Advertisement
Indonesia Masih Resesi, Kemenkeu Anggap Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Indonesia masih mengalami resesi setelah realisasi produk domestik bruto (PDB) pada triwulan I/2021 minus 0,7%. Meski begitu, pemerintah mengakui pemulihan pemulihan ekonomi sudah solid.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan bahwa ekonomi Indonesia terus membaik dan konsisten sejak mengalami kontraksi terdalam pada kuartal II/2021, yaitu minus 5,32 persen.
Advertisement
“Memang hampir rata-rata negara lain di kuartal I/2021 semua meningkat. Tapi Indonesia termasuk lebih baik dari negara lain,” katanya melalui diskusi virtual, Kamis (6/5/2021).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat beberapa negara yang tumbuh yaitu China 18,3 persen, Amerika Serikat 0,4 persen, Singapura 0,2 persen, Korea Selatan 1,8 persen, Vietnam 4,5 persen, dan Hongkong 7,8 persen. Sedangkan, kawasan yang masih mengalami kontraksi adalah Uni Eropa, yaitu minus 1,7 persen.
Kunta menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga ada yang naik ataupun turun di awal tahun. Ini terlihat dari indikator pergerakan dari Google, indeks keyakinan konsumen, dan penjualan mobil.
Investasi diperkirakan menunjukkan perbaikan ditinjau dari perumbuhan positif impor, barang modal, dan konsumsi semen.
Lalu indikator sisi produksi diprediksi menunjukkan perbaikan terutam dari pertanian, manufaktur, dan perdagangan. Ini tercermin dari purchasing managers indeks (PMI) dan impor bahan baku.
Sementara perdagangan internasional diperkirakan tumbuh positif di triwulan I/2021 dengan kecenderungan net ekspor yang lebih sempit.
Di sisi lain, lembaga internasional mengubah proyeksi ekonomi global untuk 2021. International Monetary Fund (IMF) merevisi ke atas menjadi 6 persen atau naik 0,5 persen dari sebelumnya. Begitu pula Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) jadi 5,6 persen atau naik 1,6 persen.
“Ini perkembangan poisitif global. Dari sisi PMI manufaktur sudah mencpaia 55, kemudian pasar keuangan stabil, voltalitas naik turun, dan harga komoditas terus meningkat,” jelas Kunta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Tim Hukum Pemkab Bantul Dampingi Pengusutan Kasus Tanah Keluarga Bryan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Rocketindo: Lebih dari Sekadar Marketing Agency, Penyedia Layanan Omni Channel yang Mendorong Kesuksesan Brand di Indonesia
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
Advertisement