Advertisement
BI Perkuat Infrastruktur SPI untuk Peningkatan Transaksi Digital
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ryan Rizaldy mengatakan BI terus memperkuat infrastruktur sistem pembayaran Indonesia (SPI) untuk mengantisipasi peningkatan transaksi digital ke depan dalam meningkatkan ekonomi dan keuangan digital.
Volume transfer dana ritel secara daring diprakirakan tumbuh pesat hingga 10,05 miliar transaksi pada 2030 atau naik 14 kali lipat.
Advertisement
"Diperlukan infrastruktur yang sanggup meng-handle 14 kali kenaikan transaksi sekaligus memiliki kemampuan manajemen risiko yang baik sehingga dia tidak hanya cepat tapi juga risikonya itu rendah untuk menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan serta mendukung inklusi keuangan," kata Ryan dalam pelatihan wartawan di Bali, Jumat malam.
BACA JUGA : BI DIY Sebut Beras Jadi Penyumbang Utama Deflasi Juni 2024
Untuk mengantisipasi prospek lonjakan transaksi di masa depan, diperlukan penguatan infrastruktur sistem pembayaran Indonesia.
Infrastruktur yang berdaya tahan juga diperlukan agar mampu mengantisipasi perkembangan inovasi digital yang semakin pesat dan kebutuhan konektivitas pembayaran antarnegara yang semakin mendesak.
Hal tersebut menjadi salah satu penekanan utama dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 dengan tujuan mewujudkan sistem pembayaran Indonesia yang berdaya tahan dalam struktur yang konsolidatif.
Oleh karena itu, konfigurasi infrastruktur pada ekonomi keuangan digital 2030 akan diarahkan pada penguatan stabilitas dan skalabilitas infrastruktur baik sistem pembayaran ritel dan wholesale.
Nilai digital payments Indonesia mencapai Rp59.410,73 triliun atau tiga kali lipat nilai produk domestik bruto (PDB) 2023 dan tumbuh 116,6 persen dibandingkan dengan tahun 2019.
BACA JUGA : Perkarya Pemahaman Media tentang Bank Sentral, BI DIY Gelar Capacity Building
Pada Juli 2024, transaksi BI-RTGS meningkat 15,36 persen (yoy) mencapai Rp15.450 triliun. Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST tumbuh 65,08 persen (yoy) mencapai 301,41 juta transaksi.
Selanjutnya, transaksi QRIS terus tumbuh pesat 207,55 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 51,43 juta dan jumlah merchant 33,21 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Cegah Rabies, Pemkot Semarang Gelar Vaksinasi & Sterilisasi Kucing Anjing
- Polres Demak Gagalkan Pengiriman Bahan Baku Miras Racikan Es Moni dari Grobogan
- Jonatan Christie Melaju ke Semifinal Hong Kong Open 2024 Berkat Percaya Diri
- 7 Satwa Milik BKSDA Jatim Dijual, Direktur Madiun Umbul Square Diperiksa Polisi
Berita Pilihan
- Peringatan Gempa Megathrust, PHRI DIY: Picu Geliat Wisata Menurun
- Stabilisasi Harga Beras, Disperindag DIY Ajukan Usulan Tambahan Anggaran untuk Operasi Pasar
- Daya Beli Menurun, Penggunaan Layanan Buy Now Pay Later Justru Meningkat, Indef: Hati-hati Kredit Macet!
- Hingga September 2024, Belum Ada Perusahaan DIY Daftar IPO, Ini Kendalanya
- Profil Dirut Baru Bulog Wahyu Suparyono Penganti Bayu Krisnamurthi
Advertisement
Hajad Dalem Sekaten, 68 Gendhing Mengalun dari Pagongan Masjid Gedhe
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Angkat Produk Lokal, Alfamart Pasarkan 8 Produk UMKM Kota Jogja
- Tentrem Cultural Week Padukan Kuliner dan Budaya
- PP Kesehatan Diberlakukan, Pabrik Rokok Bakal Merugi Rp200 Triliun Per Tahun
- Resmi Jadi Official Airline Motogp Mandalika 2024, Garuda Indonesia 8.000 Kursi
- Kemenperin Bakal Tambah Kuota Subsidi Motor Listrik Tahun Depan
- China Jadi Negara Pertama Dunia dengan Penjualan Kendaraan Listrik Lebih dari 1 Juta Sebulan
- Kotta GO Hotel Yogyakarta Siapkan Penawaran Special Meeting GO Lucky, Arisan & Birthday Package
Advertisement
Advertisement