Advertisement

Pertemuan Harmonis Unsur Tradisional dan Modern di Sentra Jamu Kiringan Bantul

Sirojul Khafid
Sabtu, 23 Maret 2024 - 14:17 WIB
Sunartono
Pertemuan Harmonis Unsur Tradisional dan Modern di Sentra Jamu Kiringan Bantul Murjiyati saat ditemui di rumah produksi jamunya di Kiringan, Canden, Bantul, Senin (4/3/2024). - Harian Jogja/Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Di Dusun Kiringan, Canden, Bantul, ada perpaduan pelestarian tradisi dan pengembangan teknologi. Masyarakat di daerah yang merupakan sentra jamu tradisional ini sudah memproduksi jamu sejak 1947. Kini, sekitar 132 orang masih bertahan menjaga warisan budaya tersebut, dengan caranya masing-masing.

Murjiyati merupakan salah satu contohnya. Dia adalah generasi ketiga di keluarganya yang menjadi produsen dan penjual jamu. Setelah puluhan tahun memproduksi dan menjajakan jamu secara tradisional, kini Murjiyati memanfaatkan teknologi untuk membuat jamu instan.

Advertisement

Jamu tradisional maksudnya adalah jamu peras, yang bisa langsung diminum saat itu juga. Kelebihannya, produk tersebut fresh. Namun bahan baku dan hasilnya hanya bisa bertahan sehari-semalam.

Berbeda dengan jamu instan yang bisa bertahan sampai enam bulan. “Saya sudah jualan jamu selama 1985 tahun. Dulu belum ada jamu instan dan segala macem, belum tahu dan belum ada pengalaman. Sekarang banyak inovasi, yang kemudian meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Murjiyati, saat ditemui di rumah produksinya, Riski Barokah, di Kiringan, Canden, Bantul, Senin (4/3/2024).

Untuk jamu tradisional atau peras, sehari Murjiyati bisa menjual antara 80 sampai 100 batok. Harganya rata-rata Rp5.000. Pemasukan semakin bertambah dengan penjualan jamu instan. Tidak ada hitungan pasti per hari jamu instan laku berapa, lantaran banyak reseller yang sering mengambil di Riski Barokah.

Penjualan jamu instan sempat melonjak saat pandemi Covid-19. Kala itu, banyak orang yang mencari asupan yang berisi khasiat untuk kesehatan tubuh. Dalam sehari, Murjiyati pernah mendapatkan Rp1 juta dari penjualan jamu instan. Untuk satu bungkus jamu instan, harganya rata-rata Rp15.000.

Penjualan ini terbantu dari sistem online yang juga sudah mulai dia kembangkan. “Selain berkeliling, saya juga melayani penjualan melalui WhatsApp. Sementara anak saya mengurus penjualan di marketplace,” kata perempuan berusia 53 tahun itu. “Anak muda enggak malu jualan jamu, justru bangga karena jamu lebih baik dari obat, alami, enggak ada pengawet.”

Tidak hanya dari sisi produk dan penjualan yang memanfaatkan teknologi, Murjiyati juga menggunakan QRIS untuk transaksi. Sistem transaksi ini sering terpakai terutama saat dia mengikuti pameran produk. Murjiyati cukup sering mendapat undangan pameran dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Dengan transaksi QRIS menggunakan BRI, ada diskon yang secara otomatis masuk saat transaksi. “Kalau pameran ada diskon misal pakai QRIS dari BRI. Misal ada orang yang beli jamu seharga Rp50.000, bayarnya jadi Rp40.000. Nanti dari BRI transfer Rp10.000 ke saya,” katanya. “Sekarang lebih banyak juga orang pakai QRIS sekarang, enggak pada bawa tunai. Lebih praktis, enggak perlu ngasih kembalian.”

Penggunaan fasilitas transaksi keuangan digital di Riski Barokah menambah jumlah usaha kecil menengah (UKM) yang memanfaatkan QRIS, termasuk dari BRI. Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Jogja, John Sarjono, mengatakan di lingkup wilayah pengelolaan BRI Regional Office Jogja yang mencakup DIY dan sebagian Jawa Tengah, terdapat 209.285 merchant yang telah menggunakan alat transaksi QRIS BRI pada tahun 2022. Jumlah ini semakin meningkat ada 2023, dengan jumlah 245.053 merchant yang menggunakan alat QRIS. Sementara per Februari 2024, jumlah UMKM pengguna QRIS sebanyak 264.456 UMKM.

“Nilai transaksi yang menggunakan QRIS tahun 2023 mencapai Rp1,7 triliun,” kata Sarjono, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/3/2024).

Dari seluruh pengguna transaksi digital QRIS maupun EDC BRI, jenis UKM yang memanfaatkannya terdiri dari kategori groceries sebanyak 55,22%, food and beverage 14,30%, fashion 3,28%, health 1,51%, hobbies and entertainment 1,56%, serta segmen lain sebanyak 23,35%. “[Dengan layanannya], BRI terus mendukung UKM dalam penyediaan akses pembayaran digital baik melalui alat transaksi EDC maupun QRIS,” katanya.

Khusus untuk di DIY, Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY mencatat pengguna QRIS dari seluruh perbankan mencapai 821.000 pengguna per Januari 2024. Jumlah ini meningkat sebanyak 10.420 pengguna atau tumbuh 1,28% (year-to-date/ytd) dibandingkan Desember 2023. Sementara jumlah merchant pengguna QRIS dari berbagai perbankan di DIY mencapai 711.000 merchant per 12 Januari 2024. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan 4.256 merchant atau tumbuh 0,60% ytd dibandingkan Desember 2023.

Menurut Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim, transaksi non-tunai sudah menjadi kebutuhan serta solusi transaksi masyarakat saat ini. "Kami bersama dengan teman-teman perbankan terus mensosialisasikan penggunaan QRIS di merchant-nya dan di orang-orangnya atau penggunanya," katanya di sela-sela acara Ngobrol Santai Mengenai Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Bank Indonesia Terkini di Raminten Kitchen, Jogja, Kamis (7/3/2024).

Walaupun transaksi non-tunai semakin meningkat dan juga semakin disosialisasikan, BI DIY juga tetap terus memfasilitasi kebutuhan uang cash. Dua jenis transaksi tersebut sama-sama bertujuan mendukung perekonomian tetap terjaga. "Dua-duanya kami fasilitasi, intinya transaksi untuk dukung perekonomian tetap terjaga dan tidak ada gangguan terhadap sistem pembayaran. Jadi arahnya kesana, dan bagaimana kanal-kanal penggunaan QRIS di DIY baik merchant, maupun pengguna selalu kami dorong," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Senin 29 April 2024

Jogja
| Senin, 29 April 2024, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement