Advertisement
Diskon Tarif Listrik Sebabkan Deflasi di DIY Januari-Februari 2025

Advertisement
Harianjgja.com, KULONPROGO—Pemda DIY menyebut penyebab terjadinya deflasi di wilayah ini disebabkan adanya pemberian diskon tarif listrik oleh PLN menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Kepala Bagian Rekayasa Perekonomian Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda DIY Eling Priswantomengatakan daya beli masyarakat tidak menurun, hanya saja stok pangan banyak sehingga terkesan kebutuhan berlimpah.
Advertisement
"Adanya deflasi di DIY sebenarnya bukan disebabkan daya beli yang menurun, namun disebabkan adanya tekanan kebijakan dari pusat terkait pemberian diskon tarif listrik," kata Eling di Kulonprogo, Rabu (12/3/2025)
Seperti diketahui, Provinsi DIY mengalami deflasi month to month (mtm) sebesar 0,35 persen pada Januari-Februari 2025 dan inflasi year on year (yoy) sebesar 0,95 persen.
"Pemberian diskon tarif listrik andil besar yang menyebabkan deflasi di DIY," katanya.
Menurut Eling, deflasi di DIY akan masih berlangsung hingga Maret 2025 ini. Diskon listrik untuk pasca-bayar diskon pada Januari-Februari, pengaruhnya bisa satu bulan kemudian.
"Diskonnya masih terasa hingga Maret, setelah itu April diproyeksi kembali normal," katanya.
BACA JUGA: Bantah Daya Beli Masyarakat Lesu, Sri Mulyani Sebut Deflasi karena Bantuan Pemerintah
Lebih lanjut, Eling mengatakan dampak signifikan deflasi terhadap perekonomian di DIY, yakni perekonomian melambat. Di DIY, tidak begitu terasa adanya deflasi karena di DIY banyak disokong adanya ekonomi kreatif yang sangat maju.
"Ekonomi kreatif dapat mengimbangi perlambatan ekonomi di DIY. Jadi saling mengimbangi," katanya.
Namun demikian, kata Eling, Pemprov DIY belum mengambil tindakan untuk mengatasi deflasi karena masih menunggu perkembangan dampak diskon tarif listrik pada Maret ini.
"Faktor utama deflasi adalah kebijakan diskon tarif listrik, coba nanti kita lihat apakah setelah tidak ada kebijakan itu, deflasi masih atau tidak, baru kita evaluasi dan tentukan langkah-langkah selanjutnya," katanya.
Dia mengatakan faktor deflasi banyak. Saat ini, stok pangan sangat aman.
"Memang tidak mudah persoalan ini. Namun lebih mudah menstabilkan harga dari tinggi ke rendah, dari pada menaikkan harga dari yang semula rendah ke harga tinggi. Hal ini dibutuhkan tenaga dan pikiran yang lebih banyak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement

Belasan Ribu Peserta BPJS Kesehatan di Gunungkidul Dibekukan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Mengekspor 98 Ton Produk Perikanan Senilai Rp28 Miliar ke Thailand dan Amerika Serikat
- Harga Emas Minggu 29 Juni 2025: Tren Penurunan Harga Jual
- Pemerintah Pastikan Tarif Dasar Listrik Non Subsidi Tidak Naik, Ini Daftar Harganya
- Harga Emas UBS dan galeri24 di Pegadaian Turun Drastis, Rp1.863 Juta per Gram
- Muhammadiyah Mau Buka Bank Syariah, OJK Beri Bocoran
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
Advertisement
Advertisement