Advertisement

Aroma Disrupsi di Kedai Kopi

N. Nuriman Jayabuana
Selasa, 06 November 2018 - 13:10 WIB
Laila Rochmatin
Aroma Disrupsi di Kedai Kopi Petani merawat tanaman kopi di lereng Gunung Sindoro, Temanggung, Jawa Tengah. - Antara/Anis Efizudin

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Berbekal teknologi sebagai senjata utama, dua perusahaan rintisan siap berhadapan dengan pemain internasional di bisnis kedai kopi.

Dalam sebulan terakhir, dua perusahaan rintisan di bisnis kedai kopi berhasil mengamankan pendanaan awal skala besar dari modal ventura.

Advertisement

Fore Coffee memperoleh seeds funding dengan nominal yang tidak disebutkan dari East Ventures, sedangkan Kopi Kenangan mengamankan US$8 juta dari Alpha JWC Ventures.

Bukan tanpa alasan, kedua pemodal ventura berani menanamkan modal jutaan dolar ke bisnis kedai kopi rintisan. Potensi bisnis kedai kopi di Indonesia tidak terbantahkan. Budaya minum kopi yang mengakar di Indonesia dan pertumbuhan kelas menengah membuat kedai kopi menjamur.

Pertanyaannya, bagaimana para perusahaan baru tersebut bisa bersaing dengan raksasa global seperti Starbucks?

Bisa. Di China, Luckin Coffee telah membuktikannya.

Luckin Coffee merupakan perusahaan kedai kopi rintisan pertama di dunia yang berhasil menyandang status sebagai unicorn.Valuasi perusahaan Luckin Coffee menembus US$1 miliar selepas berhasil meraup pendanaan senilai US$200 juta pada pertengahan 2018.

Bisnis utama Luckin Coffee adalah layanan pesan antar kopi menggunakan aplikasi seluler yang terhubung dengan kanal pembayaran WeChatPay dan dompet digital yang mereka kembangkan sendiri.

Berbekal pola bisnis digital, Luckin Coffee bisa menekan harga segelas kopi racikan mereka 20%—30% dari segelas kopi yang dijual Starbucks.

Pertumbuhan pesat Luckin Coffe mampu menekan penjualan Starbucks di China sekitar 2%. Kewalahan, Starbucks memutuskan untuk menyediakan layanan pesan antar di Beijing dan Shanghai bermitra dengan raksasa teknologi China, Alibaba.

Intinya Aplikasi

Di Indonesia, Fore Coffee dan Kopi Kenangan mencoba membangun bisnis dengan model yang sama. Platform aplikasi seluler yang memungkinkan pengguna bisa memesan kopi kemudian menjemputnya langsung di gerai atau menunggu kopi diantar ke lokasi.

Deputi CEO Fore Elisa Suteja mengatakan, meskipun berbentuk kedai kopi, infrastruktur inti Fore adalah aplikasi. Dia yakin sentuhan teknologi bisa membuat Fore tetap relevan dan adaptif.

Salah satu contohnya, Fore hanya butuh 1 jam sejak pemesanan di aplikasi untuk mengirim 100 gelas kopi dari kedainya di Jalan Senopati ke kawasan Karet, Tanah Abang.

Pola yang terekam dari aplikasi secara real-time tidak hanya dimanfaatkan Fore untuk memperbaiki sistem pengiriman. Data digunakan Fore untuk terus memperbarui variasi produk, termasuk untuk berhenti menjual produk kopi yang sepi peminat dalam siklus bulanan.

Co-Founder sekaligus CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata menggunakan istilah New Retail untuk menggambarkan strategi bisnis yang melebur model daring dan luring tersebut.

Selain sebagai sumber data perilaku konsumen, Edward mengatakan platform digital juga bisa digunakan untuk meluncurkan promosi tertarget. Dalam waktu dekat, Kopi Kenangan bahkan ingin mengembangkan dompet digital untuk mempermudah proses pembayaran.

Namun, Co-Founder sekaligus COO Kopi Kenangan James Prananto menjelaskan bahwa aplikasi yang andal hanya satu aspek dari model bisnis New Retail.

Keunggulan kompetitif dalam model bisnis ini juga ditentukan oleh ketersediaan gerai. Ini mendorong Kopi Kenangan agresif membuka gerai baru di lokasi-lokasi yang strategis.

Kopi Kenangan kini telah mengoperasikan 16 gerai yang tersebar di Jabodetabek. Sampai akhir tahun, berencana memperluas jaringan dengan membuka 14 gerai baru. Di sisi lain, Fore berencana membuka sekitar 20 gerai baru yang tersebar di sekitar area perkantoran Ibukota.

Bagi Elisa, pengembangan aplikasi dan perluasan jaringan kedai kopi punya tujuan yang sama. “Kami ingin menjadi platform yang memudahkan konsumen semakin mudah memperoleh kopi berkualitas,” ujarnya.

Kemudahan, tentunya, bukan hanya sebatas waktu dan jarak. Semoga saja disrupsi Fore dan Kopi Kenangan membuat harga kopi dengan aroma dan rasa terbaik bisa dibeli dengan harga yang rasional.^(Demis Rizky Gosta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement