Advertisement
Industri Tekstil Goyang, Puluhan Perusahan Mulai Mengurangi Hari Kerja Karyawan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sebanyak 28 perusahaan tekstil mulai mengurangi jam kerja dan hari kerja, imbas menurunnya pesanan selama beberapa bulan belakangan. Data ini dikeluarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, menyampaikan, temuan tersebut diperoleh seusai pihaknya berkomunikasi dengan 57 perusahaan dengan 321.966 peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan, atau mewakili 21,37% pekerja di sektor sektor tekstil, alas kaki, dan garmen.
Advertisement
“Dari hasil komunikasi kami dengan perusahaan-perusahaan tersebut, paling tidak yang kami dapati 53% perusahaan mengalami penurunan pesanan yang berdampak pada pengurangan jam kerja dan hari kerja,” kata Anggoro dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (2/7/2024).
Kemudian, 43% dari 57 perusahaan sudah mengalami peningkatan pesanan, seperti industri kulit dan alas kaki. Anggoro menyebut, hanya sedikit yang perusahaan yang masih dalam pemulihan pascapandemi Covid-19, atau sebanyak 4,17%.
Anggoro menuturkan, komunikasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan untuk mendalami kondisi perusahaan saat ini, permasalahan yang tengah terjadi di perusahaan, serta kebijakan yang diharapkan perusahaan terhadap pemerintah.
“Sehingga kami di BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memastikan sosialisasi program tapi juga memastikan bahwa aspirasi mereka bisa kita bantu sampaikan,” ujarnya.
BACA JUGA: Minta Kompos ke DLH Jogja, Petani Sanden Justru Dikirimi Sampah
Lebih lanjut, dia menyebut, terdapat lima aspirasi yang disampaikan perusahaan-perusahaan yang berkomunikasi dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Anggoro mengungkap, sebanyak 42,11% perusahaan mengharapkan kemudahan perizinan bagi para investor agar tidak kalah bersaing dengan negara berkembang lainnya.
Kemudian, 22,81% meminta agar penetapan upah minimum tidak membebani finansial perusahaan dan 21,05% mengharapkan agar ketersediaan bahan baku dalam negeri mudah dan murah.
Sisanya, mengharapkan agar pemerintah meningkatkan kemampuan pekerja melalui pelatihan-pelatihan dan insentif pajak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Bawang dan Cabai Naik, Beras Juga Mahal Hari Ini
- Tiket ke Singapura Mahal Mulai 2026, Ini Sebabnya
- Produk China Membanjiri Pasar Indonesia, Kadin Minta Penelusuran Jalur Impor Ilegal
- Kemenhub Bakal Kaji Kembali Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah Tiket Pesawat
- Banyak Perusahaan Tak Disiplin Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan
Advertisement
Warga Kalurahan Pleret Diajari Cara Mencegah Stunting Sejak Dini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kalibrasi Kualitas Edukasi, AHM Gelar Kompetisi Instruktur Safety Riding
- Harga Emas Batangan Jumat 5 Juli 2024
- Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Anjlok
- OJK DIY Edukasi Usaha Gadai Ilegal Terkait Pengurusan Izin
- Penumpang LRT Naik 8 Persen Per Bulan, Total Mengangkut 8,65 Juta Pengguna
- Polytron Klaim 10.000 Unit Motor Listrik Terjual Sepanjang Semester Pertama 2024
- Panen Rampung, Harga Gabah di DIY Juni 2024 Naik
Advertisement
Advertisement