Advertisement
BPS Merilis Data Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat, Terus Menanjak Sejak 2015

Advertisement
Bisnis.com, JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat. Sejak 2015 hingga 2024, total nilai perdagangan terus meningkat.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan tren peningkatan nilai perdagangan dalam 10 tahun terakhir ditopang oleh ekspor nonmigas, yang mana perdagangan Indonesia ke Amerika Serikat (AS) selalu menyumbang surplus.
Advertisement
"[Sebaliknya] kalau kami lihat untuk perdagangan migas, Indonesia mengalami defisit," ujar Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).
Dalam catatan BPS, total AS menyumbang surplus perdagangan Indonesia sebesar US$115,78 sejak 2015 hingga Maret 2025. Rekor nilai surplus terbesar terjadi pada 2022 yaitu sebesar US$16,56 miliar.
Sementara itu, Amalia mengungkapkan tiga komoditas utama yang kerap menyumbang nilai ekspor terbesar ke AS yaitu mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorisnya.
BACA JUGA: Ini Hal-Hal yang Bikin Masyarakat Kelas Menengah Susah Jadi Orang Kaya
Dia mencontohkan, nilai ekspor mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US$1,22 miliar atau setara 16,71% dari total nilai ekspor Indonesia ke AS selama Januari—Maret 2025.
Kemudian nilai ekspor alas kaki mencapai US$657,9 juta atau setara 9,01% dari total nilai ekspor Indonesia ke AS selama Januari—Maret 2025.
Sedangkan nilai ekspor pakaian dan aksesorinya sebesar US$629,25 juta atau setara 8,61% dari total nilai ekspor Indonesia ke AS selama Januari—Maret 2025.
Sebagai informasi, pemerintah sendiri sedang melakukan negosiasi tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump ke para mitra dagangnya termasuk Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi menyerahkan proposal tawaran negosiasi ulang penerapan tarif resiprokal yang dikenakan ke Indonesia sebesar 32% ke Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick di Washington DC, AS pada Sabtu (19/4/2025) waktu setempat.
Airlangga menyampaikan Indonesia menawarkan untuk meningkatkan pembelian dan impor barang AS agar menyeimbangkan defisit perdagangan antar kedua negara. Memang, Indonesia merupakan negara penyumbang defisit terbesar ke-15 terhadap neraca perdagangan AS pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisman ke Jogja Tetap Positif Meski Sempat Ada Pembatalan
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Advertisement
Advertisement