Advertisement
Perdamaian Rusia-Ukraina Memicu Panasnya Harga Minyak Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Harga minyak dunia naik seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina terkait proses perdamaian yang buntu. Data terbaru AS yang menunjukkan permintaan kuat di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.
Melansir Reuters pada Jumat (22/8/2025), harga minyak berjangka jenis Brent menguat 83 sen atau 1,2% menjadi US$67,67 per barel, tertinggi dalam dua pekan terakhir. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS naik 81 sen atau 1,3% ke level US$63,52 per barel.
Advertisement
Kedua harga minyak acuan tersebut juga mencatat kenaikan lebih dari 1% pada sesi sebelumnya. Prospek perdamaian di Ukraina masih tidak pasti, membuat pelaku pasar minyak bersikap hati-hati setelah aksi jual dalam dua pekan terakhir, menyusul harapan bahwa Presiden AS Donald Trump akan segera merundingkan solusi diplomatik untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
BACA JUGA: Debut Franco Mastantuono di Real Madrid Dituding Langgar Regulasi La Liga
Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas mandeknya proses perdamaian. Pada Kamis, Rusia melancarkan serangan udara besar di dekat perbatasan Ukraina dengan Uni Eropa, sementara Ukraina mengklaim berhasil menghantam kilang minyak Rusia.
“Sebagian premi risiko geopolitik perlahan kembali masuk ke pasar,” kata Ritterbusch and Associates dalam catatan kepada klien.
Menurut analis PVM Oil Associates Tamas Varga, ketidakpastian dalam negosiasi damai membuka kembali kemungkinan diberlakukannya sanksi lebih ketat terhadap Rusia.
Selain faktor geopolitik, harga minyak juga terdorong penurunan stok minyak mentah AS yang jauh lebih besar dari perkiraan. Persediaan minyak mentah AS turun 6 juta barel pada pekan yang berakhir 15 Agustus, menurut laporan Administrasi Informasi Energi (EIA), jauh di atas ekspektasi analis sebesar 1,8 juta barel.
BACA JUGA: Mandeg di 2025, Pembangunan Taman Budaya Sleman Dilanjutkan di 2026
“Persediaan domestik yang ketat ini berbanding terbalik dengan proyeksi kelebihan pasokan oleh IEA dan EIA untuk 2026, sehingga menantang ekspektasi pasar yang lebih luas,” kata analis StoneX Alex Hodes.
Investor juga menanti konferensi ekonomi Jackson Hole di Wyoming untuk mencari sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan. Pertemuan tahunan bank sentral dunia tersebut dibuka pada Kamis, dengan Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan berpidato pada Jumat waktu setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Banyak Truk Impor China Dipakai Tanpa Uji Tipe, Ini Alasan Kemenhub
- Global Wealth Report 2025 Rilis Daftar Negara Terkaya di Dunia 2025
- Menteri Keuangan Jelaskan Soal Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
- Bulan Ini 15.000 Koperasi Desa Merah Putih Ditargetkan Beroperasi
- Saham Bank BCA Anjlok, Gegara Isu Mau Diambil Alih Danantara
Advertisement

Sepanjang Juli 2025, KAI Daop 6 Jogja Angkut 35.450 Ton Barang
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Libur HUT RI, Plaza Ambarrukmo Catat Terjadi Lonjakan Pengunjung 30 Persen
- Hingga Juli 2025 OJK DIY Terima 2.170 Aduan Walk In
- Penggilingan Padi Skala Besar Memicu 1 Juta Pengangguran, Ini Sebabnya
- Raih Top Brand Beruntun, Importa Siap Ekspansi ke Filipina
- Menteri Keuangan Jelaskan Soal Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
- Global Wealth Report 2025 Rilis Daftar Negara Terkaya di Dunia 2025
- Pengurus Koperasi Merah Putih Bakal Dapat Pelatihan Digitalisasi
Advertisement
Advertisement