Advertisement

Biofarmakologi Laut Didorong untuk Industri Farmasi, Kosmetik dan Pangan

Newswire
Sabtu, 15 Februari 2025 - 20:17 WIB
Maya Herawati
Biofarmakologi Laut Didorong untuk Industri Farmasi, Kosmetik dan Pangan Ilustrasi industri farmasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pemanfaatan biofarmakologi laut didorong agar dimanfaatkan untuk industri kesehatan, kosmetik, dan pangan fungsional berbasis sumber daya kelautan dan perikanan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) KKP Victor Gustaaf Manoppo mengatakan bahwa langkah itu bertujuan meningkatkan ketahanan kefarmasian nasional sekaligus memberdayakan masyarakat pesisir dalam rantai pasok bahan baku obat bahan alam (OBA).

Advertisement

"Sumber daya hayati perairan Indonesia sangat besar untuk mengembangkan biofarmakologi, seperti spirulina, minyak ikan, albumin, squalene, dan ekstrak teripang. Tentunya pemanfaatan ini harus dilakukan secara berkelanjutan dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem,” kata Victor dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (15/2/2025).

Sebagai upaya percepatan, KKP yang merupakan anggota Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka melaksanakan berbagai kegiatan untuk peningkatan kapasitas biofarmakologi.

"Salah satunya adalah pengembangan mikroalga spirulina untuk menunjang ketahanan obat bahan alam dan kosmetik di Klaten, Jawa Tengah yang melibatkan akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat lokal," ujarnya.

Direktur Jasa Kelautan KKP Miftahul Huda menjelaskan pengembangan spirulina dan fikosianin punya nilai strategis untuk industri farmasi dan kosmetik bahkan UMKM dapat mengambil peran aktif dalam rantai pasok ini.

"Spirulina menjadi salah satu komoditas unggulan bio farmakologi karena kandungan fikosianinnya yang tinggi. Fungsinya sebagai pewarna alami, antioksidan dan antiinflamasi," kata Miftahul.

Program kemitraan UMKM bio farmakologi dengan industri besar KKP juga menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

BACA JUGA: Pemerintah Diminta Mengantisipasi Dampak Efisiensi Anggaran

Melalui skema 'Orang Tua Angkat OBA dan Kosmetik' UMKM yang memenuhi standar akan menjadi anak angkat industri dan mendapat pendampingan dan akses pasar yang lebih luas.

Di sisi lain, budi daya spirulina juga dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan komoditas lain seperti kelapa sawit dalam produksi biofuel. Dengan produktivitas tinggi dan minim dampak ekologis, spirulina menjadi alternatif yang menjanjikan bagi industri hijau.

Untuk meningkatkan nilai tambah, produk turunannya seperti pycomilk (susu fortifikasi fikosianin) dan astromie (mi instan berbasis fikosianin) juga tengah dikembangkan sebagai pangan fungsional yang bernutrisi tinggi.

"Produk ini diharapkan menjadi solusi peningkatan gizi masyarakat, terutama di daerah rawan pangan," kata dia.

Lebih lanjut, Miftahul menegaskan bahwa KKP terus memperkuat ekosistem biofarmakologi nasional melalui regulasi, pendampingan usaha, serta kolaborasi dengan sektor akademik dan industri.

"Upaya ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk mendukung kemandirian farmasi berbasis potensi sumber daya kelautan Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cek Lokasi Keberangkatan DAMRI ke Bandara YIA, Minggu 16 Februari 2025

Jogja
| Minggu, 16 Februari 2025, 04:17 WIB

Advertisement

alt

Pemerintah Kalurahan Patalan Bantul Sediakan Wisata Naik Andong Keliling Perdesaan

Wisata
| Rabu, 12 Februari 2025, 19:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement