Advertisement
Indonesia Bertekad Menarik Kembali Industri Semikondutor dari Malaysia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Indonesia akan berupaya untuk kembali menarik industri semi konduktor dari Malaysia.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara Tatap Muka – Orasi Ilmiah BJ Habibie Memorial Lecture: Peran Iptek dan Inovasi menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Selasa (24/7/2024).
Advertisement
Dia mengatakan bahwa sebelumnya ada sebuah industri semikonduktor yang hendak di bangun di Indonesia, namun akibat dilarang, maka pindah ke Malaysia.
BACA JUGA: Industri Tekstil Goyang, Puluhan Perusahan Mulai Mengurangi Hari Kerja Karyawan
"Terkait Industri semikonduktor mungkin kita ingat industri semikonduktor lari dari Indonesia, karena kita melarang robotik, karena pada waktu itu Menteri Tenaga Kerjanya Pak Sudomo, dan akibat dilarang pindah di Malaysia," katanya.
Dia menyampaikan, seusai industri tersebut pindah ke Malaysia, kini menjadi sumber ekspor semikonduktor dan elektronik. Meski begitu, dia tidak menyebutkan nama dari industri tersebut, tetapi dia menegaskan bahwa Indonesia akan menarik industri itu.
"Dan sekarang Malaysia menjadi sumber ekspor semikonduktor sama elektronik, dan yang lain ada di Malaysia. Oleh karena itu, kita akan tarik kembali," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pemerintah ingin menarik kembali Industri ini balik ke Indonesia dengan mendorong pendidikan terkait pengembangan industri semikonduktor.
Ia menyebutkan bahwa saat ini sudah ada beberapa kerja sama antara Indonesia dengan Singapura maupun chip academy di Jerman untuk guna menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang tanggap teknologi microelectronic untuk mendorong sektor semikonduktor di Tanah Air.
Selain itu juga sudah ada beberapa perusahaan start up Indonesia asal Bandung yang sudah masuk menjadi vendor NVIDIA.
"Untuk menarik ini kita akan mendorong pendidikan, kita sudah kerja sama dengan Singapura dan Jerman yakni Cips Academy. Dan ada beberapa perusahaan yang juga siap menjadi vendor star up di Bandung, yang sudah masuk menjadi vendor di NVIDIA," ungkap Airlangga.
Indonesia akan mendorong semikonduktor untuk kembali masuk dan menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, ke depan pengembangan industri berbasis digital yang bisa menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi lanjutan adalah komoditas semikonduktor.
"Dan beberapa dari SDM Indonesia sudah ada yang menjadi bagian dari supply chain semikonduktor, termasuk anak-anak muda di Bandung yang menjadi bagian dari microchips designer dari ENVIDIA," katanya.
Sebelumnya, Deputi IV Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan, saat ini pemerintah tengah fokus menyiapkan tenaga kerja terampil untuk industri semikonduktor.
Hal itu sejalan dengan prioritas pemerintah untuk mulai mengembangkan industri semikonduktor di Indonesia.
Saat ini pemerintah sedang memetakan dukungan dari segi kebijakan serta regulasi terhadap berbagai aspek tersebut. Ia memaparkan, pada 2022 terdapat 345 ribu pekerja atau 0,26 persen dari total pekerja di Indonesia yang bekerja di sektor elektronik.
Sebagian besar bekerja di subsektor industri komponen dan papan elektronik sebesar 19,7 persen, industri kabel 18,5 persen, peralatan rumah tangga 14,5 persen, industri audio dan video elektronik sebesar 8,5 persen.
"Jumlah pekerja di sektor elektronik ini meningkat dari tahun 2018, namun terdapat hal yang perlu menjadi perhatian bersama yakni sebagian besar pekerja berlatar belakang setara dengan SMA atau SMK yakni sekitar 80 persen," katanya di Jakarta, Kamis (16/5/2024).
Menurutnya, ketersediaan tenaga kerja yang terampil di sektor ini menjadi tantangan tersendiri. Kemudian, Indonesia juga dihadapkan oleh tantangan lainnya yakni perlunya peningkatan keahlian pekerja baik di level operator maupun level engineering, terutama dalam hal literasi digital dan kemampuan adaptasi teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bergabung dengan BRICS, Indonesia Disebut Bisa Mempercepat Perjanjian Bilateral
- Peran Penting PAFI Papua Tengah Meningkatkan Akses Obat dan Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil
- Pedagang Banyak yang Menolak Uang Tunai, Rupiah Seolah-olah Kehilangan Nilai
- Asosiasi Tekstil Usul Pemerintah Menunda Kenaikan PPN 12%
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Selasa 15 Oktober, Harga Daging Ayam Naik
Advertisement
Alissa Wahid Sarankan Pemda DIY Punya Program Khusus Atasi Peredaran Miras
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Jadi Rp1.535 Juta per Gram
- Semarakkan 6th Anniversary, Sleman City Hall Selenggarakan a Great Business Talk: Change Chance Choice untuk 3.500 Orang
- Harga Pangan per 29 Oktober 2024: Bawang Merah Naik, Cabai Turun
- Sejarah Panjang Sritex (SRIL) yang Kini Dinyatakan Pailit
- Kemenhub dan KBUMN Koordinasi Untuk Efisiensi Biaya Logistik di Sektor Transportasi
- Punya Peran Strategis, PAFI Pengurus Cabang Singkawang Terus Melakukan Edukasi Soal Obat-obatan ke Masyarakat
- Pemerintah Mau Hapus Utang Petani Hingga UMKM, Pakar UGM: Kuncinya Pendampingan
Advertisement
Advertisement