Advertisement
REI Berharap Ada Kementerian Baru soal Perumahan Rakyat di Era Prabowo, Ini Alasannya
![REI Berharap Ada Kementerian Baru soal Perumahan Rakyat di Era Prabowo, Ini Alasannya](https://img.harianjogja.com/posts/2024/05/24/1175652/perumahan-ilustrasi-freepik.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—DPP Real Estate Indonesia (REI) berharap agar pemerintahan baru membentuk kementerian baru, yakni Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan.
Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto mengatakan pada 2010, backlog atau kekurangan perumahan di Indonesia sebanyak 13,5 juta unit. Kemudian pada 2020 turun menjadi 12,7 juta unit. Menurutnya, dalam 10 tahun penurunannya tidak sampai 10%.
Advertisement
Sementara di 2035 diproyeksikan penduduk Indonesia mencapai 304 juta, dan 66 persennya tinggal di perkotaan. Jika tidak ada kementerian baru menurutnya tidak ada yang bertanggung jawab secara langsung, tidak ada yang eksekusi, dan tidak ada yang mengawal pemenuhan kebutuhan hunian layak.
REI menargetkan setidaknya dalam lima tahun bisa mengurangi backlog 5 juta unit. Setiap tahun bisa turun 1 juta unit. Dia menyebut untuk mencapai target ini harus dilakukan dengan cara yang berbeda. "Kami targetnya dalam kurun lima tahun setidaknya bisa di angka 5 juta unit," ucapnya dalam acara simbolis penanaman 1.000 pohon DPD REI DIY di Perumahan Tjokro Emerald, Sleman, Jumat (24/5/2024).
Dia menyebut kontribusi dari properti sangat besar sekitar 14%-16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB); 9% pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); dan 35%-55% Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kemudian serapan tenaga kerja sebanyak 16 juta.
BACA JUGA: REI DIY: Harga Rumah Vertikal Masih Lebih Mahal Dibanding Rumah Tapak
Dampak lain menurutnya adalah industri perumahan bisa menekan kemiskinan sampai 8%. Joko mengatakan pada 2023 investasi properti sekitar Rp125 triliun dan sampai kuartal I 2024 mencapai Rp29,6 triliun. Peringkat empat kontribusi pada PDB. "Properti ini big giant, 2023 kata pak Bahlil [Menteri Investasi] investasi dalam negeri sudah Rp125 triliun," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, properti bisa mendorong 185 industri lainnya. Seperti genteng, cat, kayu, dan lain-lain. Apabila sektor ini berkembang menurutnya akan menyerap banyak tenaga kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Layanan Perbankan Dipastikan Aman dari Serangan Ransomware
- BRIN Berinovasi Bikin PLTS Terapung Bisa Berpindah Tempat
- Nilai Tukar Rupiah Amblek, Harga Obat Diprediksi Naik
- MPBI DIY Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Berdampak pada PHK
- Impor Beras Indonesia Diprediksi hingga Lima Juta Ton, Ini Komentar Anggota DPR
Advertisement
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/22/1178793/pesawat.jpg)
Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit
Advertisement
Berita Populer
- Nilai Tukar Rupiah Amblek, Harga Obat Diprediksi Naik
- Dukung Gandeng Gendong, BPD DIY Salurkan Bantuan Rp710 Juta
- Kinerja Industri Tekstil Terus Merosot, Kadin Sebut karena Digerogoti Oknum
- BRIN Berinovasi Bikin PLTS Terapung Bisa Berpindah Tempat
- Rupiah Melemah, Siap-Siap! Harga BBM Non Subsidi Bakal Naik
- Akui Lakukan Monopoli Layanan Jasa Kurir, Shopee & Shopee Express Siap Ubah Perilaku
- Ini Daftar Mall di Jogja yang Menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Advertisement
Advertisement