Advertisement
BPS Catat Ekspor Impor DIY Naik di Agustus 2023

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada Agustus 2023 nilai ekspor DIY mencapai 40,1 juta dolar naik 7,22% secara bulanan atau (month-to-month/mtm) dibandingkan Juli 2023 sebesar 37,4 juta dolar. Akan tetapi secara tahunan atau (year-on-year/yoy) turun 14,50% di mana pada Agustus 2022 nilai ekspornya sebesar 46,9 juta dolar.
Ekspor DIY pada Agustus 2023 tercatat 99,50% adalah ekspor barang-barang hasil industri pengolahan. Secara bulanan mengalami peningkatan 7,26%, tapi secara tahunan turun 14,56%.
Advertisement
BACA JUGA : Disperindag DIY Membidik Pasar Ekspor Gudeg dan Salak ke Arab Saudi Tahun Depan
"Perkembangan ekspor pada Agustus 2023 mencapai 40,1 juta dolar, ini mengalami kenaikan 7,22% dibandingkan dengan kondisi Juli 2023," kata Statistisi Ahli Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono .
Pangsa ekspor paling tinggi ke Amerika Serikat (AS) dengan nilai 15,7 juta dolar atau 39,15%. Kemudian disusul Jerman dan Jepang dengan persentase masing-masing 9,23% dan 6,98%. Berdasarkan kawasan masih didominasi Uni Eropa sekitar 25,94%, sementara Asean 1,75%.
"Komoditas yang utama masih didominasi tiga komoditas yakni pakaian jadi bukan rajutan, lalu perabot, penerangan rumah, dan barang-barang dari kulit. Dari pertemuan terakhir kami dengan asosiasi pengusaha ekspor, sebenarnya punya potensi adalah kelompok barang-barang hasil makanan ini bagian yang perlu didorong untuk bisa menjadi bagian ekspor DIY," jelasnya.
Share dari tiga komoditas utama pada periode Januari - Agustus 2023 untuk pakaian jadi bukan rajutan 113,8 juta dolar atau 36,70%, perabot, penerangan rumah sebesar 37,7 juta dolar atau 12,16%, dan barang-barang dari kulit sebesar 34,6 juta dolar atau 11,16%.
"Kami juga dapat informasi bahwa ada beberapa kelompok yang cukup dominan yaitu ekspor paper bag. Ini potensi baru bagi Yogyakarta untuk jadikan paper bag bagian dari ekspor," lanjutnya.
BACA JUGA : Nilai Ekspor DIY Melesat 3,74%, Paling Tinggi ke AS
Sementara itu, perkembangan impor DIY pada Agustus 2023 mencapai 9,2 juta dolar, capaian ini sama dengan Juli 2023 atau tidak ada perubahan. Jika dibandingkan Agustus 2022 mengalami penurunan 12,38% di mana impor tahun lalu 10,5 juta dolar.
Negara asal impor DIY paling besar adalah Tiongkok dengan nilai 3,6 juta dolar atau 39,13%. Disusul Hongkong dengan nilai 2,5 juta dolar atau 27,17%, dan AS 1,1 juta dolar atau 11,96%.
"Komoditas utama yang diimpor DIY kain rajutan sebagai bahan baku komoditas ekspor meliputi 18,48% atau 1,7 juta dolar. Dan secara kumulatif kain rajutan mencapai 14,9 juta dolar [periode Januari - Agustus 2023]."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 10 KA Jarak Jauh Berhenti di Jatinegara pada 15 Juni 2025
- Direksi dan Komisaris Pertamina Diubah, Oki Muraza Jadi Wakil Dirut
- Pertamina Catat Laba Bersih Rp49,54 Triliun pada 2024
- Daftar 5 Aplikasi Trading Crypto Dengan Likuiditas Tinggi, Cek di Sini
- Dampak Kebijakan Efisiensi Prabowo, Pengusaha Hotel Mengaku Pendapatan Turun 60 Persen
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Rakernas IMA 2025 Soroti Pemasaran sebagai Kunci UMKM Tembus Pasar Global
- Panen Jagung di Bantul, Kementerian Pertanian Pastikan Tidak Akan Impor Pakan Ternak
- Driver Grab Kena Potongan Tarif Aplikasi 20 Persen, Ini Penjelasan Rincinya
- Perkuat Ekosistem Pertanian Kopi dan Kakao Berkelanjutan, Indonesia Gandeng 16 Negara
- Potongan 20 Persen Driver Grab Disebut untuk Asuransi Keselamatan
- Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Naik Hari Ini
- Musim Libur Sekolah, KAI Daop 6 Yogyakarta Beri Diskon Tiket 30 Persen
Advertisement
Advertisement