Advertisement

Hanya 45% Okupansi Hotel DIY September 2024 Jauh dari Target

Anisatul Umah
Kamis, 03 Oktober 2024 - 14:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Hanya 45% Okupansi Hotel DIY September 2024 Jauh dari Target Deddy Pranowo. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mencatat capaian okupansi hotel di DIY September 2024 hanya 45% jauh dibawah target yang ditetapkan sebesar 75%.

Meski demikian capaian September 2024 masih lebih baik dibandingkan Agustus 2024 dimana okupansinya hanya 40%.

Advertisement

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo mengatakan untuk Oktober 2024 reservasinya sudah mencapai 30%, didukung banyaknya event di DIY. Bulan Oktober menurutnya PHRI DIY juga mematok target yang sama dengan bulan lalu sebesar 75%.

"Rata-rata turun ya, karena deflasi itu kemungkinan ya salah satunya," ucapnya," Kamis (3/10/2024).

BACA JUGA: Deflasi Lima Kali, Ini Saran Pakar UGM untuk Pemerintahan Baru

Dia mengatakan bulan ini PHRI DIY masih wait and see baik untuk hotel dan restoran, dikarenakan penurunan daya beli masyarakat. Meski demikian PHRI DIY tidak tinggal diam, promosi terus digencarkan. Serta meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) dan pemerintah pusat (Pempus) untuk segera mendorong dibukanya penerbangan langsung YIA-Bangkok.

Lebih lanjut Deddy mengatakan dengan okupansi yang hanya 45% untuk operasional hotel masih imbang. Target 75% okupansi menurutnya adalah dengan asumsi hotel bisa saving.

"Jadi kami menargetkan 75% itu saving. Belum saving [sekarang] terutama hotel bintang 2 ke bawah," jelasnya.

Menurutnya kegiatan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) dari pemerintah saat ini belum signifikan. Dia menyebut anggaran dari pemerintah juga terbatas sehingga tidak merata.

Deddy mengatakan deflasi yang terjadi berulang kali tahun ini memang berdampak, akan tetapi PHRI DIY tidak boleh pesimis dan harus terus berupaya. Salah satunya dengan melakukan efisiensi.

BACA JUGA: Program Prakerja Dinilai Layak Dilanjutkan oleh Prabowo, Ini Alasannya

"Melakukan efisiensi, kami tidak mau deflasi menjadi kambing hitam. Kami ada terobosan-terobosan yang baik selain efisiensi itu," lanjutnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada Agustus 2024 untuk bintang 51,94% lebih rendah dari bulan Juli 2024 sebesar 63,25% dan Agustus tahun lalu 57,48%. Artinya secara bulanan atau (month-to-month/mtm) turun 11,31 poin dan dan secara tahunan atau (year-on-year/yoy) turun 5,54 poin.

Sementara TPK hotel non bintang pada Agustus 2024 sebesar 23,63% lebih rendah dari bulan Juli 2024 sebesar 27,57% dan lebih rendah dari tahun lalu 23,25%. Secara mtm turun 3,94 poin tetapi secara yoy naik 0,38 poin.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan rata-rata lama menginap tamu hotel bintang 1,54 malam. Paling tinggi kelas bintang 5 dengan rata-rata 1,65 malam, terendah ada bintang 1 rata-rata 1,39 malam.

Menurutnya rata-rata lama menginap di hotel non bintang mengalami kenaikan menjadi 1,18 malam, dibandingkan Juli 2024 selama 1,17 malam. Paling tinggi pada hotel dengan kamar lebih dari 40, rata-rata 1,37 malam, dan terendah hotel dengan kamar 25-40 dengan rata-rata 1,14 malam.

"Tamu yang menginap Agustus 2024 adalah 637.717 orang turun 16,57% dibandingkan Juli 2024," kata Herum.

Apabila dilihat dari asal tamu dari Indonesia mencapai 95% atau 604.951 tamu dan sisanya 5% adalah asing atau 32.766 tamu. "Sebesar 69% tamu menginap pada hotel bintang dan sisanya 31% di hotel non bintang."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Peduli Keselamatan Pengendara, Smartfren Serahkan Bantuan Water Barrier kepada Polresta Yogyakarta

Jogja
| Kamis, 03 Oktober 2024, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Ketinggian Puncak Gunung Everest Bertambah, Ini Penjelasannya

Wisata
| Selasa, 01 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement