Advertisement

Harga Minyak Dunia Melambung karena Konflik Israel-Iran, Bahlil: Hanya Doa yang Menyelamatkan

Mochammad Ryan Hidayatullah
Selasa, 24 Juni 2025 - 18:37 WIB
Maya Herawati
Harga Minyak Dunia Melambung karena Konflik Israel-Iran, Bahlil: Hanya Doa yang Menyelamatkan Ilustrasi perdagangan minyak mentah dunia / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Terjadi potensi kenaikan minyak dunia imbas konflik Iran-Israel. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengajak semua pihak harus berdoa agar konflik tak berkepanjangan.

 Dia menuturkan di tengah keadaan global yang serba tidak pasti, semua negara lebih mengutamakan kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, Indonesia tidak boleh ketergantungan pada negara lain.

Advertisement

"Karena hanya doa dan ikhtiar kita secara internal, yang bisa menyelamatkan kita. Kita nggak bisa berharap pada negara lain, dalam kondisi seperti ini. Karena apa? Hampir semua negara juga memikirkan tentang negara mereka," tutur Bahlil dalam acara Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 Lemhannas RI, Selasa (24/5/2025).

Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu pun berharap dengan doa perang di Timur Tengah bisa berakhir. Dengan begitu, harga minyak kembali stabil.

Bahlil menyebut, hingga saat ini perkembangan eskalasi politik di Timur Tengah masih dinamis. Oleh karena itu, pihaknya terus memantau situasi secara global.

Selanjutnya, pemerintah akan melakukan kajian lebih lanjut terkait dinamika harga minyak imbas konflik.

"Jadi apa yang hari ini terjadi belum tentu besoknya seperti ini. Kita lihat perkembangannya lagi, baru kemudian kita bisa melakukan kajian," kata Bahlil.

Konflik antara Iran dan Israel belakangan makin memanas usai Amerika Serikat ikut-ikutan menyerang Iran. Imbasnya, Iran berencana menutup Selat Hormuz.

Padahal, Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran penting bagi pengiriman minyak. Sekitar 20% pengiriman minyak dan gas (migas) dunia melalui selat tersebut.

BACA JUGA: SPMB Tingkat SMP di Gunungkidul, Sekolah Favorit Jadi Tujuan Utama Calon Siswa Baru

Lebih lanjut, Bahlil menuturkan pihaknya bakal bertemu dengan pihak PT Pertamina (Persero) untuk membahas hal tersebut. Dia mengamini penutupan selat tersebut bisa mengganggu jalur pengiriman minyak dan membuat harga melambung.

"Saya besok juga ada rapat dengan Pertamina untuk membahas berbagai langkah-langkah taktis dalam menghadapi dinamika global, khususnya kepada ketersediaan energi kita. Karena menyangkut dengan selat hormuz ini harus kita hitung baik," katanya.

Dia pun menambahkan bahwa dalam keadaan global saat ini, pemerintah bakal menggenjot lifting di dalam negeri. Dengan begitu, Indonesia tidak ketergantungan pada negara lain.

"Tidak ada cara lain apapun kita lakukan untuk meningkatkan lifting. Memang ini pekerjaan berat. Ini pekerjaan yang agak panjang. Tapi harus kita lakukan. Negara kita kalau kita mau kuat, maka kita harus mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya alam kita dalam mengisi kebutuhan nasional kita," jelas Bahlil.

Sebelumnya, Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti menilai jika selat Hormuz resmi ditutup imbas memanasnya konflik di Timur Tengah, bakal terjadi disrupsi pasokan global. Apalagi, Iran memiliki kontribusi sekitar 5% terhadap pasokan minyak global.

Yayan berpendapat, disrupsi pasokan minyak imbas ditutupnya Selat Hormuz bakal lebih dalam dibanding efek dari perang Rusia-Ukraina pada 2022. Dia pun memproyeksikan harga minyak dunia bisa melambung ke level US$145 per barel.

"Kemungkian disrupsinya sekitar 3 persen hingga 4 persen, kemungkinan harga minyak jika Selat Hormuz ditutup harga bisa di kisaran US$100 hingga US$145 per barel," ucap Yayan kepada Bisnis.com, jaringan Harianjogja.com, Senin (23/6/2025).

Adapun, dilansir dari Reuters, harga minyak dunia sudah mulai bergejolak. Bahkan, melonjak ke level tertinggi sejak Januari 2025 pada perdagangan, Senin (23/6/2025).

Tercatat, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman terdekat naik US$1,92 atau 2,49% menjadi US$78,93 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,89 atau 2,56% ke posisi US$75,73 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus DAMRI Hari Ini rabu 25 Juni 2025: Dari Bandara YIA ke Jogja

Jogja
| Rabu, 25 Juni 2025, 02:57 WIB

Advertisement

alt

Pendaki Asal Brasil Jatuh di Gunung Rinjani Dievakuasi

Wisata
| Sabtu, 21 Juni 2025, 17:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement