Dampak Perang Israel-Hamas, Kurs Rupiah ke Dolar AS Berpotensi Melemah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan depan diprediksi melemah, di tengah konflik antara Israel-Hamas yang kian memanas, suku bunga tinggi AS, dan juga sederet sentimen global lainnya.
Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah masih akan dipengaruhi oleh isu suku bunga tinggi AS dan konflik Israel-Hamas. Selain itu data China dan Indonesia juga bisa mempengaruhi pergerakan rupiah. "Perang Israel-Hamas masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar, sehingga akan mencermati perkembangan apakah akan membesar dan melibatkan negara lain atau terkonsentrasi di dua pihak saja. Bila terekskalasi, kekhawatiran pelaku pasar akan meningkat dan dolar AS bisa menguat lagi," ujarnya kepada JIBI/Bisnis, dikutip Minggu (15/10/2023).
Advertisement
BACA JUGA : Harga Pertamax Cs Naik Lagi, Begini Penjelasan Pertamina
Sebagai pengingat, pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (13/10/2023), rupiah ditutup menguat 0,11% ke level Rp15.682 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,25% ke 106,33. Di lain sisi, dari data inflasi AS September 2023, indeks harga konsumen mencatat kenaikan sebesar 3,7% pada basis tahunan, laju yang sama seperti pada bulan Agustus, dan naik lebih besar dari perkiraan sebesar 0,4% month-to-month (mtm).
Para ekonom memperkirakan angka sebesar 3,6% dan 0,3%. Alhasil, para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan sebesar 38% dari kenaikan suku bunga pada Desember oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 28% kemungkinan yang tecermin sebelum rilis laporan tersebut.
Sebagaimana diketahui, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) saat ini masih ditahan di level 5,25%-5,5% pada FOMC September 2023. Namun, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps sekali lagi ke level 5,75 hingga akhir tahun untuk menekan laju inflasi.
"Di pekan depan, beberapa data ekonomi AS akan menjadi perhatian pelaku pasar untuk mengonfirmasi soal isu suku bunga tinggi AS seperti data penjualan ritel, data perumahan, data aktivitas manufaktur di wilayah industri New York dan Philadelphia, dan data klaim tunjangan pengangguran," katanya.
Selain itu, dia bilang, data PDB China kuartal III/2023 dan produksi industri yang dirilis Rabu, (18/10/2023) juga dapat memengaruhi rupiah, sebab China adalah mitra dagang terbesar untuk Indonesia. Jika ekonomi China terganggu, maka mendorong pelemahan rupiah.
Lebih lanjut Ariston mengatakan, data neraca perdagangan Indonesia September 2023 juga dapat memengaruhi rupiah, bila neraca dagang tetap surplus meski nilai ekspor atau impor menurun, nilai tukar rupiah bisa terdukung.
Menurutnya, hasil rapat Bank Indonesia (BI) pekan depan kemungkinan tidak akan terlalu memengaruhi rupiah bila tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakannya. "Potensi pelemahan rupiah masih terbuka untuk pekan depan. Rupiah masih bisa bergerak lagi di atas Rp15.700 hingga Rp15.750, tapi di sisi lain, perubahan sentimen terkait kenaikan suku bunga acuan The Fed, rupiah bisa menguat lagi ke arah support Rp15.600," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Eko Suwanto Sebut Cawali Jogja Hasto Wardoyo Punya Semangat Melayani Rakyat & Anti Korupsi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
- Harga Bitcoin Pecah Rekor, Investor Diminta Berhati-hati Titipkan Dana Investasinya
- Sah! Maya Watono Jabat Direktur Utama Holding BUMN InJourney, Berikut Profilnya
- Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Lawatannya ke Inggris
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Bea Cukai DIY Sebut Hampir Semua Stakeholder Sepakti Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
Advertisement
Advertisement