Advertisement
IDE BISNIS: Craftisserie Menyulap Gulungan Kertas Menjadi Hiasan Bernilai Tinggi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bahan dasar kertas sebagai kerajinan memang mudah didapat tetapi membutuhkan kreativitas tinggi untuk mengubahnya menjadi hiasan yang benilai. Di tangan Amelia Karina Jafar, gulungan kertas selebar lima millimeter bisa menjadi rangkaian bentuk yang menaik.
Amelia, 24, memulai usaha kerajinan berbahan dasar kertas yang dinamai Craftisserie pada 2016. Produk utamanya adalah hiasan dinding dari paper quiling. Ia bercerita, awalnya ingin membuat kado untuk sang kakak yang akan menikah. Hobi Amelia memang membuat prakarya.
Advertisement
Dari membuat kado itulah kemudian terbersit keinginan membuka usaha. Mulanya ia memproduksi pop up frame untuk suvenir di samping aktivitasnya kala itu sebagai mahasiswa di Universitas Islam Indonesia (UII). Produknya dijual secara online.
Ia sempat vakum saat menjalani kuliah kerja nyata (KKN) dan skripsi. Saat melanjutkan kembali usaha, paper quilling frame ia pilih sebagai produk utama.
Amelia mengaku terinspirasi dari kreasi buatan tangan yang sering ia lihat di media sosial Pinterest. Bahan kertas yang digunakannya yaitu kertas jenis buffalo 150 gsm dan hvs 80 gsm.
“Proses pembuatannya kompleks banget, karena nggak cuma nggulung kertas tapi nempel juga ke frame,” jelasnya kepada Harian Jogja belum lama ini.
Ia mengakui cukup kesulitan pada awal-awal usaha, sebab harus memotongi kertas satu persatu sesuai ukuran yang dikehendakinya secara manual. Baru akhir-akhir ini ia terbantu setelah menemukan mesin pemotong kertas otomatis.
“Sekarang kebantu banget dari mesin semacam printer tapi pemotong kertas gitu. Dulu aku garisin terus motongin manual setengah senti [kertasnya],” kata perempuan yang tengah melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kebanyakan pemesan menghendaki kreasinya menggunakan nama yang dihias kertas karena ditujukan untuk kado. “Kebanyakan yang pesan kalangan cewek dan untuk kado. Ada juga yang buat homedecor dia sendiri. Terakhir itu kemarin ada seorang bapak yang pesan empat frame berisi empat nama anggota keluarganya,” jelas dia.
Meski tadinya ditujukan untuk kado untuk orang lain ketika momen wisuda dan pernikahan, ia tidak menutup kemungkinan untuk membuat produk paper qulling dengan bentuk-bentuk yang lebih universal, seperti misalnya produk buah-buahan dan daun untuk hiasan dinding.
Saat ditemui Harian Jogja di kediaman sekaligus lokasi produksinya di daerah Gamping, Sleman Amelia menjelaskan proses pembuatan hiasan paper quilling itu. Mulanya, ia akan membuat pola nama pemesan dan ditempel ke dalam bingkai.
“Lama prosesnya tergantung pesanan namanya ada berapa huruf, nama panjang atau pendek,” jelasnya. Rata-rata ia membutuhkan waktu selama empat puluh menit untuk membuat pola namanya saja.
Kemudian, ketika rangkaian huruf itu sudah terbentuk, ia lanjut untuk menghias sekeliling pola nama itu dengan gulungan kertas yang lain dengan berbagai warna.
Untuk setiap bingkai paper quilling yang dibuatnya, ia mematok biaya seharga Rp100.000 hingga Rp300.000 tergantung dengan ukuran bingkai dan jumlah huruf yang diinginkan pada nama. Kerumitan desain juga menjadi pertimbangan tarif. Dalam satu bulan, rata-rata omzet yang diperolehnya sekitar tiga juta rupiah.
Media Pemasaran
Selama ini ia masih sebatas menggunakan Instagram untuk media pemasarannya. Sebab, ia masih terbatas waktu dan tenaga jika mengerjakan banyak produksi. Meski sudah dibantu beberapa pegawai, namun ia belum yakin untuk menggunakan media promosi seperti situs marketplace lain. Produk Craftisserie-nya saat ini banyak diminati oleh pemesan dari wilayah Jakarta.
Amelia mengakui banyak usaha serupa yang bermunculan akhir-akhir ini. Namun, ia optimistis dengan gaya yang ia salurkan dalam kreasinya dapat menjadi unik dan menarik bagi pemesan.
“Gaya nempel kertasnya pun aku lihat beda-beda tiap orang. Aku pengen ada style-ku untuk paper quilling ini,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Distribusi LPG 3 Kg Bakal Diawasi Badan Khusus
- Wakil Menteri Koperasi Tuding IMF Jadi Penyebab Tumbangnya Koperasi Unit Desa
- Pertumbuhan Kredit dan Tabungan di Bank Syariah Melambat
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Bawang Merah Rp39 Ribu hingga Cabai Rpp51 Ribu
- Libur Waisak 2025, KAI Commuter tambah 4 Perjalanan KRL Jogja Solo
- Libur Panjang Waisak, Asita DIY Sebut DIY dan Jawa Tengah Masih Jadi Favorit Wisatawan
- Ada Diskon Tambah Daya 50 Persen dari PLN, Cek Syaratnya
Advertisement