Advertisement
Luhut Harap China Dukung Produksi Baterai Kendaraan Listrik di Maluku Utara

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berharap kepada National Development and Reform Commission (NDRC) China untuk mendukung proyek pengembangan baterai di kawasan industri Buli, Maluku Utara (Malut).
Proyek pengembangan baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) itu merupakan kerja sama antara PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) dengan Indonesia Battery Corporation (IBC).
Advertisement
Luhut menyampaikan harapannya itu saat bertemu dengan Chairman NDRC Zheng Shanjie di Beijing, China, Rabu (12/6/2024).
"Saya harap NDRC dapat mendukung kerja sama antara CBL (joint venture CATL, Brunp, dan Lygend) dan IBC (Indonesia Battery Corporation) untuk produksi proyek battery materials dan proyek battery recycling di kawasan industri Buli, Maluku Utara,” ujar Luhut dikutip dari siaran pers, Sabtu (15/6/2024).
Untuk diketahui, CBL, atau Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd., didirikan pada Oktober 2020. Perusahaan itu merupakan kolaborasi antara Ningbo Brunp Contemporary Amperex Co., Ltd., Ningbo Lygend New Energy Co., Ltd., dan Ningbo Meishan Free Trade Port Ruiting Investment Co., Ltd. Proyek ini berfokus pada pengembangan industri baterai kendaraan listrik dengan investasi sebesar US$5,9 miliar.
BACA JUGA: Bulan Depan, Pabrik Baterai Listrik Mulai Produksi di Indonesia
Berdasarkan perhitungan Bisnis, nilai investasi proyek CBL itu setara dengan Rp96,6 triliun berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kurs jisdor BI 14 Juni 2024.
Investasi tersebut mencakup pengembangan teknologi baterai, integrasi sumber daya dari tambang nikel hingga produksi dan daur ulang baterai.
Adapun pemegang saham utama CBL adalah Contemporary Amperex Technology Co. (CATL). Perusahaan asal China itu memiliki produksi teknologi baterai dengan kapasitas produksi 170,39 GWh pada akhir 2021.
Sementara itu, proyek CBL di kawasan industri Buli mencakup luas 2.000 hektar dan akan menjadi pusat produksi serta layanan sumber daya baterai kendaraan listrik. Proyek itu mencakup bijih nikel laterit, produk turunan nikel, bahan baku baterai energi baru, serta daur ulang baterai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Presiden Prabowo Umumkan Sejumlah Kebijakan untuk Pekerja di Hari Buruh
- Kasus Dugaan Korupsi Sritex Disidik Kejaksaan Agung
- Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Indonesia Bakal Ditentukan dari Daerah
- Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang Dilirik Tiga Maskapai Rute Luar Negeri
- Pengusaha Korea Selatan Gerojok Investasi Rp30 Triliun untuk Indonesia
Advertisement
Sekolah Seni Diusulkan Dibangun di Kapanewon Paliyan Gunungkidul
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- May Day, Pemerintah Sebut Sedang Kerjakan Tuntutan Para Buruh
- Kasus Dugaan Korupsi Sritex Disidik Kejaksaan Agung
- Presiden Prabowo Umumkan Sejumlah Kebijakan untuk Pekerja di Hari Buruh
- Program Tiga Juta Rumah Sama Sekali Belum Dapat Investor
- Distribusi Pupuk Bersubsidi Kini Akan Diawasi Panitia Kerja DPR
- Simpanan Nasabah di Perbankan Tahun Ini Diprediksi Meningkat
- Perkuat Sinergi dengan Muhammadiyah, Bank BPD DIY Syariah Tingkatkan Layanan Kepada Sekolah Menengah Persyarikatan Muhammadiyah se-DIY
Advertisement