Advertisement
Pendapatan per Kapita Indonesia Bisa Tembus 31.00 Dolar AS Karena Ini

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Industri 4.0 menargetkan pendapatan per kapita 31.000 dolar AS pada 2045. Hal ini bisa terjadi karena Indonesia memiliki modal besar, yakni jumlah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) terutama adanya bonus demografi hingga tahun 2030.
“Nah, bonus demografi ini menjadi momentum bagi Indonesia, karena negara lain seperti Jepang, Singapura dan Korea sudah melewati kesempatan itu,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Advertisement
Menurut Menperin, kalau bonus demografi sudah terlewati, negara itu terbebani dengan social cost lebih tinggi.
Menperin menjelaskan, apabila Indonesia menerapkan industri 4.0 dengan didukung SDM yang kompeten, diyakini berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup signifikan. “Apalagi, SDM kita sangat menarik, karena anak-anak muda saat ini lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan teknologi baru,” tuturnya.
Penggunaan teknologi itu tercermin dari penjualan ponsel pintar di pasar domestik yang menembus hingga 60 juta unit per tahun. “Kalau kita bandingkan dengan Australia, penduduk kita lebih dari 10 kali lipat. Artinya, ekonomi kita berpotensi naik 10 kali lipat. Meskipun, saat ini income per kapita kita 3.800 dolar AS, mereka sudah 51.000 dolar AS,” ungkapnya.
Airlangga optimistis, melalui konsep industri 4.0, Indonesia sedang menuju pendapatan per kapita sebesar 31.000 dolar AS pada 2045. Sehingga ditargetkan mampu menempati peringkat keempat sebagai negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia.
“Pertanyaannya, adakah yang sudah memperoleh income perkapita sebesar 31.000 dolar AS hari ini di Indonesia? Jawabnya, ada. Kita pergi saja ke kawasan industri di Jababeka atau Cikarang dan sekitarnya, itu dengan jumlah satu juta orang. Di sana itu adalah Detroit-nya Indonesia,” paparnya.
Untuk itu, Menperin menyampaikan, pihaknya ingin mereplikasi capaian positif tersebut ke wilayah lain, terutama di luar Jawa. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang bertekad mewujudkan Indonesia sentris dengan pembangunan dan pemerataan ekonomi yang inklusif.
Kalau ini bisa kita dorong terus, tambah Menperin, maka efek berantainya akan luar biasa. “Saat ini, kita sudah punya klaster baja dan stainless steel di Morowali, Sulawesi Tengah. Di sana sudah ada investasi sebesar 4 miliar dolar AS dengan nilai ekspor mencapai 5 miliar dolar AS. Per kapitanya melonjak double digit,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus OTT Wamenaker, Mensesneg: Belum Dicopot, Tunggu KPK
- Banyak Truk Impor China Dipakai Tanpa Uji Tipe, Ini Alasan Kemenhub
- Global Wealth Report 2025 Rilis Daftar Negara Terkaya di Dunia 2025
- Menteri Keuangan Jelaskan Soal Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
- Bulan Ini 15.000 Koperasi Desa Merah Putih Ditargetkan Beroperasi
Advertisement

Batalkan Pesanan Makanan Berkali-Kali, Seorang Konsumen di Godean Berurusan dengan Polisi
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Program SPHP Lamban, DPR: Stok Beras yang Dikuasai Negara Cuma 5 Persen
- Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah
- Pungutan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Diterapkan Mulai 2026
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Sabtu 23 Agustus
- Semester I 2025, Konsumsi Listrik di DIY Tumbuh 4,81 Persen
- Sebentar Lagi, Kopdes Bisa Akses Pembiayaan ke Bank Himbara
Advertisement
Advertisement