Dukung Travex dan ATF 2023, BI DIY Libatkan Puluhan UMKM

Advertisement
JOGJA — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY turut mengambil peran dalam menyukseskan pelaksanaan ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023.
Selain mendirikan stan di Travel Exchange (Travex), BI DIY juga terlibat aktif pada Pameran Pariwisata Indonesia, Festival Kuliner dan Pameran UMKM Ekonomi Kreatif yang digelar di JEC pada 2-5 Februari 2023.
Advertisement
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan mengatakan gelaran ATF merupakan event internasional. Untuk itu, BI mengirimkan sekitar 40 UMKM binaan pada kategori fesyen, food, dan craft untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan ATF, yakni pada Pameran Pariwisata Indonesia, Festival Kuliner dan Pameran UMKM Ekonomi Kreatif yang digelar di JEC, maupun showcase UMKM premium yang digelar di Hotel Marriott Yogyakarta.
“Untuk ini, kami berkolaborasi dengan BI Jawa Tengah dan BI Solo,” ucap dia, Kamis (2/2/2023).
Lebih lanjut, BI DIY juga mengambil peran pada pameran Travex, melalui Griya Cokelat Nglanggeran dan Kopi Menoreh. UMKM yang berada di stan BI, katanya, memiliki kualitas cukup baik dan memiliki kebanggaan.
“Keterlibatan UMKM binaan kami di forum internasional ini melewati kurasi. Kami ingin UMKM bisa naik kelas dan menggunakan transaksi digital termasuk ke pasar ekspor,” katanya.
BI mendorong UMKM binaannya untuk terus naik kelas dengan berbagai pembinaan, peningkatan kapasitas building dan bantuan teknis lainnya. “Kami memiliki Forkom Exim [Forum Ekspor Impor] untuk pengusaha eksportir asal DIY supaya calon-calon pengekspor ini bisa memenuhi persyaratan ekspor,” katanya.
Mitra Petani
CEO Ramu Padu Nusantara, Anneke P Purwidyantari menyatakan bahwa Ramu Padu Nusantara merupakan salah satu UMKM binaan BI yang turut mengikuti pameran pada ATF 2023.
Ramu Padu Nusantara merupakan perusahaan rintisan (start up) sektor kuliner dengan spesialisasi pengolahan bahan baku eksotis asli Indonesia untuk dijadikan produk gourmet. “Kami selama ini, bermitra dengan petani-petani dan supplier lokal,” ucap dia.
Ramu Padu Nusantara dengan brand MoonShine mengolah bahan baku eksotis asli Indonesia menjadi gourmet syrup, herb tea series and powder, dan extract.
Produk-produk Ramu Padu Nusantara diolah tanpa menggunakan filler, bahan tambahan dan pengawet sintetis. Bahan-bahan baku, ada yang diambil dari wilayah DIY dan luar DIY. “Kami eksplorasi rasa-rasa teh, rempah-rempah, bunga-bungaan rasa Indonesia. Kami bermitra dengan petani untuk mengembangkan seperti di Gunungkidul dan Sleman,” katanya.
Sejak saat ini sudah lebih dari 20 varian yang diproduksi. Produk tersebut didistribusikan ke seluruh Nusantara maupun mancanegara, seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura.
Permintaan barang, kata dia, banyak berasal dari kafe-kafe. “Pasar domestik masih paling besar sekitar 90 persen seperti DIY, Jabodetabek, Bandung, Bali dan 10 persen ekspor ke beberapa negara ASEAN,” katanya.
"Kami dibina BI sejak berdiri 2019 lalu. Promosi yang dilakukan BI sangat bagus, sangat membantu kami. Seperti teh ini salesnya melejit karena dibantu BI, termasuk dipertemukan dengan supplier,” katanya.
Pembinaan
Selain Ramu Padu Nusantara, UMKM binaan BI lainnya adalah KaLu yang merupakan singkatan dari Kain Lurik.
Bisnis KaLu ini digawangi oleh suami istri, Angga Wijianto dan Dyah Yesnita Narendra Dewi. Keduanya membangun bisnis sejak 2011 dan menjadi bagian dari UKM binaan BI sejak 2012 lalu. “Basic kami kreasi tenun dan lurik menjadi berbagai macam produk. Mulai corporate gift, suvenir, dan lainnya,” ujar Angga.
Sejak memenangi kompetisi wirausaha BI yang digelar pada 2012, KaLu terus mendapat pembinaan, mulai dari pelatihan dan pendampingan.
Mulai 2018-2019, kata dia, BI aktif menggandeng UKM dan kami dilibatkan ke berbagai kegiatan pameran. “Hal yang paling membanggakan Angga, produk tas KaLu juga pernah dipesan sebagai official souvenir saat kegiatan G20 di Bali tahun lalu,” ucap dia.
“Kami bahkan masuk ke e-katalog BI dan membeli produk UKM binaannya, termasuk kami. Itu keren banget karena BI tidak hanya support di pameran tetapi juga order juga dalam bentuk suvenir maupun hamper,” katanya.
Adapun pangsa pasar KaLu masih di dalam negeri tetapi mereka berharap bisa memasarkan produk KaLu hingga luar negeri. “BI tetap harus menggandeng UMKM agar banyak yang naik kelas. Kalau bisa ada penambahan UMKM di e-katalog BI agar merata, dan kami masih membutuhkan pendampingan BI untuk bisa ekspor agar pangsa pasar kami terus meluas,” katanya.
Gelaran ATF 2023 yang merupakan ajang diseminasi terkait dengan keketuaan Indonesia di ASEAN khususnya di bidang finansial, juga diharapkan dapat turut menjadi katalis perekonomian DIY pascapandemi Covid-19 serta diharapkan dapat menjadikan UMKM DIY naik kelas menuju UMKM Go Ekspor, Go Digital, dan Go Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BP Tapera Salurkan Pembiayaan Rumah FLPP Rp17,24 Triliun untuk 33 Provinsi
- Bank Mandiri Siap Penuhi Ketentuan Pemblokiran Rekening Judi Online
- Update Harga Emas Pegadaian Hari Ini, dari Ukuran 0,5 Gram hingga 1 Kg
- Pertumbuhan Ekonomi RI Menguat, Tekstil Negara Maju Serbu Pasar Domestik
- Kembangkan Wisata Halal, Jumlah Hotel Syariah di Indonesia Naik 500%
Advertisement

Terkuak! Kokam DIY Dibekukan karena Tak Hadiri Apel di Solo Bareng Jokowi
Advertisement

Danau Toba Dikartu Kuning UNESCO & Status Global Geopark Terancam Dicabut, Ini Penyebabnya
Advertisement
Berita Populer
- Siapkan Strategi! Ini Peluang Bisnis yang Diramal Paling Menguntungkan Tahun 2024
- Daftar Harga BBM Pertamina di Seluruh Indonesia, Mulai Oktober 2023 Naik Lagi
- Direktur PLN Bahas EBT di Kuliah Umum Universitas Peradaban
- Jogja Jadi Kota Destinasi Pertama Jambore Daerah HSFCI se-Jawa & Bali 2023
- Rumah BUMN Gunungkidul Binaan PLN, Bawa Produk UMKM ke Pameran Internasional
- Lahan Pertanian DIY Terus Berkurang, Pakar: Perlu Ada Kompensasi!
- LPS Sebut Tabungan di Bawah Rp100 Juta Terus Tumbuh
Advertisement
Advertisement