Advertisement

Ekspor DIY Mulai Lesu, Disperindag Sebut Tren Tahunan

Anisatul Umah
Sabtu, 08 Juni 2024 - 14:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Ekspor DIY Mulai Lesu, Disperindag Sebut Tren Tahunan Ilustrasi suasana aktivitas di pelabuhan yang menjadi salah satu pelabuhan kelolaan PT Pelindo Regional 4 di kawasan Timur. Antara - HO/Pelindo Regional 4\\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat kegiatan ekspor selama April 2024 mencapai 34,34 juta dolar AS, turun 20,66% dibandingkan Maret 2024 sebesar 43,28 juta dolar AS. Meski turun dari bulan lalu, namun lebih tinggi dari capaian April 2023 sebesar 31,44 juta dolar AS.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan negara tujuan ekspor terbesar dari DIY adalah AS dengan nilai 15,11 juta dolar AS andilnya 44%. Disusul Jepang 2,74 juta dolar AS dengan andil 7,98%, Jerman 2,33 juta dolar AS dengan andil 6,79%. Disusul Australia, Belanda, Inggris, Korea Selatan, hingga Singapura dengan nilai di bawah 2 juta dolar AS dengan andil di bawah 6%.

Advertisement

BACA JUGA: Ekonomi DIY Triwulan I 2024 Tumbuh 5,02 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa

Apabila dilihat secara kawasan paling tinggi Uni Eropa sebesar 6,78 juta dolar AS dengan andil 19,74%. Kemudian kawasan Asean dengan nilai 1,25 juta dolar AS dengan andil 3,64%.

"Komoditas ekspor DIY berdasarkan golongan April 2024 paling besar pakaian jadi bukan rajutan 12,99 juta dolar AS andil 37,83%," ucapnya beberapa waktu lalu.

Disusul barang-barang rajutan senilai 3,72 juta dolar AS dengan andil 10,83%. Dan terbesar ketiga adalah barang-barang dari kulit 3,62 juta dolar AS dengan andil 10,54%.

Berbeda dengan ekspor April 2024 yang lesu, impor justru menguat dengan nilai 13,22 juta dolar AS atau tumbuh 43,07% dari bulan lalu 9,24 juta dolar AS. Dan jika dibandingkan dengan April tahun lalu senilai 7,06 juta dolar AS pertumbuhannya lebih tinggi lagi.

Herum mengatakan negara pemasok impor DIY pertama adalah Tiongkok dengan nilai 5,12 juta dolar AS dengan andil 38,75%, kedua Hongkong 2,32 juta dolar AS dengan andil 17,55%, dan AS 2,26 juta dolar AS dengan andil 17,10%.

"Untuk negara Korea Selatan dan lainnya nilai dibawah 1 juta dolar AS dan andil di bawah 8%," jelasnya.

Menanggapi penurunan ekspor April 2024, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut sudah menjadi tren tahunan. Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan penurunan ekspor tidak hanya terjadi di DIY, namun juga nasional.

Dia mengatakan ekspor Indonesia April 2024 turun 12,97% dibandingkan Maret 2024 dan sedikit naik 1,7% dibandingkan bulan Maret 2023. Menurutnya berdasarkan data BPS 2015-2024, tren nilai ekspor DIY bulan April memang mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

"Ekspor DIY April 2024 turun 20,66% dibanding Maret 2024, tetapi sedikit naik dibandingkan April 2023 sebesar 8,7%," kata Syam, Sabtu (8/6/2024).

Syam menjelaskan penyumbang penurunan ekspor DIY terjadi pada komoditi pakaian jadi bukan rajutan sebagai komoditi utama ekspor sebesar 4,73 juta dolar AS. Tahun lalu komoditas ini juga menyumbang penurunan ekspor.

Penurunan permintaan diperkirakan jadi sebab lesunya ekspor, stok masih ada dari bulan sebelumnya. Nanti akan kembali pulih di bulan selanjutnya. Disperindag DIY berharap ekspor tekstil/garment di DIY masih eksis, dengan catatan ekosistem ekspor harus terjaga dengan baik.

Seperti kebijakan yang mendukung keberlanjutan kegiatan industri dan perdagangan. Bisa kebijakan terkait pajak, perizinan berusaha, perizinan impor yang mendukung bahan baku dan sebagainya.

Lebih lanjut dia mengatakan impor DIY naik 43,07% dengan asal barang terbanyak dari Tiongkok diikuti Hongkong dan Amerika. Nilai impor terbesar dari bahan baku garmen kemudian diikuti lokomotif dan peralatan kereta api.

"Harapannya dengan kenaikan impor bahan baku pada bulan april akan terjadi kenaikan ekspor pada bulan-bulan berikutnya," lanjutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mahasiswa UPN Veteran Jogja Hilang Sejak Juli Lalu, Terakhir Kali Terpantau di Gunungkidul

Sleman
| Minggu, 08 September 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Resor Ski Indoor Terbesar di Dunia di Shanghai China, Berukuran 350 Ribu Meter Persegi

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 12:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement