Advertisement
Kepentok Harga Tanah, Pengembang Kesulitan Membangun Rumah Bersubsidi di DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pembangunan rumah bersubsidi yang harganya dibanderol sebesar Rp116 juta menjadi kendala bagi para pengembang di DIY. Penyebabnya adalah sulitnya mencari harga tanah yang setara dengan harga jual unit rumah bersubsidi.
Wakil Ketua Bidang Perumahan Subsidi dan MBR DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Hajar Pamundi menyebut harga tanah menjadi komponen utama pembentukan harga rumah. Untuk mencapai harga rumah subsidi di DIY yang dibanderol dengan harga Rp166 juta, maka dibutuhkan lahan dengan harga dibawah Rp200.000 per meter.
Advertisement
Menurutnya mencari lahan di DIY dengan harga di bawah Rp200.000 per meter di DIY sangat susah. Kalau pun ada, kata dia, lokasinya masih ada di daerah pelosok. "Untuk harga [unit rumah bersubsidi] Rp166 juta komponen tanahnya harus di bawah Rp200.000. Sekarang, sulit kan cari lahan yang harga segitu," ucapnya, Selasa (21/5/2024).
Dia menyebut tanah seharga Rp200.000 di Kabupaten Bantul sudah tidak ada. Di daerah Sedayu, dia mencontohkan, sudah mencapai Rp500.000-Rp600.000 per meter. "Di Jetis, Bantul masih ada tetapi tanahnya sudah didapat jauh-jauh hari," kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan rumah subsidi masih memungkinkan dibangun asal harga tanahnya diintervensi pemerintah. Kemudian ada aturan tentang rumah subsidi minimal tipe 21, sehingga masih memungkinkan jika harga tanah tidak terlalu tinggi. "Tanahnya sebisa mungkin ada intervensi pemerintah, karena kalau diserahkan ke pasar ya seperti ini," jelasnya.
Dia menjelaskan, REI DIY masih membangun rumah subsidi, tetapi memang tidak banyak. Pasalnya, harga material pun kini sudah kian melangit.
BACA JUGA: Warga Jogja Jangan Tertipu, Begini Tips Beli Rumah Bersubsidi
Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur menyampaikan keprihatinan sebagai developer tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat akan rumah, khususnya bagi yang berpenghasilan UMR. Kondisi ini harus dicari jalan keluarnya bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan.
UMR DIY yang rendah menyulitkan REI DIY dalam mensuplai rumah subsidi. Apalagi harga tanah di DIY semakin mahal. Ia menyebut harga tanah menjadi komponen utama pembentukan harga rumah hampir 40%.
Ilham menyebut salah satu usulan dari REI DIY ke pemerintah sejak tiga tahun lalu adalah harga rumah subsidi di DIY dibedakan dengan Jawa. Namun saat disurvei oleh pemerintah pusat DIY ditetapkan Rp166 juta. "Dasar hitungan UMR. Kalau Jabodetabek rata-rata UMR di atas Rp4 juta harga Rp180 masih bisa akses, hitungannya basic dari UMR."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ekonom UGM Dukung Pajak Media Sosial, Ini Alasannya..
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
Advertisement

TIP TAP TOE: Ciptakan Momen Pernikahan Tak Terlupakan Milik Anda Sendiri
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Galeri24 di Pegadaian Turun Tipis Hari Ini (19/7/2025)
- Bertani di Kota, BRI Dukung Peran Perempuan pada Ekonomi dan Kesehatan Keluarga
- Smester Pertama 2025, KAI Daop 6 Jogja Angkut Barang 181.678 Ton, Tumbuh 5 Persen
- Ekonom Berharap Penurunan BI Rate Segera Diikuti Penurunan Suku Bunga Perbankan
- Harga Cabai Rawit Rp64.353 Perkg, Bawang Merah Rp44.894 Perkg
- Konsumsi Solar di DIY Naik 20 Persen dan Jateng 5 Persen Saat Momen Libur Sekolah
- Ekonom UGM Dukung Pajak Media Sosial, Ini Alasannya..
Advertisement
Advertisement