Advertisement
Kemenhub Optimistis Tarif Dinamis Kereta Cepat Mampu Kerek Jumlah Penumpang Naik

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai penerapan rencana penerapan skema tarif dinamis (dynamic pricing) untuk moda Kereta Cepat WHOOSH dapat mendorong jumlah penumpang.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan penerapan skema tarif untuk kereta cepat merupakan wewenang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator. Menurutnya, skema ini merupakan salah satu upaya KCIC untuk meningkatkan jumlah penumpang, terutama pada jam-jam nonsibuk (off peak hours). "Kami menyambut baik inisiatif KCIC terkait skema tarif ini. Pemberlakuan ini dalam rangka meningkatkan layanan sekaligus okupansi kereta cepat di jam-jam tidak sibuk," kata Adita pada Selasa (30/1/2024).
Advertisement
Secara terpisah, General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menjelaskan harga tiket Kereta Cepat WHOOSH untuk kelas Premium Economy dengan skema dinamis akan dijual mulai dari Rp150.000, Rp175.000, Rp200.000, Rp225.000, hingga Rp250.000. Dia mengatakan skema ini akan berlaku mulai 3 Februari 2024 mendatang hingga ada kebijakan terkait tarif yang selanjutnya.
Adapun, Eva juga tidak memperinci secara detail jangka waktu pemberlakuan skema tarif dinamis ini. "Sejauh ini akan diberlakukan skema dynamic pricing mulai 3 Februari 2024. Tidak bisa dibilang juga akan selamanya pakai skema ini, pasti dari KCIC juga akan melakukan improvisasi terkait tarif ini ke depannya," jelasnya.
Baca Juga
Kereta Cepat Segera Hadir di Jogja, Pustral UGM: Perhatikan Skema Pembiayaan
Kereta Cepat Segera Hadir di Jogja hingga Surabaya, Ini Kata Luhut
Kereta Cepat Whoosh Gunakan Tarif Dinamis Mulai 3 Februari 2024, Termurah Rp150.000
Sebelumnya, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana mengatakan penerapan tarif dinamis merupakan salah satu strategi KCIC untuk menggenjot tingkat okupansi penumpang. Menurutnya, penerapan tarif dinamis ditujukan untuk meningkatkan okupansi penumpang terutama pada periode nonsibuk (off peak) seperti hari kerja.
Aditya menuturkan tingkat okupansi kereta cepat saat tarif yang diberlakukan Rp150.000 masih cukup tinggi. Namun, tren tersebut mengalami penurunan saat tarif WHOOSH yang diberlakukan pada kisaran Rp200.000-Rp250.000. "Harapannya dengan Rp150.000 di periode non sibuk itu bisa meningkatkan okupansi," ujar Aditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Surati Sri Sultan, Orang Tua Siswa SMP di Jogja Minta Dugaan Kebocoran Soal ASPD Diusut Tuntas
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Rocketindo: Lebih dari Sekadar Marketing Agency, Penyedia Layanan Omni Channel yang Mendorong Kesuksesan Brand di Indonesia
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
Advertisement