Advertisement

Produk Fesyen Dominasi Ekspor dari Jogja

Rheisnayu Cyntara
Kamis, 05 Juli 2018 - 06:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Produk Fesyen Dominasi Ekspor dari Jogja Kapal kargo melakukan bongkar muat di terminal petikemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/4/2018). - Bisnis Indonesia

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Produk fesyen masih mendominasi komoditas ekspor Jogja pada Mei 2018. Namun jika ditilik dari peningkatan produk, minyak atsiri kosmetik dan wewangian, barang rajutan, dan bulu unggas memegang nilai tertinggi dengan masing-masing sebesar 193,54%, 79,38%, dan 61,33%. 

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengakui kekuatan terbesar Jogja masih bertumpu pada produk pakaian jadi bukan rajutan yang mencapai 32,49% dari total ekspor. Begitu pula dengan kekuatan sektor UMKM yang juga masih didominasi oleh fesyen dan juga kuliner. Karena itu, Siwi mengaku terus berusaha mendorong sektor-sektor produk tersebut agar terus maju dan makin berkualitas. Sebab menurutnya kualitas lebih penting daripada kuantitas. 

Advertisement

"Ekonomi kreatif bertumpu pada kualitas produk, kalau hanya mengejar kuantitas tentu akan kalah saing. Jadi kami tidak hanya fokus bagaimana UMKM berkembang dengan produknya tetapi juga harus tetap sustain. Apalagi ekspor produk ekonomi kreatif kita terus meningkat," katanya, Rabu (4/7). 

Berdasarkan data dari BPS DIY, nilai ekspor barang yang dikirim lewat beberapa pelabuhan mencapai US$37,56 juta [Rp539,2 miliar] atau naik 2,26% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$36,73 juta [Rp527,3 miliar]. Sementara itu jika dibandingkan tahun lalu, selama periode Januari-Mei, nilai ekspor sebesar 14,63%. Sedangkan 10 besar negara tujuan utama mengalami nilai peningkatan ekspor. Tiga negara dengan persentase peningkatan terbesar adalah Singapura 78,58%, Spanyol 39,78%, dan Perancis 27,45%. 

Kepala BPS DIY JB Priyono menambahkan hingga kini Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan utama ekspor Indonesia dengan total nilai ekspor sebesar US$12,31 juta [Rp176,7 miliar] atau 32,79% dari keseluruhan. "Ekspor ke negara tujuan utama kita ini masih didominasi pakaian jadi bukan rajutan, lalu barang rajutan, barang dari kulit, barang dari kayu, jerami atau bahan anyaman, bulu unggas, dan barang dari plastik," katanya. 

Khusus untuk kawasan ASEAN, total nilai ekspor naik drastis hingga 99,30% dibandingkan April 2018. Jika dihitung secara cumulative year on year (YOY) Januari-Mei 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai ekspor naik sebesar 64,86%. Priyono menyebut peningkatan nilai ekspor ke Singapura lah yang paling memiliki andil dalam kenaikan ini. 

Sedangkan jika ditilik berdasarkan komoditas, produk pakaian bukan rajutan masih mendominasi 32,49%, disusul dengan perabot dan penerangan rumah 15,95% dan barang rajutan 12,73%. Namun peningkatan nilai ekspor terbesar dialami minyak atsiri kosmetik dan wewangian, barang rajutan, dan bulu unggas dengan masing-masing sebesar 193,54%, 79,38%, dan 61,33%. 

Priyono juga menuturkan jalur laut masih jadi jalur utama distribusi ekspor DIY, terutama melalui Pelabuhan muat Tanjung Emas Semarang. Pada Mei 2018, total nilai barang yang diekspor melalui pelabuhan tersebut mencapai 26,15 juta atau 69,63%. Selanjutnya pengiriman dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Bandara Soekarno-Hatta, dan Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusumah sebesar 10,19 juta atau 27,13%. "Selebihnya lewat Adi Soetjipto, Tanjung Perak dan Juanda," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 06:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement