Advertisement

Memasyarakatkan Kombucha, Menyehatkan Masyarakat

Sirojul Khafid
Senin, 27 Februari 2023 - 07:37 WIB
Arief Junianto
Memasyarakatkan Kombucha, Menyehatkan Masyarakat Bonang menunjukkan produk kombucha miliknya. - Harian Jogja/Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Perlu riset serta percobaan panjang sampai BONS Fabriek mendapat resep yang cocok. Tujuan mereka sederhana, jangan sampai orang yang pertama mencoba kombucha menjadi kapok. Itu saja.

Masker dan hair cap sudah terpasang sempurna. Tidak lupa Bonang Setoaji mengenakan baju steril tambahan sebelum masuk ruangan yang warnanya serba putih itu. Seperti dokter yang hendak mengoperasi pasien, Bonang perlu memastikan siapa pun yang masuk ruang produksi kombucha-nya steril.

Advertisement

Di salah satu pojok ruangan, terdapat stoples besar berwarna kecokelatan. Cairan yang hanya tersisa seperempat stoples merupakan kombucha, resep hasil riset yang sudah berlangsung sejak 2018.

Meski kala itu ada hambatan berupa pecah kongsi dengan temannya, Bonang kemudian melanjutkan usaha produksi kombucha seorang diri.

Berbagai trial and error resep kombucha menjadi kegiatan sehari-hari, sembari masih bekerja sebagai karyawan di perusahaan Teknologi Informasi waktu itu.

Banyaknya percobaan, tes pasar, sampai masukan konsumen membawanya menciptakan kombucha yang lembut.

Resep ini sebagai jalan tengah agar peminum kombucha pemula tidak kaget dengan rasanya. Terlebih, kala itu kombucha masih cukup awam di kalangan masyarakat.

“Kami sadar enggak semua orang suka kombucha, ada yang bilang terlalu asem atau sparkling, besoknya tenggorakan kering, langsung batuk dan lainnya. Kami coba ranah tengah, ketemu resep ini, smooth, soft kombucha,” kata Bonang saat ditemui di rumah produksi BONS Fabriek di Pakuncen, Wirobrajan, Jogja, Selasa (14/2/2023).

Setelah resep dengan beberapa varian rasa cukup layak jual, Bonang merilis brand bernama BONS Fabriek pada Januari 2020. Varian pertama summer pink, kombucha yang membaur dengan buah naga dan nanas.

Perilisan ini tidak berselang lama sejak penemuan Covid-19 pertama di Indonesia. Kala itu, masyarakat semakin sadar untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk salah satunya dengan meminum kombucha. Penjualan BONS cukup mendapat berkah dari pandemi.

Alternatif Kesehatan

Tidak hanya stoples berisi kombucha, ada kompor, saringan, serta sari buah yang terdapat di ruang produksi. Bonang mendapat semua bahan yang dia butuhkan di Jogja, dengan sumber daya lokal.

Air, teh, gula, sampai jamur scoby bisa dia dapatkan di pasar atau supplier tertentu. Kualitas bahan baku lokal sudah mumpuni.

Setelah semua bahan tercukupi, proses selanjutnya berupa fermentasi. Kombucha hasil fermentasi berguna untuk berbagai aspek kesehatan.

BACA JUGA: Makanan Fermentasi Ternyata Punya Efek Luar Biasa Bagi Otak

Salah satunya sebagai sumber probiotik, yang bisa melancarkan percernaan. Saat pencernaan sehat, maka berpotensi menyehatkan badan juga. Adapula manfaat kombucha berupa antioksidan, membunuh bakteri jahat, mengurangi resiko serangan jantung, sampai membantu mengelola diabetes tipe 2.

Kombucha juga bisa mengganti soda serta beer. Restoran yang memiliki menu yang cocok bersanding dengan beer dan wine bisa diganti dengan kombucha. “Kami kasih opsi ini, tekstur lebih mirip, lebih sehat, dan halal,” kata pria berusia 31 tahun lulusan Amikom Jogja ini.

Produk kombucha ala BONS Fabriek./Harian Jogja-Sirojul Khafid

Dari yang awalnya satu, kini BONS sudah memiliki sembilan varian rasa. Dari yang awalnya menggunakan botol kaca, kini memakai pengemasan kaleng. Selain agar lebih menarik, penggunaan kaleng agar bisa menutupi cairan kombucha yang bisa berpegaruh pada masa penyimpanan. Dengan penyimpanan di kulkas, kombucha BONS bisa bertahan 5-6 bulan.

Produknya Melanglang Buana

Sesekali Bonang mengecek kaleng kombucha yang berada di kulkas penyimpanan. Tidak hanya di ruang produksi, kulkas penyimpanan juga ada di ruangan lain. Dalam sebulan, BONS Fabriek bisa menghasilkan 1.600 sampai 2.000 kaleng. Stok selalu tersedia. Hal ini untuk menanggulangi banyaknya pesanan namun tidak tersedia produknya, seperti pengalaman beberapa waktu lalu.

Dalam sebulan, rata-rata penjualan BONS Fabriek sebanyak 1.000 kaleng. Jumlah ini tergolong banyak dibanding saat awal-awal berdiri dengan menjual sekitar 50-100 liter. Dulu masih menggunakan sistem literan.

Semua varian harganya seragam yaitu Rp25.000. Varian best sellernya kawista pride dan summer pink. “Selain menjual secara langsung, kami juga menitipkan di berbagai café dan toko. Adapula reseller, pernah kami mengirim ke Jakarta, Bandung, Malang, Lampung, dan Bali. Yang cukup kenceng Malang sama Jakarta,” kata Bonang.

Seiring dengan perjalanan waktu, pemahaman masyarakat tentang kombucha semakin baik. Terlebih semakin banyak content creator yang mengenalkan cara pembuatan atau manfaat kombucha. BONS Fabriek satu dari sekian produsen kombucha di Jogja yang masih bertahan, saat minuman ini masih asing sampai sekarang sudah cukup familiar.

Salah satu kunci mengembangkan BONS Fabriek berupa konsistensi, terlebih pasar kombucha cukup spesifik. Kebanyakan pembeli merupakan anak muda yang memang punya konsen khusus pada makanan dan minuman sehat.

Bonang berharap ke depan bisa memproduksi produk artisan lain, sembari tetap mengembangkan produk kombucha yang sudah ada.

“Ke depan penginnya gedein tempat produksi aja, scale up produksi. Enggak mau spekulan, tiba-tiba utang duit banyak buat scale up,” katanya.

Setelah cukup mengecek berbagai hal, Bonang keluar dari ruang produksi. Masker, hair cap, dan pakaian steril dia tanggalkan.

Bonang kembali menuju meja, tempat laptopnya sudah menunggu. Dia meneruskan tetek bengek urusan usaha dengan minuman kombucha di depannya.

 

TENTANG USAHA

Nama usaha:

BONS Fabriek

Tahun berdiri:

2020

Jenis usaha:

Kuliner

Instagram:

bons.fabriek

Alamat:

Jalan Gampingan Wb1/894, RT. 50/RW. XI, Pakuncen, Wirobrajan, Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Muncul Poster Ancaman Siksa Kubur bagi Pembuang Sampah Sembarangan, Ini Penjelasan DLH Bantul

Bantul
| Kamis, 25 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement