Advertisement

Promo November

Platform Start Up Hobikoe Mampu Bertahan di Masa Sulit, Ini Trik Andalannya

Abdul Hamied Razak
Senin, 03 Oktober 2022 - 21:37 WIB
Arief Junianto
Platform Start Up Hobikoe Mampu Bertahan di Masa Sulit, Ini Trik Andalannya CEO Founder Hobikoe, Mukhammad Washar Wasesa. - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Masa sulit bisnis rintisan (start up) tak membuat perusahaan Hobikoe, perusahaan start up asal Jogja ini patah arang. Untuk itu, founder Hobikoe, Mukhammad Washar Wasesa memiliki trik khsuus, yakni dengan cara kolaborasi.

Wesa, sapaan akrab Mukhammad Washar Wasesa mendirikan Hobikoe di bawah naungan PT Djaya Dipa Indonesia pada 2020 lalu. Wesa bermimpi, Hobikoe menjadi satu-satunya perusahaan rintisan kolaborasi dan transaksi barang seni, koleksi dan antik di kawasan Asia.

Advertisement

Pria kelahiran Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, 23 Juli 1983 ini mulai hijrah ke Jogja pada 2006 lalu. Dia kemudian berniat menggabungkan hobi dengan bisnis berbasis teknologi.

Salah satu kunci yang dia lakukan untuk pengembangan start up-nya adalah dengan kolaborasi. "Kami membangun kolaborasi pencinta barang antik se-Indonesia, membangun basis data kolektor dan koleksi barang antik seluruh Indonesia. Kami akan ekspansi ke Asia dan Go Internasional," kata Wesa, beberapa hari lalu.

Wesa merupakan Ketua Indonesia Antique Community, sebuah komunitas yang menaungi banyak komunitas jual beli barang antik dan Ketua Masyarakat Numismatik Indonesia (MNI) Jawa Tengah dan DIY.

BACA JUGA: Cukai Tembakau Naik, APTI Temanggung: Kami Ingin Pulih Dulu

Dia mampu mengemas platform aplikasi jual beli barang antik dan hobi bagi kolektor dan komunitas pencinta barang seni, antik dan barang koleksi lainnya.

"Platform digital ini satu-satunya di e-commerce Indonesia yang menawarkan berbagai jasa dan memfasilitasi berbagai bentuk transaksi antaranggotanya," ujar Wesa.

Sejak didirikan 24 Januari 2020, kata dia, Hobikoe membukukan pendapatan hingga sebesar Rp1 miliar dengan nilai pertumbuhan Google Analitics yang naik 15%. Platform ini ini sudah diunduh sebanyak 5.000 kali ini untuk kemudian digunakan para pencinta barang-barang antik dan kuno berburu barang koleksinya.

Untuk mengembangkan bisnisnya, Wesa menggandeng sejumlah lembaga. Mulai dari galeri seni dan koleksi Indonesia-Asia; pasar barang antik Indonesia dan Asia; galeri barang antik Indonesia dan Asia; rumah lelang barang antik Indonesia dan Asia; hingga pegadaian barang antik.

"Menurut kami, potensi atau ruang penjualan online ini sebagai salah satu jawaban atas kebutuhan dunia hobi, khususnya layanan bagi para pengguna melalui Collection Management System, Solusi Cloud Collection Management System yang aman dan terenkripsi," katanya.

Ke depan, melalui platform ini Wesa akan mengembangkan fitur Lelang. Fitur ini nantinya dikelola dengan manajemen yang mumpuni seperti kurasi; appraisal; trading dan auction; layanan uang digital; serta NFT dan blokchain dengan misi mengubah lanskap pembayaran yang pernah terjadi sebelumnya.

Sebagai informasi, pemeringkatan perushaan rintisan tahun ini, Indonesia menjadi 10 besar negara dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak di dunia.

Tercatat, 2.346 perusahaan start up dalam negeri yang menempatkan Indonesia di urutan kelima terbanyak di dunia. Jumlah ini merupakan yang terbanyak di Asia Tenggara.

Adapun di Jogja, menurut data Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), berada di urutan ke-5 dengan total 85 perusahaan,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cek Cuaca di Jogja Sabtu 23 November 2024, Waspadai Potensi Hujan Petir di Kota Jogja

Jogja
| Sabtu, 23 November 2024, 05:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement