Advertisement
Jangan Lirik Pinjol untuk Berobat! Kenali Segitiga Proteksi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Dalam piramida perencanaan keuangan, produk asuransi sebagai salah satu langkah manajemen risiko memiliki segitiga proteks. Saat sakit, misalnya, bisa mengeluarkan banyak uang dan berdampak pada pinjaman online (pinjol) jika tidak memiliki asuransi.
Rizqi Syam, Financial Planner PT Solusi Finansialku Indonesia (Finansialku.com) menjelaskan bahwa pada umumnya piramida perencanaan keuangan yang paling awal, yaitu pengelolaan cash flow di layer pertama, kemudian ketersediaan dana darurat, proteksi ada di layer ketiga, baru investasi, dana pensiun, dan terakhir distribusi warisan.
Advertisement
"Beberapa klien saya lihat sering melewatkan layer ketiga, menganggap remeh proteksi atau transfer risiko, langsung lari ke investasi. Padahal setelah terjadi sesuatu dan biaya rumah sakit membengkak, sebanyak apapun dana darurat dan investasi kita bisa habis nanti," ujarnya dalam diskusi virtual bersama PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), dikutip Senin (27/9/2021).
Segitiga proteksi sendiri terdiri dari proteksi sakit dari asuransi kesehatan, proteksi penyakit kritis, dan tentunya asuransi jiwa.
Rizqi mengungkap, bahwa asuransi kesehatan menjadi yang paling urgen karena risikonya yang paling dekat, apalagi di era new normal ini. Oleh sebab itu, asuransi kesehatan penting buat yang baru mulai bekerja.
Pasalnya, Rizqi sempat menemui klien Finansialku yang bertanya dan 'curhat' karena frustasi terjerat pinjaman online (pinjol) untuk menutupi biaya kesehatan ayahnya.
"Asuransi kesehatan penting, karena bagaimana pun kalau sakit, kita mau yang terbaik berapa pun harganya. Apa masih memikirkan aset sedang naik atau turun, dan bagaimana menjualnya? Pasti tidak. Akhirnya ada juga yang tergoda melirik pinjaman yang paling mudah, pinjol ilegal salah satunya. Maka, proteksi ini penting buat kenyamanan," jelasnya.
Menurutnya, minimal memiliki BPJS Kesehatan terkait hal ini. Namun, kalau sudah bekerja dan lebih mapan, baiknya melengkapinya dengan asuransi yang milik pribadi sesuai kebutuhan sedini mungkin.
"Kedua, asuransi untuk critical illness untuk memproteksi kualitas hidup kita. Karena dari hasil penelitian menunjukkan 85 persen masyarakat Indonesia mengalami kebangkrutan ketika mengalami penyakit kritis," tambahnya.
Ketiga, yaitu asuransi jiwa yang memberikan perlindungan risiko finansial terutama untuk keluarga. Oleh sebab itu, bagi pria yang sudah memiliki tanggungan dan memiliki dana darurat cukup, proteksi jiwa bisa menjadi prioritas.
Turut hadir, Khumaira selaku Corporate Business Executive IFG Life sepakat bahwa kehidupan memiliki beragam risiko tidak terduga, bahkan dari usia muda sekalipun.
Oleh karena itu, masyarakat tidak boleh mengabaikan risiko dan harus rasional untuk memproteksi diri dengan asuransi. Menurutnya, cara yang paling simple untuk mengantisipasi rsiko adalah dengan memulai membeli asuransi sedini mungkin agar risiko dapat teralihkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Bawang Merah Rp39 Ribu hingga Cabai Rpp51 Ribu
- Libur Waisak 2025, KAI Commuter tambah 4 Perjalanan KRL Jogja Solo
- Libur Panjang Waisak, Asita DIY Sebut DIY dan Jawa Tengah Masih Jadi Favorit Wisatawan
- Ada Diskon Tambah Daya 50 Persen dari PLN, Cek Syaratnya
Advertisement