Advertisement

Sejak 2019, DIY Kini Sudah Punya 100 Desa Preneur

Anisatul Umah
Jum'at, 02 Februari 2024 - 22:07 WIB
Arief Junianto
Sejak 2019, DIY Kini Sudah Punya 100 Desa Preneur Ilustrasi uang rupiah / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) DIY menyebut di DIY saat ini sudah ada 100 Desa Preneur.

Kabid Kewirausahaan Dinas Koperasi UKM DIY, Wisnu Hermawan mengatakan Desa Preneur merupakan skema untuk menumbuhkan semangat berwirausaha di desa-desa. Dia menjelaskan program ini sudah berjalan cukup lama, dimulai sekitar 2019. Dulu skema ini berjalan kurang masif karena setelah setahun berjalan ditinggal, namun sekarang skemanya empat tahun. "Saat ini sudah ada 100 Desa Preneur di DIY. Desa Preneur ini menjadi syarat Desa Mandiri Budaya. Salah satunya punya status Desa Preneur dari dana keistimewaan," paparnya, Jumat (2/2/2024).

Advertisement

Menurutnya untuk menjalankan konsep Desa Preneur ini tidak mudah. Sebab untuk menjaga kualitas yang bagus harus ada leadership yang bagus juga. Tanpa leadership usaha mereka hanya akan jalan selepas pendampingan dan pelatihan. "Setelah pelatihan pendampingan mereka bisa tetapi setelah dilepas, kembali lagi, kalau gak ada leadership membangun sistem yang bagus. Ini kunci," ujar dia.

Lebih lanjut dia mencontohkan Desa Preneur yang saat ini sudah berjalan seperti Bangunkerto Turi, Sleman. Trimurti Srandakan, Bantul, kemudian Sriharjo, Imogiri, Bantul, hingga Panggungharjo Sewon, Bantul.

"Yang baru Sriharjo Imogiri, kemarin mereka sudah bisa membuat produk mie lokal. Ini jadi hal yang perlu disupport karena dari produk oke, semangat oke, tinggal bagaimana hadapi raksasa produk mie. Spirit lokal harus ada," jelasnya.

BACA JUGA: Dipajang di Mal, Produk Desa Preneur DIY Mampu Hipnotis Para Pengunjung

Dinkop UKM berharap Desa Preneur bisa mandiri, saat sudah ditinggal tetap bisa menumbuhkan ekosistem bisnisnya, meski tidak mudah. Sehingga dana keistimewaan ini bisa punya peran yang signifikan untuk membangun wilayah desa dan mengembangkan ekonomi desa. "Dan kemudian desa ada produk unggulan, gak harus barang, bisa jasa. Sesuai dengan karakter desa. Ini bentuk keistimewaan yang riil, benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Umat Buddha Jatimulyo dan Kesadaran Ekologis

Kulonprogo
| Minggu, 05 Mei 2024, 21:22 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement