Advertisement
Ibu Rumah Tangga Kerap Terjebak Pinjol Ilegal, Ini Penyebabnya
Ilustrasi pinjol / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Perempuan, khususnya ibu rumah tangga dinilai rentan terjerat jebakan pinjaman online (pinjol) ilegal serta penipuan uang.
Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Horas V.M Tari menilai, biasanya, penipuan yang marak terjadi, mulai dari jebakan investasi bodong, money scam, social engineering, hingga penipuan PIN atau bahkan kode One Time Password (OTP).
Advertisement
“Indeks literasi keuangan perempuan memang sudah mencapai 50,33 persen. Namun, jangan lupa masih ada 49 persen lebih yang belum well literated. Mungkin kelompok yg belum terliterasi inilah yang rentan menjadi korban pinjol ilegal,” ujarnya seusai agenda Ibu Berbagi Bijak, Kamis (31/8/2023).
Bahkan, dia menyebut penyebab ibu rumah tangga menjadi korban pinjol karena rendahnya ketrampilan dalam mengelola keuangan keluarga. Terkadang, dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau membiayai keperluan keluarga, mereka cenderung memilih produk keuangan yang tidak tepat dan berisiko tinggi.
Menurutnya, hal ini kerap menjadi celah bagi pelaku pinjol yang memanfaatkan ketidakpahaman tersebut untuk menawarkan pinjaman dengan suku bunga dan ketentuan yang merugikan.
BACA JUGA: Ini Daftar 102 Pinjol Legal di Indonesia
Namun, terlepas dari hal itu, Horas menyebut indeks literasi keuangan di kalangan wanita sendiri telah mencapai yang menggembirakan. Pasalnya, literasi keuangan wanita telah mencapai angka 50,33 persen pada 2022, melampaui literasi keuangan pada pria yang mencapai 49,7 persen.
“Secara segmen, berdasarkan survei yang kami lakukan di BI, perempuan dan kalangan ibu rumah tangga punya persenan indeks literasi yang lebih baik bahkan untuk pertama kalinya sudah lebih tinggi dibanding indeks literasi laki-laki,” ujarnya.
Saat ini, OJK pun mengimbau masyarakat untuk memperhatikan 2L, yaitu Legal dan Logis. Legal maksudnya cek legalitas/perizinan perusahaan maupun produk yang ditawarkan. Sementara logis artinya memahami rasionalitas imbal hasil/keuntungan yang ditawarkan.
"Edukasi dan pemahaman yang tepat tentang manajemen keuangan sangat penting untuk membantu generasi muda menghadapi tantangan ekonomi dengan lebih baik dan mempersiapkan masa depan yang lebih stabil secara finansial," kata Horas.
Sebelumnya, pada kesempatan terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Friderica, Widyasari Dewi menyebut ada tiga kalangan yang paling banyak terjerat utang pinjaman online atau pinjol ilegal, yaitu guru, ibu rumah tangga dan pelajar.
Lebih khusus, dia mengatakan banyak anak muda yang sudah lulus kuliah atau bekerja mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan karena memiliki catatan buruk di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan).
Catatan buruk di SLIK ini mungkin disebabkan oleh adanya pinjaman yang belum dilunasi atau memiliki masalah terkait keterlambatan pembayaran, yang dapat menjadi penghambat untuk diterima di perusahaan-perusahaan tertentu
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
- Regulasi UMP 2026 Masih Disusun, Menaker Pastikan Libatkan Buruh
Advertisement
Advertisement
Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Naik, UBS dan Galeri24 Turun
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Telur Ayam Rp31 Ribu per Kg
- Hingga Q3 2025, Danamon Raih Laba Rp2,8 Triliun atau Tumbuh 21 Persen
- Tumbuhkan Ekonomi di Daerah, Pemerintah Optimalkan Seluruh Bandara
- Disperindag Kesulitan Cegah Baju Impor Bekas Ilegal Masuk DIY
- Hyundai Siap Garap Proyek Mobil Nasional Indonesia Berbasis Listrik
- Pakar UMY Bilang Pelarangan Thrifting Butuh Masa Transisi
Advertisement
Advertisement




