Advertisement
Perbankan Syariah DIY Tunjukkan Tren Positif
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Para insan perbankan syariah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menaruh optimisme yang tinggi pada prospek 2019. Pencapaian positif selama 2018 baik nasional maupun DIY serta perkembangan keuangan syariah DIY yang menggembirakan menjadi landasan optimisme tersebut.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sukma Dwie Priardi menyebutkan secara keseluruhan industri perbankan syariah DIY mengalami tren positif dan berhasil memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pertumbuhan industri perbankan syariah secara nasional. Ia menyebutkan pertumbuhan aset secara keseluruhan perbankan syariah nasional mencapai angka 10,97%. Dari sisi pembiayaan juga tumbuh sekitar 7,5% dan dari sisi dana pihak ketiga (DPK) juga naik 9,5%.
Advertisement
"Aset perbankan syariah DIY tumbuh sekitar 11,36 persen, dengan porsi pembiayaan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 19,5 persen. Sementara, DPK tumbuh sekitar 11,93 persen," ujar dia kepada Harian Jogja, Minggu (20/1).
Ia mengatakan untuk nilai pembiayaan bermasalah (nonperforming finance/NPF) perbankan syariah yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Syariah dan BPRS di DIY cukup terjaga yaitu sebesar 3,06%. Angka NPF perbankan syariah nasional mencapai 3,5%. Menurutnya, hal ini menjadi modal berharga bagi perbankan syariah di DIY untuk tumbuh lebih baik lagi pada 2019.
"Melihat pencapaian kinerja 2018, dukungan pemerintah, semangat masyarakat untuk berhijrah, dan perkembangan industri halal yang makin pesat, insyaallah, kami melihat prospek 2019 dengan optimistis dan keyakinan perbankan syariah 2019 tumbuh dengan lebih baik daripada 2018," katanya.
Peluang dan Kendala
Asbisindo DIY melihat tren hijrah masyarakat Indonesia untuk memilih bank dan gaya hidup syariah menjadi peluang yang bisa digarap oleh perbankan syariah. Selain itu, perkembangan dan potensi industri halal yang luas, dukungan pemerintah serta dukungan dari pemerintah, antara lain melalui Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).
Namun, peluang itu bukannya tidak dibayangi oleh kendala. Menurutnya, kendala yang membayangi adalah kewaspadaan terhadap ekonomi domestik yang memiliki potensi terkena pengaruh dari ekonomi politik nasional maupun global. "Kualitas sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) yang masih harus ditingkatkan, serta tingkat literasi masyarakat terhadap perbankan syariah juga menjadi kendala yang membayangi," .
Dalam menghadapi peluang dan kendala yang menghadang, para insan perbankan syariah harus melakukan penguatan dan perbaikan berkaitan dengan pengetahuan mengenai dinamika di era revolusi industri 4.0. Hal itu perlu dilakukan agar mampu mempertajam fokus bisnis untuk mengahasilkan bisnis yang sehat, profitable, sustain, serta mampu membaca dan merespons isu tentang digitalisasi perbankan syariah.
DPW Asbisindo pun tidak tinggal diam untuk memajukan perbankan syariah. Beberapa strategi telah disusun yang akan diimplementasikan. Langkah yang diambil yakni pertama, dengan peningkatan literasi perbankan syariah. Dengan market share perbankan syariah DIY yang baru mencapai kurang lebih 8% serta dinamika di masyarakat, peningkatan literasi perbankan syariah masih menjadi hal yang sangat penting untuk terus dilaksanakan, berkolaborasi dengan para pelaku Industri keuangan Syariah dan regulator.
Kedua, adanya program yang dapat memberdayakan anggota Asbisindo DIY dengan fokus pada isu implementasi dan penguatan implementasi sustainable finance, digital bangking perbankan syariah, dan sinergi bisnis antaranggota untuk akselerasi perbaikan bisnis, kualitas pembiayaan, dan likuiditas.
"Ketiga, dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah, regulator, dan para pelaku industri keuangan syariah di DIY," ujar dia.
Direktur Utama Bank Syariah Barokah Dana Sejahtera (BDS) Edi Sunarto mengamini jika peluang untuk mengembangkan perbankan syariah di DIY masih terbuka lebar. Menurutnya, Asbisindo harus menyelaraskan program kerja antara pusat dan daerah. "Diharapkan nanti ada kegiatan-kegiatan yang berefek pada bisnis misalnya tabungan, deposito, pembiayaan, dan sebagainya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Boyolali Full Berawan Sepanjang Hari Ini, Cek Prakiraan Cuaca Sabtu 20 April
- Mendung dengan Suhu Panas, Simak Prakiraan Cuaca Klaten Sabtu 20 April
- Hanya Berawan tanpa Hujan di Wonogiri, Simak Prakiraan Cuaca Sabtu 20 April
- Gelapkan Uang & Terlibat Pencucian Uang, Dosen Nuklir UGM Diburu Polda Jatim
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Sabtu 20 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement