang.
Bukan hanya AS, Inggris juga mengecualikan bank-bank utama Rusia dari sistem keuangan Inggris dan membekukan aset bank Rusia, hingga mencegah perusahaan Rusia meminjam uang.
Namun, hukuman paling berat adalah melarang bank-bank besar Rusia, termasuk Bank Otkritie, Novikombank, Promsvyazbank, Rossiya Bank, Sovcombank, VEB, dan VTB, dari sistem pesan keuangan internasional, Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).
SWIFT adalah jaringan yang paling penting dan banyak digunakan oleh lembaga keuangan untuk mengirim dan menerima informasi, seperti instruksi pengiriman uang.
Dengan melarang Rusia dari sistem ini, pembayaran ke negara itu untuk ekspor minyak dan gasnya tertunda, memaksanya untuk menjajaki opsi transfer uang lainnya.
Pada Januari 2023, dilaporkan bahwa bank sentral Rusia telah mulai mengeksplorasi penggunaan CBDC untuk menyelesaikan transaksi lintas batas dan menghindari sanksi ekonomi.
Dengan ini, Rusia berpotensi "menjadi kaya" lagi lantaran penjualan sumber daya alam mereka bakal lancar meski tanpa Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perempuan Kulonprogo Diduga Hilang Seusai Pamit Kerja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Pertanian Tegaskan Tidak Ada Kelangkaan Beras
- Ini Target Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Menurut BI
- Selama Agustus 2025, Jutaan Orang Gunakan Kereta Api
- Dana Koperasi Desa Merah Putih Rp16 Triliun, Ini Asal Anggarannya
- Kementerian ESDM Targetkan 5.758 Desa Tersambung Listrik 2029
- Pelaku Wisata Hingga Properti Sambut Baik Rencana Kucuran Stimulus Ekonomi
- DPD REI DIY Berharap BI Rate Bisa Diturunkan Lagi
Advertisement
Advertisement