Advertisement
Inflasi Jogja pada Juni Terendah Selama 3 Tahun Terahir

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Inflasi Kota Jogja berdasarkan laporan BPS DIY relatif terjaga di pertengahan Ramadan hingga Lebaran. Adanya penurunan harga sejumlah komoditas dan melimpahnya pasokan untuk beberapa komponen volatile food, memberikan penekanan terhadap laju inflasi.
Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY Budi Hanoto mengatakan meskipun terdapat momentum Idulfitri, inflasi DIY pada Juni 2018 masih terkendali pada level 0,46%. “Tingkat inflasi tersebut terendah dalam rata-rata historis Idulfitri dalam tiga tahun terakhir sebesar 0,73 persen, serta lebih rendah dibandingkan pencapaian Nasional sebesar 0,59 persen,” ujar Budi, Selasa (3/7).
Advertisement
Laju inflasi bulan kalender DIY sebesar 1,29% year to date (ytd) dengan laju inflasi tahunan mencapai 2,69% year on year (yoy). Budi memaparkan terkendalinya inflasi pada periode laporan dipengaruhi oleh terjaganya inflasi inti. Meskipun administered prices dan volatile food tercatat mengalami peningkatan tekanan.
Budi menambahkan tekanan inflasi administered price pada Juni 2018 bersumber dari peningkatan tarif angkutan darat, antara lain angkutan antarkota dan tarif kereta api, serta tarif angkutan udara. Kondisi ini dipengaruhi oleh peningkatan permintaan di tengah siklus mudik pada saat Idulfitri.
BACA JUGA
“Namun demikian, menurunnya inflasi bahan bakar rumah tangga mampu menahan tekanan inflasi administered prices pada periode laporan,” kata Budi.
Selain itu, komponen volatile food tercatat inflasi yang disumbang meningkat cukup tajam dibandingkan periode bulan sebelumnya yang deflasi 0,53%. Meningkatnya tekanan inflasi terutama disebabkan peningkatan inflasi daging ayam ras sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat.
Kendati demikian, penurunan tekanan inflasi telur ayam ras, bawang putih, cabai merah dan bawang merah turut menahan tekanan inflasi yang lebih dalam. Melimpahnya pasokan yang didukung oleh kelancaran distribusi mendorong penurunan harga sejumlah komoditas tersebut.
“Terjaganya stabilitas inflasi DIY selama periode Ramadan dan Lebaran tidak terlepas dari sinergi dan koordinasi antara Bank Indonesia DIY dan Pemerintah DIY melalui forum TPID DIY,” katanya.
Sejumlah upaya yang dilakukan TPID DIY dalam mempertahankan inflasi DIY di masa Ramadan dan Lebaran antara lain dengan pemantauan harga dan distributor. Selain itu, TPID DIY juga turut memantau dan menjaga kecukupan pasokan melalui TTI Center, Rumah Pangan Kita dan Kios Segoro Amarto. Operasi pasar dan pasar murah yang selalu digiatkan menjadi salah satu upaya yang dilakukan agar harga komoditas pokok tetap terjangkau oleh masyarakat.
“Ke depan, Bank Indonesia DIY dan Pemda DIY akan terus berkoordinasi meningkatkan sinergi dalam rangka menjaga stabilisasi harga di DIY untuk mencapai sasaran target inflasi 2018 sebesar 3,5persen±1 persen (yoy),” ujar Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daop 6 Jogja Sebut Tingkat Ketepatan Waktu Keberangkatan Capai 99,81 Persen
- Etanol 3,5 Persen Picu Polemik, Pertamina Klaim Tekan Emisi
- Sosok Bjorka yang Ditangkap Polisi Belum Lulus Sekolah dan Pengangguran
- Impor Sapi Bakal Dilonggarkan untuk Percepat Swasembada
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Rp2,2-Rp2,3 Juta per Gram
Advertisement

Kota Jogja Targetkan 300 Titik Parkir Digital hingga Akhir 2025
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Bank BPD DIY Malioboro Run 2025, Ajang Lari Berstandar Internasional Sukses Digelar
- AirAsia Buka Rute Internasional Surabaya-Bangkok
- Pemerintah Beli Gabah Petani Rp6.500 per Kilogram
- Asita DIY Sebut Kunjungan Wisman September 2025 Masih Tinggi
- Naik Lagi! Harga Emas Antam Tembus Rp2.250.000 per Gram
- Harga BBM SPBU Pertamina, BP, Shell dan Vivo
- Analis Prediksi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Melemah
Advertisement
Advertisement