Advertisement
Pemerintah Minta Pangkalan LPG 3 Kg Diperbanyak, Ini Tanggapan Pertamina Patra Niaga JBT
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan penambahan jumlah dan sebaran sub penyalur LPG 3 Kg. Salah satunya melalui pengangkatan pengecer menjadi sub penyalur/pangkalan, menyusul kebijakan baru pembelian LPG Tabung 3 Kg wajib menunjukkan KTP.
Menanggapi hal ini, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) mengaku belum ada rencana perubahan dari pengecer menjadi sub penyalur atau pangkalan. "Jadi untuk saat ini belum mengarah ke perubahan pengecer menjadi pangkalan/sub penyalur resmi," kata Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Regional JBT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, Senin (29/1/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan saat ini posisinya adalah untuk mencatat 100% seluruh transaksi LPG 3 Kg di pangkalan/sub penyalur. Termasuk dari transaksi ini mulai bisa diidentifikasi siapa rumah tangga dan siapa pengecernya.
"Per 31 Desember 2023 pencatatan sudah 100%. Jumlah pangkalan LPG 3 kg di Jateng & DIY saat ini berjumlah di atas 60.000," jelasnya.
Baca Juga
Jangan Khawatir, Masyarakat Masih Bisa Mendaftar untuk Beli LPG 3 Kg
Mulai 1 Januari 2024, Seluruh Pembelian LPG 3 Kg Hanya untuk yang Terdaftar
Agen & Pangkalan yang Jual LPG 3 kg Tanpa KTP Siap-Siap Ditutup
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Mustika Pertiwi mengatakan per 1 Januari 2024 telah diberlakukan pembelian LPG 3 Kg hanya dapat dilakukan oleh konsumen yang telah terdata. Konsumen yang belum terdata, masih bisa bertransaksi setelah melakukan pendaftaran on the spot di sub penyalur/pangkalan resmi.
"Kami sudah mengusulkan ke Pertamina bahwa pengecer-pengecer yang ada sebaiknya dapat diangkat menjadi sub penyalur/pangkalan. Diatur saja jaraknya, misal tiap 1 km itu ada 1 pangkalan," paparnya.
Menurutnya, tahapan awal transformasi subsidi LPG 3 Kg tepat sasaran dilakukan melalui pendataan KTP pengguna dalam sistem berbasis web di sub penyalur/pangkalan resmi. Dengan demikian, pendataan itu tidak sampai ke level pengecer atau warung.
"Warung atau pengecer itu membeli LPG di pangkalan, jadi mereka pun terdaftar di situ. Tetapi memang kendalanya ketika pengecer itu membeli dalam jumlah besar, misalnya 10 tabung, maka dia mengurangi hak konsumen akhir untuk membeli langsung di pangkalan. Jadi ini yang harus diatur," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Update Harga Bahan Pokok Hari Ini 6 Mei 2024: Beras, Minyak Goreng, Bawang Putih Naik
- PLN Sukses Kawal Keandalan Pasokan Listrik Gelaran Proliga Jatidiri 2024 dengan Backup Listrik 4 Lapis Tanpa Kedip
- Listrik Masuk Sawah, Petani Sragen Untung 35% LebihBanyak dengan Program Electrifying Agriculture PLN
- Penerbangan Langsung Bandara YIA-Bangkok Diminta Segera Dibuka
- Ekonomi DIY Triwulan I 2024 Tumbuh 5,02 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa
- Mendag Minta Penyedia Jastip Taati Aturan Pemerintah
- Menteri Perdagangan Usulkan Harga Minyakita Dinaikkan Rp1.000 per Liter
Advertisement
Advertisement