Advertisement
Ini Alasan Pasar Modal Tetap Diminati Masyarakat DIY
Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Antara - Sulthony Hasanuddin
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta menegaskan pasar modal masih menjadi instrumen investasi yang menarik bagi masyarakat DIY. Kepala BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza, menyebut ada sejumlah faktor yang membuat minat masyarakat tetap tinggi hingga 2025.
Irfan menjelaskan faktor pertama adalah potensi return yang lebih tinggi dibandingkan instrumen konvensional seperti deposito atau tabungan. “Investor dapat memperoleh keuntungan dari dua sumber, capital gain dari kenaikan harga saham dan dividen dari pembagian laba perusahaan,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).
Advertisement
Faktor kedua yaitu kemudahan akses digital, yang membuat investasi saham dapat dimulai dengan modal kecil hanya melalui aplikasi di smartphone. Transformasi digital menurutnya sangat memudahkan masyarakat untuk masuk ke pasar modal.
Faktor ketiga adalah transparansi informasi. Investor dapat mengakses laporan keuangan, kinerja, hingga prospek bisnis emiten secara mudah dan terbuka. “Keterbukaan informasi membantu investor membuat keputusan yang lebih tepat,” katanya.
BEI juga melihat meningkatnya minat investasi tidak lepas dari edukasi masif melalui 63 Galeri Investasi (GI) di DIY. Program seperti Sekolah Pasar Modal, Guruku Investor Saham, hingga Capital Market Summit & Expo (CMSE) disebut berhasil meningkatkan pemahaman publik.
Irfan menambahkan stabilitas makroekonomi turut menjadi faktor pendorong, dengan inflasi terjaga di kisaran 3% plus minus 1% serta pertumbuhan ekonomi yang solid. Kondisi tersebut membuat IHSG mampu bertahan di level 8.000 dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. “Fundamental pasar kita kuat,” tegasnya.
Ia menilai investor muda DIY juga semakin aktif. Generasi di bawah usia 30 tahun kini melihat pasar modal sebagai bagian dari gaya hidup finansial yang sehat sekaligus strategi membangun passive income.
Faktor berikutnya adalah keberadaan 63 Galeri Investasi BEI yang menjadi pintu masuk literasi dan inklusi keuangan, terutama bagi mahasiswa. “Banyak yang pertama kali membuka rekening efek melalui Galeri Investasi,” imbuhnya.
BEI Yogyakarta sebelumnya menargetkan penambahan 50.000 investor baru pada 2025. Target itu telah terlampaui, di mana hingga September 2025 tercatat 52.219 investor baru atau 104,44% dari target tahunan.
Secara nasional, hingga akhir Oktober 2025 terdapat 19.154.487 single investor identification (SID) di pasar modal Indonesia. Dari jumlah itu, investor baru mencapai 4.282.848 SID, meningkat 58,4% dibandingkan 2024. Jumlah investor saham telah mencapai 8.083.076 SID, dengan pertumbuhan 1.701.632 investor saham baru sepanjang 2025.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menegaskan pihaknya akan terus memperluas inklusi pasar modal dan literasi keuangan secara berkelanjutan. “Kami berharap semakin banyak masyarakat yang tidak hanya mengenal pasar modal, tetapi juga berpartisipasi aktif sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berdaya saing dan berdaulat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mahasiswa Jogja Ikuti Pelatihan Jurnalistik ANTARA di UGM
Advertisement
GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas dan Perak Diramal Pecah Rekor Baru pada 2026
- Distribusi Minyakita Akan Dialihkan ke BUMN Pangan
- Heboh Cukai Popok, Kemenkeu: Masih Dikaji, Belum Berlaku
- Aduan Konsumen di DIY Tembus 4.270, Perbankan Mendominasi
- Ini Alasan Pasar Modal Tetap Diminati Masyarakat DIY
- Emas UBS dan Galeri24 Turun Lagi, Ini Daftar Harga Terbarunya
Advertisement
Advertisement



