Advertisement
Biofarmakologi Laut Didorong untuk Industri Farmasi, Kosmetik dan Pangan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemanfaatan biofarmakologi laut didorong agar dimanfaatkan untuk industri kesehatan, kosmetik, dan pangan fungsional berbasis sumber daya kelautan dan perikanan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) KKP Victor Gustaaf Manoppo mengatakan bahwa langkah itu bertujuan meningkatkan ketahanan kefarmasian nasional sekaligus memberdayakan masyarakat pesisir dalam rantai pasok bahan baku obat bahan alam (OBA).
Advertisement
"Sumber daya hayati perairan Indonesia sangat besar untuk mengembangkan biofarmakologi, seperti spirulina, minyak ikan, albumin, squalene, dan ekstrak teripang. Tentunya pemanfaatan ini harus dilakukan secara berkelanjutan dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem,” kata Victor dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (15/2/2025).
Sebagai upaya percepatan, KKP yang merupakan anggota Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka melaksanakan berbagai kegiatan untuk peningkatan kapasitas biofarmakologi.
"Salah satunya adalah pengembangan mikroalga spirulina untuk menunjang ketahanan obat bahan alam dan kosmetik di Klaten, Jawa Tengah yang melibatkan akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat lokal," ujarnya.
Direktur Jasa Kelautan KKP Miftahul Huda menjelaskan pengembangan spirulina dan fikosianin punya nilai strategis untuk industri farmasi dan kosmetik bahkan UMKM dapat mengambil peran aktif dalam rantai pasok ini.
"Spirulina menjadi salah satu komoditas unggulan bio farmakologi karena kandungan fikosianinnya yang tinggi. Fungsinya sebagai pewarna alami, antioksidan dan antiinflamasi," kata Miftahul.
Program kemitraan UMKM bio farmakologi dengan industri besar KKP juga menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Mengantisipasi Dampak Efisiensi Anggaran
Melalui skema 'Orang Tua Angkat OBA dan Kosmetik' UMKM yang memenuhi standar akan menjadi anak angkat industri dan mendapat pendampingan dan akses pasar yang lebih luas.
Di sisi lain, budi daya spirulina juga dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan komoditas lain seperti kelapa sawit dalam produksi biofuel. Dengan produktivitas tinggi dan minim dampak ekologis, spirulina menjadi alternatif yang menjanjikan bagi industri hijau.
Untuk meningkatkan nilai tambah, produk turunannya seperti pycomilk (susu fortifikasi fikosianin) dan astromie (mi instan berbasis fikosianin) juga tengah dikembangkan sebagai pangan fungsional yang bernutrisi tinggi.
"Produk ini diharapkan menjadi solusi peningkatan gizi masyarakat, terutama di daerah rawan pangan," kata dia.
Lebih lanjut, Miftahul menegaskan bahwa KKP terus memperkuat ekosistem biofarmakologi nasional melalui regulasi, pendampingan usaha, serta kolaborasi dengan sektor akademik dan industri.
"Upaya ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk mendukung kemandirian farmasi berbasis potensi sumber daya kelautan Indonesia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Termurah Rp1.051.000 per 0,5 Gram
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Mengenal Hunian Dekat Pusat Transportasi Bernama TOD yang Kini Didorong Tumbuh oleh Pemerintah
Advertisement

Merasa Dipersulit Mengurus Uji KIR, Paguyuban Sopir Truk ODOL Gelar Demo di Disbub Gunungkidul
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Diluncurkan Pertengahan Maret 2025, Pengguna QRIS Tap Capai 47,8 Juta Orang
- BMW Grup Tegaskan sebagai Pemilik Sah Merek Dagang M6
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Termurah Rp1.051.000 per 0,5 Gram
- Harga Ayam Hidup Anjlok, Kementan Upayakan Stabilisasi Gandeng Satgas Pangan Polri
- BPR Kurnia Sewon Dampingi Puluhan UKM Naik Kelas dengan AI
- Pinsar Jateng-DIY Dukung Kenaikan HPP Ayam Hidup Jadi Rp18.000 per Kg
Advertisement
Advertisement