Advertisement

Agen Pos Tersaingi Start-Up

Rheisnayu Cyntara
Sabtu, 05 Mei 2018 - 12:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Agen Pos Tersaingi Start-Up Pengguna jasa logistik PT Pos berinteraksi dengan petugas di Kantor Pos Besar Jogja (0 KM), Jumat (4/5). - Harian Jogja/Rheisnayu Cyntara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Sejak setahun belakangan, agen pos di Jogja tak hanya bersaing dengan bisnis jasa logistik lainnya tetapi juga dengan start-up yang mulai bermunculan. Start-up tersebut dinilai mulai mengurangi jumlah konsumen yang menggunakan jasa agen pos, meski belum signifikan. 

Ketua Paguyuban Agen Pos Jogja, Indra Yuda mengaku dampak adanya beberapa start-up yang mulai merambah pangsa pasar Jogja mulai dirasakan oleh para agen pos. Menurutnya start-up logistik tersebut biasanya bertindak sebagai agregator yang membandingkan tarif antara jasa layanan logistik satu dengan yang lainnya. Sehingga saat masyarakat memiliki aplikasi tersebut, mereka bisa mengetahui tarif dari beberapa jasa layanan untuk tujuan pengiriman yang sama. Artinya, masyarakat bisa tahu mana jasa logistik yang menawarkan harga termurah atau waktu tercepat untuk pengiriman. 

Advertisement

Hal ini, menurut Yuda, bisa mengurangi jumlah konsumen yang memilih layanan agen pos. Terutama para pelaku online shop yang selalu memilih ongkir termurah untuk mengirimkan barang ke pembelinya. Jika PT Pos menetapkan tarif yang mahal, bisa dipastikan para agen pos bisa ditinggalkan konsumennya. Yuda mengaku hal tersebut terjadi pada 2017 lalu saat PT Pos menaikkan tarif jasa layanan logistik. Konsumen turun drastis, hingga pada akhir 2017, kebijakan tersebut dicabut dan tarif lama diberlakukan kembali. "Awal 2018 ini kami baru mulai tumbuh lagi setelah sempat anjlok pada 2017. Kalau tarif pos mahal, bisa terlihat di aplikasi, akibatnya konsumen pasti memilih jasa logistik lain," katanya kepada Harian Jogja, Jumat (4/5/2018). 

Meskipun Yuda menyebut pengaruh akan adanya start-up logistik ini belum terasa secara signifikan, tetapi kekhawatiran selalu ada. Para agen pos khawatir jika nasib mereka akan sama seperti para agen penjualan tiket travel konvensional yang tergeser karena adanya start-up seperti Traveloka, PegiPegi, dan lain-lain. 

"Memang belum signifikan karena belum ada start-up logistik yang cukup besar seperti start-up travel. Namun ini jadi pemikiran kawan-kawan agen, jika dua tahun ke depan masyarakat mulai terbiasa dengan aplikasi seperti ini bisa-bisa kami gulung tikar," ucapnya. 

Oleh sebab itu, pihaknya menyimpulkan kini pesaing agen pos tidak hanya jasa logistik lainnya tetapi juga teknologi yang makin berkembang. Meskipun dari sisi teknis sudah tidak ada kendala berarti, kendala dari sisi bisnis selalu bertambah setiap tahunnya. Oleh sebab itu, Yuda menuturkan 126 agen pos yang termasuk dalam jaringan kantor pos Jogja (0 KM) berusaha meningkatkan layanan kepada pelanggan. Misalnya dengan menawarkan jasa pick up gratis, menambah jam buka layanan, atau inovasi lainnya. 

Sementara itu, Kepala Kantor Pos Jogja, Fediyan Syahputra mengatakan langkah-langkah jemput bola terhadap pelanggan selalu dilakukan. Sebab jika tidak, pos bisa kalah bersaing dengan penyedia jasa lainnya. Apalagi Fediyan menyebut bisnis logistik punya potensi besar untuk berkembang pada tahun-tahun mendatanf menilik tren bisnis daring yang makin pesat saat ini. "Tiap tahun ada peningkatan bisnis logistik rata-rata 15 persen, ini pasar yang besar dan harus kita tangkap dengan sebaik-baiknya," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement