Advertisement
BI DIY: Awas! Inflasi Berpotensi Meningkat Jelang Nataru Tahun Ini

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini, inflasi di DIY berpotensi meningkat.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Hotel Grand Mercure, Selasa (24/10/2023).
Advertisement
Dia menyebut tren inflasi sampai akhir 2023 memang cenderung menurun. Namun, inflasi itu berpotensi naik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. "Menjelang Nataru seperti November dan Desember ini harus diantisipasi bersama," ucapnya, Selasa.
Selain Nataru, kata dia, naiknya inflasi akhir tahun juga dipengaruhi oleh faktor pemicu lain, misalnya kenaikan tarif cukai hasil tembakau, dan gangguan produksi pertanian akibat El Nino. Oleh karena itu faktor penahan inflasi diharapkan bisa diperkuat bersama-sama.
Sementara terkait dengan El Nino, imbuh dia, kondisi tahun ini pada Agustus-Oktober berbeda dengan tahun lalu yang sudah mulai ada curah hujan. Kekeringan dampak dari El Nino dirasakan semua wilayah di Indonesia, termasuk DIY. Sehingga berdampak pada penurunan produksi. "Meskipun DIY secara produksi surplus, tapi ada permintaan dari berbagai daerah, menyebabkan harga beras mengalami kenaikan."
BACA JUGA: Inflasi DIY Juni 2023 Lebih Rendah dari Nasional
Lebih lanjut dia menjelaskan Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga sejak awal 2022 sampai 11 kali. Sehingga suku bunganya saat ini 5,25-5,5% jauh dibandingkan awal 2022 kisaran 0,25%. Ini menyebabkan aliran modal beralih ke negara maju.
Tekanan nilai tukar juga dirasakan hampir semua mata uang, termasuk rupiah. Diperkirakan suku bunga The Fed masih akan di level tinggi cukup lama. Sehingga menyebabkan semua negara semakin berhati-hati.
"Di Agustus tahun lalu, Pak Presiden sudah sampaikan adanya restriksi dari berbagai negara, 19 negara telah melarang ekspor dan termasuk batasi. India sebagai eksportir utama beras itu juga sudah mulai melarang, sehingga berbagai negara mengalami kesulitan ketika pasokan-pasokan komoditas utama dunia mengalami hambatan seperti itu," jelasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono mengatakan TPID DIY melakukan beberapa inisiatif dalam kerangka 4K yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif. Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam menjaga inflasi seperti operasi pasar, stabilisasi pasokan harga pangan, dan gerakan pangan murah di sisi hilir.
"Kegiatan ini melibatkan BUMN dan swasta, kegiatan ini ditujukan untuk stabilisasi harga dan pasokan hingga ke tingkat masyarakat serta untuk menahan dan menjaga dinamika harga yang berkembang," ujarnya.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyampaikan, pengendalian inflasi khususnya inflasi pangan menjadi tugas bersama yang tidak dapat diabaikan. Kenaikan harga yang tidak terkendali berpotensi merusak daya beli masyarakat dan memperdalam kesenjangan sosial.
"Langkah strategis harus ditempuh melalui peningkatan produktivitas, efisiensi produksi, perbaikan struktur pasar dan intervensi yang adil bagi semua pihak baik produsen dan konsumen. Tak kalah pentingnya kita harus bangun budaya inovasi dan memanfaatkan teknologi informasi untuk capai stabilitas inflasi yang kita kehendaki," ucap Sultan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kebijakan WFA Buat Pergerakan Penumpang Kereta Lebih Merata
- Pemerintah Bakal Bangun Rumah Subsidi untuk Nakes, Guru, Nelayan, dan Wartawan
- Bendahara Negara Yakin Lebaran Berdampak ke Pertumbuhan Ekonomi
- Juli, 70.000 Koperasi Desa Merah Putih Terbentuk
- TIPS KELOLA UANG: Jurus Atur THR untuk Keuangan yang Sehat
Advertisement

Anggota Kepolisian Polda DIY Terlibat Laka Lantas hingga Meninggal di Jalan Baru Gading Gunungkidul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kemenkes Bakal Bantu Nakes Peroleh Rumah Bersubsidi, Begini Syaratnya
- Lebaran Hari Kedua, Harga Berbagai Jenis Daging Naik
- Pengunjung Usaha Kuliner di Jogja Tak Sebanyak Lebaran Tahun Lalu
- Meski Perekonomian Sulit, Masih Banyak Warga Ngemal
- Anggota DPR: Mudik 2025 Bukti Situasi Ekonomi di Indonesia Terkendali
Advertisement
Advertisement