Advertisement

Cara Rini Handayani Sarisa Merapi Menyeimbangkan Usaha dan Kegiatan Sosial

Sirojul Khafid
Sabtu, 23 Maret 2024 - 13:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Cara Rini Handayani Sarisa Merapi Menyeimbangkan Usaha dan Kegiatan Sosial Rini saat berada di rumah produksi Sarisa Merapi, Sleman, Sabtu (2/3/2024). - Harian Jogja/Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Ada waktunya fokus dengan usaha untuk mendapatkan penghasilan. Namun jangan lupa untuk tetap berkontribusi pada kehidupan sosial masyarakat.

Ini yang dilakukan Rini Handayani. Sebagai owner Sarisa Merapi, dia telah membangun usahanya sejak 2016. Di sela-sela mengelola usaha yang bisa menghidupi belasan karyawan, Rini juga menjadi Agen BRILink untuk membantu masyarakat sekitar.

Advertisement

Agen BRILink merupakan perluasan layanan Bank Rakyat Indonesia (BRI) berupa jalinan kerjasama dengan nasabah sebagai agen yang dapat melayani berbagai transaksi perbankan. Rini tinggal di Kemiri, Purwobinangun, Pakem, Sleman, yang jarak dengan bank terdekat mencapai beberapa kilometer. Sehingga banyak masyarakat di dusunnya yang datang dan mengurus pembayaran angsuran, membuka tabungan, transfer, sampai top up dompet digital.

BACA JUGA: Desa Sambirejo, Mengubah Tambang Batu Cadas Menjadi Emas Tak Terbatas

“Saya menjadi Agen BRILink sejak tahun 2021, saat pandemi, sudah sekitar empat tahun. Setiap transaksi memang ada potensi komisinya, namun menjadi Agen BRILink ini murni untuk sosial. Berbeda dengan agen lain yang memang buat usaha, kalau saya murni untuk sosial,” kata Rini, saat ditemui di rumah produksi Sarisa Merapi, Kemiri, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Sabtu (2/3/2024).

Sehingga setiap kali ada transaksi, Rini tidak mengambil selisih dari nilai yang ada. Menjadi Agen BRILink sebagai caranya untuk mendekatkan dan memudahkan transaksi keuangan masyarakat sekitar. Sehingga tidak perlu pergi jauh ke bank atau ATM.

Hampir semua kalangan biasa mengakses layanan Agen BRILink di tempat Rini, dari anak muda sampai tua. Orang-orang dewasa biasanya untuk membayar angsuran pinjaman. “Kalau anak muda biasanya beli untuk [top up] dompet digital, atau bayar belanjaan di e-commerce,” kata perempuan berusia 50 tahun ini. “Yang paling banyak diakses itu layanan pembayaran angsuran.”

Rini merupakan satu dari 61.309 Agen BRILink di BRI Regional Office (RO) Jogja, yang mencakup wilayah DIY dan sebagian besar Jawa Tengah. Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Jogja, John Sarjono, mengatakan selama tahun 2023, ada 93 juta transaksi di Agen BRILink RO Jogja dengan jumlah fee based income (FBI) yang dihasilkan sebesar Rp122 miliar.

“Adapun total nominal transaksi (sales volume) lebih dari Rp100 triliun,” kata Sarjono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/3/2024).

Lahir sejak 2014 atau 10 tahun lalu, Agen BRILink bisa memfasilitasi transaksi mulai dari transfer, tarik dan setor tunai, sampai pembayaran BRIVA. Dengan semakin dekatnya layanan perbankan, masyarakat bisa memanfaatkannya untuk berbagai urusan, baik kegiatan sehari-hari ataupun usaha.

“Layanan laku pandai yang berfungsi untuk melayani inklusi keuangan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia ini kemudian berkembang menjadi bisnis yang menghasilkan FBI bagi Bank BRI dan juga meningkatkan kesejahteraan Agen-Agen BRILink di seluruh Indonesia,” katanya.

Berkontribusi pada Ekonomi Warganya

Jauh sebelum Rini menjadi menjadi Agen BRILink sebagai cara untuk membantu masyarakat di dusunnya, dia sudah terlebih dahulu membantu para petani salak untuk berusaha lebih sejahtera secara ekonomi. Itu terjadi pada tahun 2016, saat harga salak hanya sekitar Rp800 per kilogram (kg). Padahal biasanya harga salak sekitar Rp5.000 per kg.

Sementara harga kebutuhan bahan pokok, dalam hal ini beras, satu kg mencapai Rp8.000. Sehingga untuk membeli satu kg beras, perlu segendongan atau 10 kg salak. Itu belum termasuk bumbu sampai lauk pauknya.

Ada beberapa alasan harga salak murah. Dari adanya panen raya, permainan tengkulak, sampai petani salak yang semakin bertebaran di Sleman. Sehingga penawaran salak di pasar lebih besar daripada permintaannya.

“Ini kalau enggak berinovasi agak sulit. Di sekitar sini tidak ada sawah, hanya salak. Akhirnya kami mengolah salak menjadi manisan, agar nilai jualnya lebih tinggi,” kata Rini. “Tapi inovasi ini diragukan para anggota kelompok wanita tani, dianggap enggak realistis, siapa yang akan beli olahan salak, salak aja dijual enggak laku.”

Meski banyak yang ragu, produksi manisan salak tetap berlangsung. Bermodal berbagai pelatihan, percobaan, serta trial and error, manisan salak bermerk Sarisa Merapi berhasil dibuat. Sarisa merupakan singkatan Sari Salak. Merapi, lantaran mereka tinggal di desa ketiga teratas dari Merapi. Sarisa Merapi di dalam naungan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemiri Edum.

Rini ingat sekali, penjualan pertama produk manisan salaknya berada di Lapangan Denggung Sleman. Ada event pemecahan Rekor MURI makan salah bersama terbanyak, pada 25 Desember 2016. Rini dan KWT Kemiri Edum mengisi salah satu stan penjualan makanan.

“Saya membawa 100 pack plastik, isinya enam bungkus manisan salak. Kami mulai jualan jam 07.00 WIB, dengan rencana pulang jam 15.00. Ternyata jam 09.00 udah habis. Dari situ kemudian tumbuh percaya diri, ternyata diminati masyarakat,” kata Rini.

Tren baik itu berlanjut seiring perjalanan Sarisa Merapi. Agar tidak stagnan dan terus berprogres, mereka membuat minimal satu produk baru setiap tahunnya. Saat ini mereka menjual manisan salak, sari salak, dodol salak, pai salak, brownies salak, sampai tepung salak.

Hampir semua bagian salak bisa diolah, termasuk biji dan kulitnya. Biji salak diolah menjadi kopi, sementara kulit salak menjadi teh. Untuk manisan salak, harganya Rp25.000. Di samping olahan salak, ada pula produksi tepung pisang, tepung kedelai, tepung kacang hijau, sampai teh bunga telang.

Saat ini, Sarisa Merapi memiliki 16 karyawan tetap maupun Borongan. Semuanya berasal dari masyarakat sekitar. Rini ingin agar usahanya bisa berdampak baik pada masyarakat sekitar, dengan caranya masing-masing. “Semoga selalu ada jalan, semoga bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Minggu 28 April 2024

Jogja
| Minggu, 28 April 2024, 04:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement