Advertisement
SUPERBRAM: Terus Bergeliat di Tengah Arus Teknologi Digital
Advertisement
KULONPROGO-Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi penopang penting dalam perekonomian di DIY. Namun, di tengah pandemi Covid-19, menjadi tantangan bagi UMKM. Adaptasi dengan teknologi digital, menjadi keniscayaan untuk bertahan dan berkembang.
Salah satu usaha yang terus bisa bertahan, dengan penjualan langsung dan memanfaatkan penjualan daring yaitu usaha dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Manunggal, di Pergiwatu Wetan, Srikayangan, Sentolo, Kulonprogo. KWT Putri Manunggal membuat bawang goreng, dengan mengusung brand Superbram.
Advertisement
Bawang goreng tanpa pengawet, dan penyedap rasa, dengan berbagai varian rasa orisinal, crispy, dan pedas ini tetap eksis. “Kami mendapatkan fasilitas untuk QRIS dari Bank BPD DIY itu, yang memudahkan konsumen dalam pembayaran, dengan barcode itu bisa pesan, bayar melalui transfer, memudahkan konsumen,” ucap Ketua KWT Putri Manunggal, Dwi Nurani, Kamis (9/12).
Dikatakan Dwi, harga bawang goreng yang stabil dan lebih diterima oleh pasar akhirnya menjadi ide bagi KWT untuk membuat produk olahan bawang merah menjadi bawang goreng. Usaha yang diusung oleh warga setempat sudah berlangsung selama sekitar lima tahun.
Sementara proses produksi bawang goreng sendiri, kata Dwi cukup sederhana. Bawang merah yang sudah dikupas diiris tipis-tipis untuk kemudian dikeringkan. Selanjutnya bawang diberikan bumbu khusus tergantung varian mana yang mau dibikin, ada original yang tanpa tambahan bumbu, crispy dengan sedikit tepung serta varian pedas yang ditambah dengan daun jeruk purut. Tahap berikutnya, yaitu menggoreng bawang hingga kering, lalu dimasukkan ke dalam kemasan.
Saat ini, Bank BPD DIY memang terus memperluas pemanfaatan QRIS, termasuk bagi UMKM. Tidak hanya mengejar jumlah merchant QRIS, namun edukasi pemanfaatan agar dapat digunakan secara maksimal turut dilakukan.
Dwi mengatakan dengan kemudahan untuk konsumen membeli produk Superbram tersebut, meningkatkan penjualan juga. “Terus terang dengan QRIS meningkatkan penjualan. Penjualan sudah ke berbagai daerah di Indonesia. Kami manfaatkan marketplace, dan media sosial, serta web juga,” ucapnya.
Untuk penjualan secara offline, saat ini produk Superbram sudah merambah ke Tomira yang tersebar se-Kulonprogo, termasuk di Yogyakarta International Airport (YIA) dan sejumlah toko atau mal di Jogja.
Dwi berharap Superbram yang awalnya pada 2018 dengan dukungan Bank Indonesia (BI) DIY, dan UGM juga, bisa terus mendapat dukungan, termasuk dari Bank BPD DIY. “Kami harap masih bisa terus digandeng. Bekerja sama, saling menguntungkan. Misal ada event Bank BPD DIY, kami bisa diajak sebagai UMKM binaan,” ujarnya. (Adv).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Ratusan PNS Sleman Dapat Penghargaan Satyalancana Karya Satya
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Kenaikan BI Rate 25 Basis Poin, Respon Kadin DIY: Keputusan Moderat
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
Advertisement
Advertisement