Advertisement
OJK DIY Sasar Santri hingga Difabel untuk Edukasi Literasi dan Inklusi Keuangan

Advertisement
Harianjogja.com,JOGJA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY terus mendorong literasi dan inklusi keuangan. Kepala OJK DIY, Parjiman mengatakan OJK memiliki Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Indonesia 2021-2025 yang memberikan arah literasi dan inklusi keuangan.
Ada program tematik setiap tahunnya. Sasaran untuk literasi dan inklusi keuangan juga berbeda-beda. Pada tahun ini menurutnya program tematik OJK adalah akselerasi pemanfaatan produk atau jasa keuangan syariah.
Advertisement
"Adapun sasaran literasi kami tahun ini adalah kepada pelajar atau santri, kaum difabel, UMKM, daerah 3T [Terdepan, Terluar, Tertinggal] dan kaum perempuan," ucapnya, Rabu (3/5/2023).
BACA JUGA : OJK DIY Bekali Pamong Literasi Keuangan
Dia menyebut saat ini masyarakat sudah mulai melirik instrumen investasi lain, selain produk perbankan. Mulai dari saham, reksadana, hingga Surat Berharga Negara (SBN). "Betul untuk instrumen investasi lain selain produk perbankan mulai diminati masyarakat," lanjutnya.
Dia menjelaskan berdasarkan hasil survei yang dilakukan tiga tahunan, untuk 2022 indeks literasi keuangan di DIY sebesar 54,55% lebih tinggi dari tingkat literasi nasional sebesar 49,68%. Artinya lebih dari separuh masyarakat DIY telah memiliki pemahaman atau pengetahuan yang baik terkait produk dan jasa keuangan.
"Adapun tingkat inklusi di DIY sebesar 82,08% sedikit dibawah inklusi keuangan nasional sebesar 85,10%."
Meski literasi dan inklusi terus didorong, minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank juga masih tinggi. Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DIY mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Kuartal I masih tumbuh 3,62%.
BACA JUGA : OJK Dorong Perempuan Semakin Melek Keuangan Syariah
"DPK Kuartal I Rp75,61 triliun, growth 3,62%," kata Kepala BI DIY, Budiharto Setyawan.
Menurutnya literasi dan inklusi keuangan masyarakat terus dorong. Sehingga punya banyak pilihan alternatif investasi selain di perbankan. "Ada pegadaian, ada pasar modal, ada obligasi pemerintah."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Pemerintah Menyambut Baik Investasi Microsoft Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI di Indonesia
- Nego Tarif Impor AS-Jepang, Trump Turun Gunung
- Warga Berbondong-Bondong Beli Emas Batangan, Ini Menurut Ekonom UAJY
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement