Advertisement
Puluhan Pengembang Belum Terdaftar Sireng
Ilustrasi perumahan berskema FLPP (Rachman/JIBI - Bisnis)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sedang tidak aktif atau sedang tidak adanya proyek yang dilaksanakan menjadi penyebab puluhan pengembang anggota Real Estate Indonesia (REI) DIY, belum terdaftar pada Sistem Registrasi Pengembang (Sireng), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR).
Ketua DPD REI DIY Rama Adyaksa Pradipta mengungkapkan saat ini pengembang yang tercatat menjadi anggota REI DIY sebanyak 106 pengembang. “Sekitar 60 yang aktif sudah terdaftar di Sireng. Untuk yang lain sedang tidak aktif atau tidak ada proyek yang dilaksanakan jadi memang sementara tidak didaftarkan,” ujar Rama, Kamis (4/7).
Advertisement
Rama mengungkapkan dari jumlah yang terdaftar tersebut merupakan pengembang rumah subsidi maupun yang tidak. “Persyaratan itu untuk pengembang agar bisa mendapatkan skema rumah FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), rumah subsidi. Agar bisa pencairan dari bank. Namun nantinya kearah semua pengembang diwajibkan ke Sireng,” ucapnya.
Untuk saat ini dikatakannya belum terlihat bagaimana pertumbuhan pendaftar Sireng, karena proses pendaftaran dimulai tahun lalu. Namun dikatakannya jika dibanding tahun sebelumnya jumlah saat ini telah mengalami pertumbuhan sekitar 10 pengembang.
BACA JUGA
Kemungkinan Meningkat
Ia mengungkapkan secara nasional sangat dimungkinkan meningkat, karena kebutuhan rumah subsidi sangat tinggi masihan dan belum terpenuhi. Khusus di DIY karena terbatas lokasi mengembangakn rumah subsidi sehingga perkembangan pengembang yang masuk ke pasar rumah subsidi tidak terlalu tinggi. Hanya untuk pengembang secara umum yang mendaftar Sireng dimungkinkan semakin banyak.
Dia mengungkapkan Kemen-PUPR sebagai salah satu fasilitator rumah subsidi dengan Sireng tersebut ingin memastikan produk rumah yang dikembangkan pengembang memenuhi kualitas sebagaimana dipersyaratkan secara teknis.
“Karena rumah FLPP itu kan menggunakan anggaran APBN jadi bagaimana APBN itu bisa tepat sasaran, artinya yang dikembangkan memenuhi kualitas rumah layak huni. Salah satu mekanisme kontrol dengan Sireng itu tadi. Masyarakat lebih terjamin produk kualitas legalitasnya, dan pasti mendapat fasilitas pembiayaan perbankan memfasiitasi pencairan rumah subsisidi,” katanya.
Dilansir dari Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kemen-PUPR Eko D. Heripoerwanto mengatakan bahwa Sireng tidak hanya dikhususkan untuk pengembang rumah subsidi. “Sebenarnya untuk semua [pengembang yang berproyek], tetapi prioritas untuk pengembang rumah subsidi,” ucapnya.
Hery menuturkan bahwa hingga saat ini pengembang yang telah terdaftar dalam Sireng baru mencapai 11.789 tetapi pihaknya berharap semakin banyak pengembang yang mendaftar kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Akhir Tahun 2025, Omzet Pedagang Pantai Depok Turun 25 Persen
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas UBS dan Galeri24 Turun, Cek Update Hari Ini
- Maknai Natal 2025, BRI Peduli Salurkan Puluhan Ribu Paket Sembako
- Harga Cabai Rawit Merah Rp69.750, Telur Ayam Rp33.000
- Emas Antam Terjun Bebas, Harga Turun Rp95.000 per Gram
- Serapan Pupuk Bersubsidi di DIY Tembus 90 Persen
- Istana Soroti Lonjakan Harga Telur dan Daging Ayam Jelang 2026
- Mentan Temukan MinyaKita Dijual di Atas HET
Advertisement
Advertisement




