Advertisement

Promo November

Ini Tips Mengelola Keuangan saat Resesi

M. Richard
Rabu, 23 September 2020 - 09:27 WIB
Sunartono
Ini Tips Mengelola Keuangan saat Resesi Tips Keuangan. - Bisnis.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 diperkirakan kembali negatif alias masuk ke zona resesi sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pada kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi diproyeksi minus 2,9 persen hingga minus 1,0 persen. Angka ini direvisi dari proyeksi sebelumnya minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

Advertisement

Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan pendapatan masyarakat turun secara keseluruhan selama masa pandemi, sehingga membutuhkan sistem pengelolaan keuangan pribadi atau keluarga yang konservatif.

BACA JUGA : Ini Dampak yang Terjadi di Masyarakat ketika Resesi Tiba

"Tahun memang sangat berat. Secara general pola pengaturan keuangan yang konservatif dan lebih teliti pada tahun ini sangat diperlukan," katanya.

Dia memaparkan kelompok masyarakat yang mendapat tekanan paling besar adalah masyarakat kelas menengah bawah, yang pendapatannya bisa turun hingga 2 persen.

Kelompok ini, menurutnya harus mulai teliti dalam menyusun semua anggaran dan lebih fokus hanya pada belanja primer. Semua jenis cicilan berat khususnya kredit pemilikan rumah, harus secara proaktif meminta pihak perbankan untuk restrukturisasi.

Jika hal tersebut masih belum dapat meringankan, solusi subsidi gaji dari pemerintah dapat menjadi pilihan untuk dapat menambal defisit anggaran tahun ini.

Menurutnya, penting juga untuk tidak terlalu mengandalkan pinjaman jangka pendek seperti kartu kredit atau bahkan dari fintech yang bunganya tinggi.

BACA JUGA : Mahfud MD: Resesi Jangan Disalahartikan dengan Krisis

"Justru akan lebih baik jika kelompok ini sadar dan mulai berwirausaha, dan memanfaatkan KUR. Bagaimana pun peluang usaha masih tetap ada selama masa pandemi. Ini justru bisa menjadi solusi paling ampuh untuk menutupi pendapatan yang turun, bahkan setelah masa pandemi," imbuhnya.

Sementara itu, untuk kelas masyarakat kelas menengah atas yang pendapatannya masih tumbuh meski tipis tetap dapat melanjutkan kebiasaan menabungnya.

Hanya saja, instrumen tabungan atau investasi harus tetap harus sesuai dengan kebutuhan konsumsi salama periode pandemi.

Jika tidak ada rencana untuk melakukan konsumsi besar tabungan dapat dialihkan ke simpanan berjangka yang bunganya berkisar 4,5 persen per tahun.

BACA JUGA : Bantuan Sosial Tetap Harus Disalurkan saat Resesi Tiba

"Bahkan jika prediksi tentang idle money masih besar, maka penempatan pada surat utang negara bisa jadi lebih relevan. Atau bisa memilih instrumen di pasar modal, yang mana banyak saham perusahaan bagus sedang diskon," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024

Sleman
| Sabtu, 23 November 2024, 23:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement